Game dengan Tingkat Kekejaman Tinggi Akan Picu Stress?

Sebagai produk kreativitas layaknya musik dan film yang tidak mengenal batas, video game memang seringkali menawarkan beberapa konten yang dianggap tidak pantas untuk mereka yang awam. Konten ketelanjangan, kekejaman yang brutal, hingga plot kontroversial memang menjadi pemandangan sehari-hari, membagi pandangan dalam dua kubu besar – mereka yang melihatnya sebagai sumber energi negatif dan yang memandangnya dalam kacamata positif. Salah satu penelitian teranyar yang dilakukan oleh Stress Research Institute di Stockholm University, Swedia, menyimpulkan bahwa untuk tipe-tipe game tertentu, efek negatif menjadi lebih kentara. Eksperimen mereka membuktikan bahwa game-game dengan tingkat kekejaman tinggi justru berpotensi memicu lebih banyak stress.
Berbeda dengan keyakinan bahwa game akan menurunkan tingkat stress, penelitian ini justru membuktikan sebaliknya. Eksperimen dilakukan pada dua kelompok berumur 13 -15 tahun: mereka yang memainkan game kejam selama 3 jam (tinggi) atau lebih dan mereka yang bermain di bawah 1 jam (rendah). Ketika diminta untuk memainkan salah satu game paling brutal – Manhunt, kedua kelompok ini memperlihatkan reaksi yang berbeda. Kelompok rendah memperlihatkan kualitas tidur yang lebih buruk, dengan tingkat kesedihan yang meningkat setelah memainkan Manhunt dibandingkan dengan kelompok tinggi. Satu persamaan? Keduanya memperlihatkan tingkat stress dan kecemasan yang lebih tinggi. Dari hasil inilah, game dengan tingkat brutalitas tinggi dianggap mampu menghasilkan stress dan memperburuk kualitas tidur gamer karena kelelahan psikologis.

Tidak hanya itu saja, dari penelitian yang sama pula, gamer yang terus memainkan game-game seperti ini juga memperlihatkan respon mental dan fisik yang lebih kebas terhadap brutalitas di dunia nyata. Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah game-game yang super kejam membuat Anda lebih sulit tidur dan merasa tertekan? Atau Anda termasuk gamer yang sudah mulai kebas terhadap format game seperti ini?