Ikuti Keinginan Gamer – EA Hapuskan Kebijakan “Online Pass”
Uang memang menjadi ujung tombak yang menggerakkan sebuah industri, begitu juga dengan yang terjadi di industri game. Terlepas dari bentuk bisnis yang memang mendasarkan diri pada kreativitas ide, game tetaplah sebuah bisnis – dimana keuntungan selalu menjadi hasil akhir yang diperhitungkan. Untuk memastikan roda ekonomi terus berputar, tidak sedikit publisher yang akhirnya kehilangan akal dan menempuh berbagai kebijakan tidak populer untuk mendulang keuntungan ekstra dari franchise yang mereka usung. Berita buruknya? Kebijakan-kebijakan ini justru lebih sering merugikan para gamer sebagai konsumen. Salah satu yang paling kontroversial? Tentu saja sistem “Online Pass” yang sempat didengungkan oleh EA.
Konsep Online Pass memaksa gamer untuk mengeluarkan uang ekstra untuk mengakses beragam fitur dan konten online di dalam sebuah game. Parahnya lagi, satu user biasanya hanya diberikan satu online pass untuk setiap game yang mereka beli, sehingga konsep seperti ini menjadi mimpi buruk bagi gamer game bekas. Tentu saja, gamer bereaksi keras terhadap pemaksaan fitur. Reaksi negatif pun meluncur dan meluas, setidaknya cukup kuat untuk akhirnya mengubah sudut pandang EA yang terkenal keras kepala. Lewat mulut sang director of Corporate Communications – John Reseburg, EA akhirnya meninggalkan dan menghapuskan kebijakan Online Pass dari semua game yang akan dirilis EA di maa depan. Reseburg menyatakan bahwa EA sadar bahwa banyak gamer yang tidak senang dengan fitur ini dan feedback yang diberikan mendorong keputusan ini.

Mengejutkan memang, namun kerasnya kritik suara gamer tampaknya juga mampu membuat publisher sebesar EA bertekuk lutut dan mendengar. So EA, can you throw away all DRM-only concept, too?