Review Headset Gaming Logitech G230: G430 Tanpa Surround!

Reading time:
Logitech G230
Headset Gaming Logitech G230

Menikmati pengalaman gaming yang paling optimal memang sangat ditentukan dari beragam faktor. Para developer berusaha menghasilkan keterikatan emosional lewat kualitas visualisasi yang kian disempurnakan dan tentu saja plot dramatis yang akan mampu memicu dilema sosial ataupun moral tersendiri. Walaupun demikian, ada beberapa elemen kecil yang sebenarnya cukup menentukan namun seringkali dipandang sebelah mata oleh gamer sendiri. Audio merupakan salah satunya. Dentuman musik pengiring dan beragam sound effect yang menemani setiap jengkal petualangan sebenarnya turut membangun atmosfer permainan yang tepat dan maksimal. Berangkat dari hal inilah, peran sebuah headset gaming menjadi alternatif peripheral yang patut untuk diperhitungkan. Seperti yang ditawarkan Logitech di G230-nya ini.

Desain dan Fitur

Desain yang ditawarkan benar-benar serupa dengan Logitech G430 - selain perbedaan warna.
Desain yang ditawarkan benar-benar serupa dengan Logitech G430 – selain perbedaan warna.
Ia juga menggunakan bahan kain dan busa untuk memastikan kenyamanan telinga Anda.
Ia juga menggunakan bahan kain dan busa untuk memastikan kenyamanan telinga Anda.

Sekilas pandang, sebagian besar gamer yang pernah melihat atau mencicipi headset Logitech G430 (seperti yang sempat kami review sebelumnya) tentu akan langsung melihat kemiripan yang kentara dengan Logitech G230 ini. Di sisi desain, hampir tidak banyak hal yang berbeda. Salah satu yang cukup mencolok tentu saja hadir dari pilihan warna yang bertolak belakang. Dibalut dengan warna hitam yang meninggakan kesan elegan, Logitech G230 memilih warna merah sebagai signature color, berbeda dengan G430 yang menjatuhkan pilihan pada warna biru. Namun, Anda tidak akan menemukan perbedaan yang signifikan di bentuk dan bahan yang digunakan oleh Logitech untuk membangun kedua headset ini.

Bagaimana dengan sisi kenyamanannya sendiri? Logitech G230 juga menjadikan bahan kombinasi busa dan kain untuk memastikan desain earpad yang nyaman digunakan kegiatan gaming yang memang harus diakui, seringkali melupakan waktu. Pilihan pada desain bahan seperti ini tentu akan membuat telinga Anda lebih nyaman dan dapat diandalkan, setidaknya meminalisir potensi panas dan keringat berlebih yang mungkin terjadi. Seperti halnya G430, Logitech juga tidak menyediakan ekstra earpad berbahan lain untuk mengakomodasi kebutuhan gamer yang memang lebih terbiasa dengan bahan sekelas karet sintetis. Suara yang dihasilkan pun terperangkap cukup baik selama Anda menikmatinya dalam batas volume yang masih terhitung wajar.

G230 boleh terbilang merupakan G430 tanpa kemampuan surround.
G230 boleh terbilang merupakan G430 tanpa kemampuan surround.
Dilengkapi dengan microphone di bagian sisi kiri untuk menjamin komunikasi dua arah yang lebih jernih ketika berkoordinasi di dalam video game atau sekedar terhubung di Skype.
Dilengkapi dengan microphone di bagian sisi kiri untuk menjamin komunikasi dua arah yang lebih jernih ketika berkoordinasi di dalam video game atau sekedar terhubung di Skype.

Jika kami terus membicarakan persamaan yang kentara antara Logitech G430 dan Logitech G230, lantas apa yang sebenarnya membedakan kedua headset andalan Logitech ini? Jawabannya terletak pada fitur andalan – Logitech G430 yang mampu menghasilkan suara 7.1 virtual surrond berkat kehadiran USB sound card yang disertakan dalam paket penjualan. Sementara itu, Logitech G230 tidak diperkuat dengan fitur tersebut. Ia hanya menawarkan port jack 3.5mm untuk memberikan kualitas audio sebatas stereo saja. Walaupun demikian, ada satu exploit menarik yang tidak sengaja kami temukan selama menjalani proses review ini.

Walaupun di atas kertas Logitech G230 diposisikan sebagai sebuah headset gaming stereo yang tidak mendukung kemampuan 7.1 virtual surround, namun potensi untuk memunculkan efek tersebut sebenarnya terbuka dengan sangat lebar. Memanfaatkan USB sound-card yang dimiliki oleh G430, driver akan secara otomatis mengenali G230 sebagai G430 dan langsung menyediakan segudang informasi dan fitur yang bisa dimodifikasi. Dengan USB sound-card yang ditawarkan oleh G430, Logitech G230 ini menjelma menjadi produk serupa dengan kualitas yang tidak banyak berbeda. Hal ini kian menarik mengingat posisinya sebagai sebuah headset gaming stereo juga membuat Logitech tidak menyuntikkan dukungan driver apapun untuk headset yang satu ini. Dengan exploit kecil yang satu ini, tidak hanya memunculkan virtual surround, Anda juga bisa mengatur equalizer secara langsung lewat driver yang sebenarnya ditujukan untuk G430. Berdasarkan pengalaman ini, tidak tertutup kemungkinan juga bahwa Anda juga dapat dapat memanfaatkan software virtual surround pihak ketiga untuk memunculkan efek yang sama di Logitech G230.

Bahan yang nyaman, Logitech G230 ini juga mengusung bentuk dan ukuran yang proporsional.
Bahan yang nyaman, Logitech G230 ini juga mengusung bentuk dan ukuran yang proporsional.
Walaupun Logitech memosisikan G230 ini sebagai headset surround, namun dengan sedikit exploit - Anda bisa membuatnya tampil dalam kualitas yang setara dengan G430.
Walaupun Logitech memosisikan G230 ini sebagai headset surround, namun dengan sedikit exploit – Anda bisa membuatnya tampil dalam kualitas yang setara dengan G430.

Tidak adanya dukungan driver resmi dari Logitech tidak lantas membuat Logitech G230 mati kutu. Jika Anda memang tidak berkesempatan untuk memanfaatkan exploit yang sempat kami utarakan sebelumnya, Anda harus berhadapan dengan beberapa titik kekurangan yang cukup terasa kentara.

Spesifikasi teknis dan fitur headset gaming Logitech G230 ini meliputi:

Headphone
Driver: 40mm
Frequency response: 20Hz-20KHz
Impedance: 32 Ohms
Sensitivity: 90dB SPL/Mw

Mic
Type: Pressure Gradient Electret Condenser
Frequency response: 50-20KHz
Sensitivity: -40dBV/Pa re: 0dB = 1 Pa, 1KHz
Test conditions: 3.0V, 2.2K Ohm

Pages: 1 2
Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

April 11, 2024 - 0

Review Dragon’s Dogma 2: RPG Tiada Dua!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon’s Dogma 2? Mengapa kami…
March 27, 2024 - 0

Menjajal DEMO Stellar Blade: Sangat Berbudaya!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh demo Stellar Blade ini? Mengapa…
March 22, 2024 - 0

Review Rise of the Ronin: Jepang Membara di Pedang Pengembara!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Rise of the Ronin ini?…
March 21, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda (Rise of the Ronin)!

Kami sempat berbincang-bincang dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda terkait…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…