Review Time & Eternity: JRPG Dengan Cita Rasa Anime Kental!

Jika kita membicarakan salah satu genre yang kian langka di industri game saat ini, maka nama besar JRPG tentu pantas untuk masuk di dalamnya. Proses pengembangan kompleks yang memakan waktu, dengan inovasi yang senantiasa harus disuntikkan ke dalamnya membuat banyak developer yang akhirnya undur diri dan lebih memilih untuk mengembangkan game-game dengan cita rasa yang lebih mainstream. Selain lebih cepat, game-game seperti ini juga akan mampu menjaring pasar yang tentu saja lebih masif. Walaupun demikian, bukan berarti genre ini mati begitu saja. Secara menakjubkan, konsol andalan Sony – Playstation 3 justru diperkuat dengan beberapa judul ini menjelang akhir hidupnya. Salah satu yang terbaru? Time & Eternity dari Imageepoch dan Statelight.
Dirilis di Jepang sebagai Tokitowa, game RPG ini akhirnya melewati proses translasi dan diadaptasikan untuk pasar di luar Jepang sebagai “Time & Eternity”. Game JRPG eksklusif untuk Playstation 3 ini memang berhasil menarik perhatian para penggemar JRPG di awal pengenalannya. Bagaimana tidak? Ketika sebagian besar game JRPG mengusung model tiga dimensi sebagai pondasi, Time & Eternity menjual kualitas visualisasi ala anime yang memesona. Tidak hanya sekedar cut-scene, namun elemen ini bahkan diadaptasikan hingga ke sistem battlenya sendiri. Gerakan ala film animasi Jepang ini akan mengalir kental sejak awal permainan.
Lantas bagaimana dengan performa Time & Eternity ini sendiri? Apakah ia mampu tampil memukau selain di sisi visualnya sendiri?
Plot

Sebuah cerita sederhana ala anime. Zack – seorang pangeran polos yang ingin terlihat senantiasa keren di depan mata para wanita akhirnya menemukan cinta senjati dan terakhirnya – seorang putri cantik bernama Toki. Berjalan bersama menuju latar, saling bertukar janji sehidup semati, pernikahan ini ternyata tidak berakhir mulus. Secara tiba-tiba, sekelompok pembunuh bayaran menyerang ritual suci ini dan menghabisi Zack seketika tanpa ampun. Namun, Toki bukanlah seorang putri kerajaaan biasa. Garis keturunan bangsawannya membuatnya memiliki kemampuan untuk kembali ke masa lalu. Berusaha menyelidiki siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini, Toki pun kembali ke masa enam bulan sebelum pernikahan. Tetap bersama Zack yang kini arwahnya bersemayam di dalam tubuh naga peliharaan Toki – Drake.
Namun ada satu rahasia lain yang belum diungkapkan Toki kepada Zack. Selain kemampuan untuk mengendalikan waktu, Toki teranyata juga menyimpan sebuah jiwa lain tubuhnya – sosok wanita lain bernama Towa. Muncul setiap kali Toki merasa terdesak, Towa dengan ciri rambut kuningnya yang khas berbagi tubuh yang sama dengan Toki, namun dengan ciri-ciri kepribadian yang sangat berbeda. Ketika Toki terlihat begitu manis dan penyayang, Towa meninggalkan kesan maskulin yang lebih kental. Perjalanan Toki – Towa dan Zack pun dimulai.




Namun menyelesaikan satu chapter dan berhasil menemukan akar dari upaya pembunuhan ini tidak lantas membuat pernikahan Toki dan Zack berjalan lancar. Untuk sebuah alasan yang misterius, malapetaka yang lain terus berulang hadir untuk mencegah mereka mengikat diri dalam pernikahan yang bahagia. Untuk kesekian kalinya Zack selalu tewas dalam setiap tragedi ini, dan akhirnya memaksa Toki – Towa untuk mengembalikan waktu dan memulai proses investigasi untuk mencari akar permasalaahn dari setiap tragedi yang ada.
Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa malapetaka terus menghantui pernikahan Toki dan Zack? Mampukah mereka akhirnya menghadapi pernikahan bahagia tanpa masalah? Semua pertanyaan ini tentu dapat Anda jawab dengan memainkan Time & Eternity ini.