Review Time & Eternity: JRPG Dengan Cita Rasa Anime Kental!
Visualisasi Jadi Pedang Bermata Dua!

Kualitas visualisasi ala anime yang begitu kental dari Time & Eternity memang akan memastikan mata Anda termanjakan dalam beberapa jam awal permainan. Namun setelah mencicipi game ini dalam waktu yang cukup lama, Time & Eternity mulai memperlihatkan kelemahan yang tidak bisa dipungkiri begitu saja, bahkan cenderung membawa game yang satu ini jatuh ke dalam level yang lebih rendah. Percaya atau tidak – perlahan namun pasti, visualisasi ini justru membuat game ini terlihat monoton dan repetitif.
Menggambar dan menggerakkan begitu banyak sendi animasi dua dimensi tentu bukan pekerjaan mudah, apalagi jika Anda harus melakukannya di sebuah genre RPG yang melekat dengan konsep dunia yang luas, lusinan karakter yang memainkan peranan penting dalam cerita, hingga gerakan gerakan serangan yang memanjakan mata. Waktu yang terbatas akhirnya memaksa Imageepoch untuk menggunakan elemen yang sama berulang kali. Anda akan menemukan cut-scene serupa yang terus diulang dengan karakter-karakter yang terlihat sama satu sama lain, sembari mencicipi varian sub-quest yang sedikit dan membosankan.


Hal yang serupa juga dirasakan di sistem battle yang ada. Walaupun menawarkan sisi animasi gerakan ala anime, namun tidak ada varian yang terasa kentara. Lebih parahnya lagi, mereka terkesan malas mendesain musuh. Anda akan bertemu paling tidak hanya 10 varian musuh yang dimodifikasi dengan warna, bentuk, dan ukuran, status dan nama baru untuk menghalangi setiap chapter Anda. Parahnya lagi? Mereka bahkan tidak ingin repot untuk menyuntikkan gerakan atau pola serangan baru. Tidak hanya desain yang serupa, mereka juga hadir dengan pola serangan yang sama, membuat kesan pertempuran yang repititif. Hanya dalam waktu singkat, Anda akan merasa bosan menjajal encounter yang ada.
Animasi yang ada juga terkadang tidak merepresentasikan perintah yang Anda suntikkan pada Toki atau Towa. Ada delay yang cukup signifikan sebelum perintah Anda dieksekusi secara sempurna, terutama ketika menyerang. Oleh karena itu, sebelum Anda didekati dan diserang oleh musuh secara membabi buta, Anda akan dituntut untuk menambahkan waktu delay ini untuk memastikan diri Anda tetap masih memiliki waktu untuk menghindari serangan yang ada.


Animasi gerakan yang terbatas, kesan yang begitu repetitif di segi desain lingkungan, karakter, dan musuh membuat visualisasi ala anime yang diusung Time & Eternity justru menjadi bumerang yang mematikan. Ia tidak mampu menawarkan adiksi dan ketertarikan yang kuat untuk membuat para gamer penggemar JRPG untuk terus bertahan memainkan game yang satu ini. Berita buruknya, waktu loading yang harus Anda tempuh dari satu tempat ke tempat lain juga tidak kalah buruknya.
Kesimpulan

Visualisasi ala anime, inilah kekuatan Time & Eternity dan menjadi satu-satunya pondasi yang membuatnya pantas untuk dilirik. Berbeda dengan genre serupa yang mungkin mengusung konsep tiga dimensi atau cell-shading, konsep kartun yang dibawa Imageepoch ini memang memberikan warna tersendiri, sesuatu yang belum pernah kami cicipi sebelumnya. Namun sayangnya, ia tidak didukung dengan elemen lain yang terhitung baik. Proses yang mungkin lebih kompleks untuk menghasilkan atmosfer ini justru dicederai oleh ketimpangan unsur lain yang tidak cukup untuk membuatnya pantas untuk disejajarkan dengan game JRPG lainnya.
Ada begitu banyak masalah yang pantas untuk dicatat dari Time & Eternity. Desain lingkungan dan musuh yang repetitif, animasi cut-scene terbatas yang terus diulang, pola serangan musuh yang bahkan tidak bervariasi, musik yang kurang menggugah, cerita yang terhitung lemah, dan kesan monoton yang mengalir kuat darinya membuat Time & Eternity gagal menempatkan diri sebagai sebuah game JRPG dengan kualitas yang pantas untuk dijajal. Imageepoch gagal mempersiapkan satu elemen krusial yang seharusnya lebih dipentingkan untuk mendefinisikan sebuah game RPG: Gameplay. Waktu loading yang harus ditempuh ketika bergerak dari satu titik ke titik destinasi selanjutnya juga menjadi kelemahan yang kian memperparah pengalaman ini.
Apakah ini berarti Time & Eternity tidak pantas untuk dilirik? Untuk Anda para penggemar anime yang penasaran dengan sebuah game JRPG yang menawarkan atmosfer seperti ini mungkin akan tertarik. Namun untuk para penggemar JRPG yang menginginkan sebuah game berkualitas yang akan menyerap Anda dalam waktu yang lama dengan petualangan epik yang menguras emosi dan waktu, Anda disarankan untuk melewatkan game yang satu ini.
Kelebihan

- Visualisasi ala anime yang keren
- Artwork yang memanjakan mata
- Distribusi peran Toki-Towa yang membuat pertarungan lebih segar
Kekurangan

- Desain yang terkesan malas – elemen yang terus berulang
- Voice acts yang tidak cocok dengan cut-scene
- Loading time yang lama
- Musik yang kurang menggugah
- Cerita yang tidak kuat
- Atmosfer yang monoton dan repetitif
Cocok untuk gamer: yang menginginkan RPG dengan cita rasa anime kental, pencinta Harem
Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan JRPG berkualitas tinggi