Review Headset Gaming Corsair Raptor H3: Usung Desain Sederhana!
Corsair Raptor H3, Seberapa Baik?

Sebagai sebuah headset gaming stereo yang hanya mengandalkan konektor jack 3.5 mm, Corsair Raptor H3 mungkin terkesan tidak istimewa, apalagi dengan beragam konten multimedia yang kini memang lebih banyak menuntut kualitas audio 5.1, setidaknya untuk merepresentasikan kualitas teater yang lebih optimal. Namun jangan pernah menganggap sebelah mata kesederhanaan seperti ini, karena Corsair Raptor H3 masih mampu memperlihatkan taji sebagai salah satu produk yang menarik untuk dilirik. Bagaimana performa yang ia tunjukkan?
Film
Kualitas yang terbatas pada fungsi stereo mungkin tidak terlihat meyakinkan, apalagi dengan kehadiran beragam film definisi tinggi yang kini menyebar luas di dunia maya. Corsair Raptor H3 tetap dapat diandalkan untuk menjajal fungsi yang satu ini. Kami menjajalnya di seri movie teranyar yang lahir dari DC Comics – Justice Light: The Flashpoint Paradox. Kisah semesta alternatif yang brutal dan tidak boleh terlewatkan kini memang memuat formula yang pas, penuh dengan percakapan yang tentunyan harus mendapatkan perhatian, dan porsi sisi aksi yang proporsional. Dengan tingkat volume yang cukup keras, Anda masih bisa mendapatkan detail suara yang baik di kedua sisi ini. Sayangnya fakta bahwa ia hadir sebagai headset stereo tentu tidak memungkinkan Anda untuk mendapatkan diferensiasi suara sekelas sebuah headset 5.1 tentunya. Ruang suara yang ia tawarkan juga terhitung sempit.
Musik
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas terkait headset yang satu ini, kami menjajalnya dengan beragam genre musik yang ada. Ada empat lagu yang dipilih untuk mewakili empat buah genre yang berbeda: Maximum The Hormone – Yoshu Fukushu (Metal), Safri Duo – Played Alive (Trance), Nobuyuki Hirakura – Blurry Eyes (Accoustic), dan X Japan – Crucify My Love (Pop Ballad). Keempat musik ini hadir dalam file MP3 128 kbps, untuk merepresentasikan kualitas yang paling banyak digunakan penikmat audio kebanyakan. Untuk genre musik yang lebih halus seperti akustik dan pop ballad yang kami uji, Corsair Raptor H3 memperlihatkan kemampuan yang terhitung luar biasa. Anda bisa mendengar lirik dan alunan instrumen yang tetap halus walaupun dalam volume yang terhitung keras. Namun begitu Anda masuk ke dalam musik dengan kebutuhan bass yang besar, ada kekurangan yang kentara. Ketika memainkan Safri Duo – Played Alive, bass terasa tertahan dan tidak “bulat”. Tidak hanya itu saja, treble juga memainkan porsi yang cukup dominan di setiap suara yang dihasilkan. Volume suaranya sendiri terhitung proporsional.
Gaming
Kita tentu tidak bisa menguji sebuah headset gaming yang jika tidak menjajalnya di fungsi utama – gaming sendiri. Kami sendiri menjajalnya di dua game dengan daya tarik yang berbeda: Bastion, sebuah game action RPG yang memang terkenal lewat kualitas audio yang luar biasa, serta game unik terbaru – Gone Home yang justru lebih menekankan diri pada kesunyian. Petikan gitar yang mengalun manis di Bastion tentu bukan tantangan yang sulit untuk ditaklukkan oleh Corsair Raptor H3 ini. Corsair Raptor H3 memastikan kebutuhan tersebut dipenuhi. Di sisi lain, Gone Home justru menuntut sensasi yang berbeda – kesunyian. Desain earpad dan kualitas yang ditawarkan headset ini berhasil memfasilitasi kebutuhan ini, dengan kemampuan menangkal suara luar yang baik. Sayangnya, bahan kulit sintetik membuatnya tidak nyaman untuk digunakan dalam waktu yang lama. Panas akan menjadi sensasi yang sering Anda temukan.
Kesimpulan

Sederhana tidak selalu berarti buruk, ini mungkin menjadi kesimpulan yang tepat untuk menggambarkan performa yang ditawarkan oleh Corsair Raptor H3 ini. Statusnya sebagai sebuah headset gaming stereo mungkin membuatnya tidak mampu memfasilitasi sebagian besar kebutuhan konten multimedia saat ini, namun bukan berarti membuat aktivitas ini tidak dapat dinikmati. Anda masih bisa mendapatkan detail suara yang baik ketika menonton film atau game kesayangan Anda. Namun untuk Anda yang menyenangi musik yang penuh dengan dentuman bass, ada sensasi yang terlewatkan jika menjadikan Corsair Raptor H3 sebagai pintu gerbang audio utama Anda. Namun untuk mencicipi game horror penuh kesunyian? Desain earpad headset yang satu ini tentu saja dapat diandalkan.
Sayangnya, ada beberapa kekurangan yang pantas untuk dicatat dari headset Corsair Raptor H3 ini. Secara fisik, ia tidak menawarkan desain yang secara kosmetik pantas untuk disebut sebuah gaming headset. Sederhana tanpa gimmick yang mampu memperkuat identitas seorang gamer, desain Corsair Raptor H3 memang harus diakui, tidak menggoda. Kekurangan lain ada pada desain earpad yang mungkin membuatnya tidak nyaman untuk digunakan dalam waktu yang lama. Suara bass yang tidak terlalu menonjol dan treble yang cukup dominan mungkin akan membuatnya tidak cocok untuk digunakan oleh telinga gamer tertentu, terutama bagi gamer yang memang lebih menginginkan kualitas audio yang seimbang.
Walaupun demikian, untuk Anda gamer yang memang tidak terlalu memerhatikan bentuk fisik headset untuk menentukan pantas atau tidaknya sebuah peripheral menyandang nama “gaming” di dalamnya, dan tentu saja tetap puas dengan kualitas audio stereo, Corsair Raptor H3 tetap bisa dijadikan sebagai alternatif. Corsair Raptor H3 ditawarkan dengan kisaran harga Rp 430.000.-.