Review The Bureau – XCOM Declassified: Mengecewakan!

Reading time:
August 30, 2013

Format Shooter – Tanpa Cita Rasa XCOM

Jika harus dibandingkan, cita rasa gameplay The Bureau memang lebih mewakili sensasi shooter ala Mass Effect.
Jika harus dibandingkan, cita rasa gameplay The Bureau memang lebih mewakili sensasi shooter ala Mass Effect.

Membicarakan XCOM sebagai sebuah franchise berarti membicarakan sebuah game strategi kompleks yang akan membuat Anda terus terikat, menyelesaikan satu misi ke misi yang lain, sembari terus memasitkan anggota satu tim Anda tetap dapat bertahan hingga akhir cerita. Konsep seperti inilah yang mungkin Anda antisipasi dari The Bureau: XCOM Declassified ini. Sayangnya, harapan ini akan langsung runtuh begitu Anda mencicipi seri ini untuk pertama kalinya.

Sebuah game third person shooter dengan elemen strategi yang disuntikkan ke dalamnya, ini tampaknya menjadi kalimat yang paling tepat untuk menggambarkan The Bureau: XCOM Declassified ini. Daripada dibandingkan dengan XCOM: Enemy Unknown yang notabene merupakan turn-based strategy murni, mekanik gameplay yang ditawarkan The Bureau memiliki kecenderungan yang lebih mirip dengan gaya gameplay game sejenis sekelas Mass Effect sebelumnya. Dari kacamata third person, Anda bisa bergerak bebas secara real-time dalam medan pertarungan dan menembak kapanpun Anda inginkan, dengan peluru yang terbatas. Anda juga bisa melakukan cover ketika tengah terdesak atau untuk sekedar memastikan resiko pertempuran yang lebih minim.

Pertempuran secara real-time ala shooter menjadi pondasi mekanik utama. Anda harus memastikan setiap peluru yang diluncurkan berakhir efektif.
Pertempuran secara real-time ala shooter menjadi pondasi mekanik utama. Anda harus memastikan setiap peluru yang diluncurkan berakhir efektif.
Sedikit elemen RPG muncul dari kemampuan Anda untuk mengakses skill tertentu selama bertarung: sekedar menghasilkan damage, buff, atau bahkan menyembuhkan diri.
Sedikit elemen RPG muncul dari kemampuan Anda untuk mengakses skill tertentu selama bertarung: sekedar menghasilkan damage, buff, atau bahkan menyembuhkan diri.

Sembari melontarkan sebanyak mungkin peluru dengan efektif, Anda juga bisa mengakses beragam skill secara real-time dengan pembatasan penggunaan dengan sistem cooldown. Tentu saja skill-skill ini memang tidak didesain hanya untuk menghasilkan damage besar secara instan, tetapi juga memunculkan buff yang menguntungkan, atau bahkan menyembuhkan tim Anda dengan cepat. Perbedaan kelas yang dimiliki oleh setiap karakter membuka ruang yang lebih luas bagi Anda untuk mengakses skill yang beragam. Format yang lebih efektif tentu saja dengan mengkombinasikan skill dari beragam kelas ini untuk menghasilkan efek yang lebih dahsyat.

Namun ada sedikit perbedaan dengan game sekelas Mass Effect, terlepas dari mekanik dasar yang sama. Cita rasa shooter lebih melekat di The Bureau karena fakta bahwa peluru Anda ditawarkan terbatas. Mekanik ini menuntut Anda untuk memanfaatkan setiap peluru dengan lebih efektif, apalagi mengingat setiap alien bergerak dengan tingkat mobilitas yang tinggi sehingga sulit dibidik. Ekstra tantangan ini mungkin akan membuat Anda cukup frustrasi, apalagi ketika usaha untuk melemparkan headshot ternyata tidak menghasilkan damage headshot yang diinginkan. Dipadukan dengan kuantitas musuh yang juga tak kalah banyak, kebutuhan untuk mengelola sumber daya juga menjadi hal yang esensial. Fakta bahwa Anda bisa mengakses senjata milik para alien juga tidak banyak membantu.

Peluru terbatas, musuh yang alot, dan kuantitas musuh yang masif akan menjadi ekstra tantangan yang tidak mudah ditaklukkan.
Peluru terbatas, musuh yang alot, dan kuantitas musuh yang masif akan menjadi ekstra tantangan yang tidak mudah ditaklukkan.
Walaupun AI companion Anda bergerak secara otomatis, Anda tetap dapat menyuntikkan perintah secara manual untuk membangun strategi pertempuran yang Anda inginkan.
Walaupun AI companion Anda bergerak secara otomatis, Anda tetap dapat menyuntikkan perintah secara manual untuk membangun strategi pertempuran yang Anda inginkan.

 

Untuk menciptakan sensasi yang lebih berimbang, Carter tidak akan bertempur sendirian. Untuk menempuh setiap misi yang ditawarkan, Anda diperkenakan untuk membawa dua anggota teammate dengan beragam kelas untuk dibawa. Di sinilah elemen strategi The Bureau “bersinar”. Kedua karakter pendukung ini memang akan lebih banyak digerakkan oleh AI, namun bukan berarti Anda tidak bisa mengendalikan mereka secara real-time. Lewat sebuah command wheel yang dapat diakses dengan cepat sembari memperlambat pertempuran yang tengah berlangsung, Anda bisa memberikan perintah kepada kedua anggota ini. Anda bisa meminta mereka untuk mengakses skill mereka, menunjuk target yang hendak ditundukkan, menggerakkan mereka ke titik tertentu untuk keuntungan strategis, dan meminta mereka berlindung. Sayangnya, sistem ini berujung mimpi buruk yang lain.

Permanent Death + Stupid AI = Nightmare!

Companion yang digerakkan oleh AI seharusnya menjadi teman terbaik Anda. Tetapi di The Bureau, ia justru menjadi mimpi buruk.
Companion yang digerakkan oleh AI seharusnya menjadi teman terbaik Anda. Tetapi di The Bureau, ia justru menjadi mimpi buruk.

Salah satu pesona terbaik dari sebuah franchise XCOM adalah fitur permanent death yang ia usung di dalamnya. Fitur yang satu ini memudahkan Anda untuk membangun keterikatan emosional yang kuat dengan setiap karakter teammate yang Anda bawa ke dalam pertarungan. Mengapa? Fakta bahwa mereka menjadi sumber daya yang berharga dan harus dipertahankan membuat Anda lebih memfokuskan perhatian untuk memastikan mereka terus hidup. Satu yang pasti, semua gamer XCOM tentu saja tidak pernah berkeinginan untuk membangun sebuah karakter companion lagi sejak awal semebari menempuh pertempuran yang kian sulit. Sayangnya, di The Bureau, fitur yang satu ini justru menjadi mimpi buruk tersendiri.

Untuk memudahkan dan menyederhanakan pengalaman gameplay yang Anda miliki, 2K memang sudah menyuntikkan AI untuk menggerakkan kedua karakter pendukung yang Anda bawa. Sayangnya, mereka sama sekali tidak adaptif dengan situasi yang Anda hadapi. Ketika dibawa dalam pertarungan, mereka hampir tidak signifikan untuk membantu Anda menyelesaikan pertarungan yang ada, dan justru menjadi “lubang hitam” yang akan membuat kian repot. Mereka akan terus berada di waktu yang salah, tempat yang salah, arah yang salah, sembari menembaki musuh yang salah, dengan tingkat akurasi salah, dan peran dalam pertempuran yang salah. Tidak ada inisiatif yang bisa Anda harapkan.

Sama sekali tidak adaptif, para Ai ini justru akan menjadi beban yang harus dipikul.
Sama sekali tidak adaptif, para Ai ini justru akan menjadi beban yang harus dipikul.
Walaupun wheel command memungkinkan Anda untuk meluncurkan perintah secara manual, reaksi para companion ini juga sering berbeda dengan yang Anda inginkan.
Walaupun wheel command memungkinkan Anda untuk meluncurkan perintah secara manual, reaksi para companion ini juga sering berbeda dengan yang Anda inginkan.
Hasilnya? Untuk menghindari permanent death dan memastikan diri Anda tidak membangun karakter pendukung dari awal, Anda akan disibukkan dengan usaha untuk menyelamatkan mereka. Resiko yang bahkan seringkali membuat Anda menjadi target utama dan tewas.
Hasilnya? Untuk menghindari permanent death dan memastikan diri Anda tidak membangun karakter pendukung dari awal, Anda akan disibukkan dengan usaha untuk menyelamatkan mereka. Resiko yang bahkan seringkali membuat Anda menjadi target utama dan tewas.

Bukankah masalah ini seharusnya teratasi dengan command wheel manual yang bisa Anda akses untuk memberikan perintah? Fitur yang satu ini memang memudahkan Anda untuk mengeluarkan skill terbaik dan membuat pertempuran menjadi lebih mudah dikendalikan, sayangnya, tidak lantas membuat mereka menjadi lebih pintar. Seolah terperangkap dengan perintah yang sudah Anda lontarkan, AI companion ini tidak memiliki kemampuan adaptasi yang bisa diandalkan. Mereka tetap berada di waktu yang salah, tempat yang salah, arah yang salah, sembari menembaki musuh yang salah, dengan tingkat akurasi yang salah, dengan peran pertempuran yang salah. Tidak yang berjalan sesuai dengan keinginan Anda.

“Biarkan saja mereka mati”, ini mungkin menjadi solusi terbaik. Namun ingat, ini bukan Mass Effect. Setiap kematian bersifat permanen, yang berarti Anda tidak akan lagi berkesempatan untuk mengakses companion yang sama di pertempuran selanjutnya. Membiarkan mereka mati berarti memaksa Anda harus mengulang proses penguatan karakter, pencarian level dan skill kembali dari awal, sementara tingkat kesulitan terus meninggi. Hasilnya? Pertempuran Anda akan lebih banyak diwarnai dengan usaha untuk menghidupkan companion yang jatuh sekarat, bergantian, dan membuat Anda terekspos pada resiko kematian yang lebih besar. Satu kata: mimpi buruk. Namun kesulitan ini akan perlahan lebih mudah ketika Anda berhasil selamat di pertempuran-pertempuran awal dan memastikan karakter Anda lebih kuat, tentu dengan ekstra skill yang lebih bisa diandalkan.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…