Review Outlast: Satu Kata – Mengerikan!

Reading time:
September 10, 2013

Kesimpulan

Outlast (32)
Outlast berhasil membuktikan diri sebagai salah satu game horror yang mampu menghadirkan ketakutan, kecemasan, dan adrenalin secara konsisten lewat visualisasi, audio, dan mekanik gameplay yang mumpuni. Kualitas yang cukup untuk membuat kami menyalakan lampu, melepaskan headset dan akhirnya memilih menggunakan speaker dengan volume kecil, dan meningkatkan brightness dan contrast maximum di setting dan televisi. Pengecut? Mungkin, tapi juga Anda harus membuktikan diri Anda cukup berani untuk memainkannya di atmosfer yang paling tepat. Mengerikan!

Sebuah tren yang tampaknya akan terus berlanjut di masa depan, ketakutan dan kecemasan yang muncul dari ketidakberdayaan Anda untuk berhadapan langsung dengan setiap ancaman yang ada adalah formula game horror yang tepat. Amnesia menjadi awal tren dan Outlast menyempurnakan sensasi tersebut. Fakta bahwa Anda hanya bisa berlari dan bersembunyi akan membuat perasaan was-was terus hadir sepanjang permainan dan anehnya, tidak bisa dinetralisir dengan cara apapun. Visualisasi yang mumpuni dengan keberhasilan menghasilkan kualitas audio yang mumpuni membuat Outlast tampil sebagai salah satu game horror terbaik di industri game saat ini. Ide untuk menyematkan kamera infra merah dan menjadikannya sebagai elemen gameplay yang krusial juga pantas untuk diacungi jempol.

Walaupun demikian ada beberapa catatan menarik yang pantas untuk ditarik dari Outlast ini. Pertama adalah ancaman yang terasa monoton. Terlepas dari beragam bentuk pasien yang Anda temui, mereka mengancam Anda hanya dengan satu cara saja – berlari mengejar dan berusaha menyudutkan Anda. Tidak ada ekstra strategi yang harus Anda tempuh untuk lari dari sumber ketakutan ini. Mencari loker dan kolong tempat tidur masih menjadi opsi terbaik. Fakta bahwa Outlast tidak secara konsisten menyuntikkan elemen jump scare di jam-jam terakhir permainan juga menjadi kelemahan tersendiri.

Namun terlepas dari semua kekurangan tersebut, Outlast berhasil membuktikan diri sebagai salah satu game horror yang mampu menghadirkan ketakutan, kecemasan, dan adrenalin secara konsisten lewat visualisasi, audio, dan mekanik gameplay yang mumpuni. Kualitas yang cukup untuk membuat kami menyalakan lampu, melepaskan headset dan akhirnya memilih menggunakan speaker dengan volume kecil, dan meningkatkan brightness dan contrast maximum di setting dan televisi. Pengecut? Mungkin, tapi juga Anda harus membuktikan diri Anda cukup berani untuk memainkannya di atmosfer yang paling tepat. Mengerikan!

Kelebihan

Horror yang tercermin kuat lewat visualisasi dan desain lingkungan yang ada.
Horror yang tercermin kuat lewat visualisasi dan desain lingkungan yang ada.
  • Visualisasi mumpuni
  • Kualitas audio yang luar biasa
  • Desain setting yang keren
  • Penerapan infra red yang tidak hanya membuat suasana menyeramkan, tetapi sinematik
  • Management penggunaan baterai sebagai ekstra tantangan
  • Mekanik gameplay tanpa kemampuan melawan balik
  • Musik yang akan membuat bulu kuduk Anda merinding

Kekurangan

Sayangnya terlepas dari semua varian musuh yang ada, ancaman terasa monoton. Mereka hadir dengan karakteristik yang sama - mengejar dan membunuh Anda dari jarak dekat. Tidak ada perbedaan strategi yang harus ditempuh untuk menanggulangi hal ini.
Sayangnya terlepas dari semua varian musuh yang ada, ancaman terasa monoton. Mereka hadir dengan karakteristik yang sama – mengejar dan membunuh Anda dari jarak dekat. Tidak ada perbedaan strategi yang harus ditempuh untuk menanggulangi hal ini.
  • Varian musuh yang monoton,  membuat Anda tidak perlu memikirkan strategi apapun, hanya cukup berlari dan bersembunyi
  • Tidak cukup event jump-scare di jam-jam akhir permainan

Cocok untuk gamer: pencinta game horror tipe Amnesia atau Slenderman

Tidak cocok untuk gamer: pengecut dan benci dengan kegelapan (seperti kami *sigh*)

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…