30 Game Paling Mengecewakan di Generasi Gaming Saat Ini!
Hampir delapan tahun sepak terjang Playstation 3, Xbox 360, Wii, dan PC memang telah melahirkan begitu banyak game yang luar biasa. Kualitas yang tidak hanya menjadi penentu bagi masa depan franchise yang memang sudah dikenal cukup lama, tetapi juga kelahiran beberapa seri baru yang berpotensi untuk terus berlanjut di masa depan. Beberapa cukup menggugah, bahkan menentukan sebuah standar baru yang belum pernah dicapai oleh game-game yang lahir di generasi sebelumnya. Perpaduan teknologi dan hasrat ini memang menjadi semangat utama, sekaligus menjadi pondasi untuk generasi selanjutnya yang ditandai dengan rilis Playstation 4 dan Xbox One ke pasaran. Sayangnya, tidak semua hadir dengan kesan yang sama.
Industri game bukanlah sebuah roda bisnis yang sempurna. Terkadang, ada banyak publisher yang lebih mementingkan kuantitas dan meluncurkan sebuah game secepat mungkin ke pasaran tanpa kontrol kualitas yang memadai. Beberapa lainnya jatuh pada pusaran mainstream, menjajal sebuah kesempatan yang sebenarnya tidak cocok untuk franchise yang mereka usung atas nama “popularitas”. Tidak sedikit game-game yang justru tampil sangat mengecewakan, apalagi setelah antisipasi besar yang sudah terbangun selama berbulan-bulan hingga tahunan. Tidak sedikit game di generasi ini yang dikritik pedas karena hal ini. Sebuah proses yang kita harapankan tidak akan lagi terjadi di masa depan.
Setelah JagatPlay sempat membahas 30 game terbaik yang pernah dirilis ke pasaran untuk generasi gaming saat ini, tidak ada momen yang lebih tepat selain menemukan sang kubu “berlawanan” yang justru tampil sangat mengecewakan karena beragam alasan yang ada. Inilah 30 game paling mengecewakan yang sempat hadir di generasi gaming saat ini!
30. Crysis 2
Sebagai sebuah game FPS, Crysis 2 bukanlah sebuah game yang buruk. Bertahan dengan cita rasa seri eprtama, beberapa inovasi bahkan disuntikkan untuk membuat pertempuran dengan nanosuit ini jauh lebih bisa dinikmati. Lantas mengapa ia masuk ke dalam list ini? Tentu saja karena antisipasi yang besar setelah melihat sepak terjang seri pertamanya. Crysis pertama adalah sebuah game FPS yang begitu luar biasa, hingga membuat PC terkuat sekalipun bertekuk lutut di hari rilisnya. Sayangnya, harapan untuk menemukan fenomena yang sama justru tercederai di Crysis 2. Terlepas dari engine baru yang digunakan, Crytek – sang developer ternyata lebih memfokuskan diri untuk mengembangkan sebuah game yang juga bisa berjalan di konsol. Hasilnya? Sebuah “identitas” yang tercoreng begitu saja.
29. Lollipop Chainsaw
Suda51 adalah salah satu developer yang memang terkenal lewat ide-ide gila yang sering divisualisasikan dengan tema yang tidak biasa. Antisipasi mengalir setelah ia mengumumkan eksistensi Lollipop Chainsaw – sebuah game action yang akan memadukan sensualitas seorang cheerleader dan tentu saja, zombie. Sayangnya, eksekusi yang ditawarkan tidak sebaik yang dipikirkan. Terlepas dari temanya yang mungkin “sugestif”, Lollipop Chainsaw hanyalah sebuah game hack and slash standar tanpa pesona yang membuatnya terasa memorable. Suda51 seolah kehilangan sentuhan “khas”nya di sini, tentu saja selain di boss fight yang tetap jempolan.
28. Fast & Furious: Showdown
Kesalahan besar memang untuk mengharapkan sebuah game adaptasi film yang bisa menggugah. Dari semua proyek seperti ini, hanya beberapa yang berhasil menawarkan kualitas yang pantas untuk dilirik. Namun di tahun 2013 ini, industri game baru kedatangan sebuah game adaptasi film yang pantas untuk dijadikan sebagai monumen bagaimana sebuah game adaptasi film seharusnya tidak dibuat. Benar sekali, kita membicarakan Fast and Furious: Showdown. Tidak hanya gameplay repetitif, voice acts buruk, mekanik membosankan, dan sound effect yang garing, game yang satu ini juga mengusung kualitas visualisasi tak ubahnya sebuah game dari satu atau dua generasi sebelumnya. Mimpi buruk.
27. Ridge Racer: Unbounded
Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi para penggemar game racing, apalagi mereka yang sempat mencicipi Ridge Racer di masa lalu, bahwa franchise kesayangan mereka ini akhirnya dilahirkan kembali lewat sebuah seri baru – Unbounded. Sayangnya, alih-alih bertemu dengan identitas Ridge Racer klasik yang selama ini mereka kenal, Unbounded justru terasa sebagai sebuah game racing arcade yang benar-benar berbeda. Bahkan jauh lebih pantas untuk menyebut game ini sebagai “Burnout-wannabe” yang sayangnya, gagal. Mengecewakan? Tentu saja.
26. Ride to Hell: Retribution
Jika ada satu game yang mampu menyaingi mimpi buruk yang ditawarkan oleh Fast and Furious: Showdown, maka Ride to Hell: Retribution menawarkan kualitas yang tidak banyak berbeda. Setelah sempat ditunda beberapa kali, game ini akhirnya “dipaksakan” rilis dengan kualitas yang cukup untuk membuat game sekelas Duke Nukem Forever tak ubahnya game AAA yang jauh lebih menarik untuk dimainkan. Mekanik battle yang begitu kaku dan “mati”, voice acts kacangan, desain karakter yang buruk, cerita tanpa dasar, segudang bug dan glitches, dan terasa sedikit sexist, membuat game ini tampil sebagai salah satu yang terburuk di tahun 2013 ini. Duka mendalam bagi semua gamer yang sempat tertarik untuk membli versi orignalnya.