30 Game Paling Mengecewakan di Generasi Gaming Saat Ini!
20. Asura’s Wrath

Membayangkan dir bertempur dengan satu musuh yang bahkan lebih besar dari dunia sendiri? Berkesmepatan menjajal perang sebagai tokoh dari mitologi Timur dan bukan lagi Barat? Pertarungan kelas berat antar para dewa yang terlihat seperti hidup di zaman Steampuk dengan teknologi yang luar biasa? Jika “iya” merupakan jawaban Anda untuk semua pertanyaan di atas, maka proyek Capcom – Asura’s Wrath memang terlihat menawan, apalagi melihat beragam teaser dan trailer awal yang mereka rilis. Namun hasilnya? Justru bertolak belakang dengan apa yang selama ini dipikirkan. Alih-alih ditawarkan sebagai sebuah game action, Asura’s Wrath ternyata mengusung genre interactive story sekelas Heavy Rain atau Beyond: Two Souls. Terlepas dari visualisasi sinematik yang epik di setiap chapter, hampir tidak banyak yang Anda lakukan selain menekan tombol yang Anda temuka di layar kaca. Sangat disayangkan.
19. Sim City

DRM adalah musuh semua gamer. Menariknya? Ada begitu banyak developer yang seolah tidak sadar dengan persepsi umum yang satu ini. Tidak hanya sekedar mencegah pembajakan, DRM justru lebih sering menjadi bumerang untuk para gamer yang berkutat dengan game-game orignal, seperti yang terjadi dengan Sim City terbaru di tahun 2013 ini. Kebutuhan untuk always-online ternyata mengudang masalah besar. Kesibukan server di awal membuat jutaan gamer di seluruh dunia tidak dapat mengakses kota mereka sejak hari pertama rilis. Tidak hanya itu saja, terlepas dari klaim bahwa DRM menyediakan fitur kota yang lebih dinamis, pengalaman kami memainkan Sim City tidak membuat fitur tersebut terlihatn signifikan. Kota yang memiliki ruang terbatas untuk berkembang juga menjadi masalah lain. Seandainya saja mereka bisa bertahan dengan format lama.
18. The Bureau: XCOM Declassified

Semakin ditunda sebuah game, semakin buruk kualitasnya. Kesimpulan yang satu ini tampaknya menjadi pemandangan umum yang acapkali terjadi selama beberapa tahun terakhir ini. Bureau: XCOM Declassified adalah salah satu contoh yang paling jelas. Beberapa kali mengalami penundaan, perubahan gaya gameplay, bahkan nama – The Bureau justru hadir dengan kualitas yang pas-pasan dan tidak sebanding dengan sang seri strategi XCOM: Enemy Unknown. AI yang buruk dan mekanik gameplay umum yang justru lebih banyak meninggalkan masalah menjadi catatan besar. Sebuah konsep baik yang tidak tereksekusi dengan sempurna.
17. Call of Juarez: The Cartel

Jika kita membicarakan Call of Juarez, maka pikiran kita tentu akan langsung menuju pada segudang seri yang menjadi dunia liar para koboi sebagai tema utama. Hal inilah yang selalu pantas untuk diantisipasi darinya. Sayangnya, entah apa yang merasuki sang developer – Techland ketika merilis The Cartel dua tahun yang lalu. Jatuh pada tren mainsteam dan seolah ingin merepresentasikan kualitas Call of Duty, Call of Juarez: The Cartel justru lebih memilih untuk menjadikan dunia modern sebagai setting utama. Pertempuran besar melawan para geng narkoba membuat semua pengalaman ini hambar, apalagi dengan susunan plot yang tidak terlalu menggugah. Untungnya, kekecewaan ini cukup terbayar manis lewat “Gunslinger” yang membawa koboi kembali sebagai tema utama.
16. Ninja Gaiden 3

Sulit, menantang, dan hampir mustahil untuk diselesaikan – ketiga persepsi inilah yang mungkin akan terus menghantui semua gamer yang sempat menjajal seri Ninja Gaiden 1 dan 2 beberapa waktu yang silam. Tidak seperti game hack and slash biasa, Anda tidak bisa hanya sekedar memukul membabi-buta untuk memenangkan game yang satu ini. Memilih timing yang tepat, melancarkan kombo dengan sabar, dan kecekatan tangan adalah syarat yang paling utama. Sayangnya, identitas ini seolah dihancurkan begitu saja lewat kehadiran Ninja Gaiden 3 – yang diakui Koei, memang ditujukan untuk menjaring lebih banyak “core” gamer dan bukan lagi sekedar hardcore. Menjadi jauh lebih mudah, jatuh pada tipikal game hack and slash yang stylish, tidak lagi menantang dan hanya meminta Anda untuk menekan tombol kombo yang sama berulang-ulang, Ninja Gaiden 3 mencederai semangat franchise yang selama ini sudah terbangun dengan susah payah.