Review Saint Seiya – Brave Soldiers: Pemuas Dahaga Para Fans!
Hanya untuk Para Fans!

Sebuah target pasar yang sangat tertutup, kalimat yang satu ini tampaknya cukup untuk menggambarkan apa yang ditawarkan Namco Bandai di Saint Seiya: Brave Soldiers ini. Bukankah seharusnya sebuah game fighting menjadi genre yang mudah untuk dimasuki oleh siapa saja? Jika kita membicarakan hal ini dari sekedar mekanik dasar yang ia tawarkan, Saint Seiya: Brave Soldiers mungkin menawarkan kesempatan untuk menjaring lebih banyak calon konsumen. Namun ketika kita hanya berkaca dari apa yang mereka tawarakn di sisi cerita dan bagaimana proses penceritaan ditawarkan, game yang satu ini belum bisa mencapai kualitas setara dengan alasan mengapa Naruto Ultimate Ninja Storm begitu dicintai. Terlampau sederhana dan kurang menawarkan sesuatu yang lebih, boleh terbilang sebagai kelemahan yang paling besar.
Bagi para fans, ini menjadi kesempatan terbesar untuk menjajal pertarungan yang selama ini Anda impikan secara interaktif. Sebagai salah satu gamer yang tumbuh dengan Saint Seiya, ada perasaan tergelitik dan mengagumkan ketika Anda yang berperan sebagai Ikki akhirnya terlibat dalam pertempuran besar melawan Ksatria Virgo – Sokka. Pertarungan ikonik yang sempat membuat kami terkagum-kagum ketika kecil ini menghasilkan sensasi nostalgia dan menyenangkan pada saat yang sama. Namun di sisi yang lain, kami mulai menyadari, bahwa sensasi seperti ini hanya akan dirasakan oleh mereka yang sudah mencicipi Saint Seiya di masa lalu. Karena bagi mereka yang tidak, Saint Seiya: Brave Soldiers akan menjadi game fighting yang sama sekali tidak menarik.


Saint Seiya: Brave Soldiers sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk menawarkan ketertarikan sekelas Naruto Ultimate Ninja Storm sebagai salah satu game adaptasi anime terbaik di pasaran, namun sayangnya gagal dimanfaatkan. Hasilnya? Justru pengalaman hambar bagi mereka yang belum pernah mengenal kata Saint Seiya sebelumnya. Menjajaki mode cerita dan terlibat dalam pertarungan besar melawan Gemini, Poseidon, dan Hades, Anda yang berharap akan menemukan visualisasi ulang definisi tinggi beragam kejadian ikonik di anime ini harus menelan pil pahit. Narasi berjalan datar dan ditampilkan hanya sekedar lewat gambar dan percakapan “kosong” saja. Tidak ada adegan sinematik yang direka ulang, tidak ada cut-scene interaktif untuk menghasilkan pengalaman yang menggugah, tidak ada sesuatu yang mengundang decak kagum. Yang ada? Hanya pertarungan dari satu chapter ke chapter lain, berulang-ulang, terus-menerus.
Di sisi gameplaynya sendiri, hampir tidak ada yang istimewa. Dibawa dalam skema pertempuran tiga dimensi dimana Anda bisa bergerak bebas mengitari ruang, Saint Seiya: Brave Soldiers terhitung dangkal. Mekanik ditawarkan sangat sederhana, dimana Anda bisa membangun kombo dengan hanya menekan satu tombol secara berulang-ulang, dengan animasi yang cukup halus. Satu tombol ditujukan untuk bergerak cepat dan menghindar, sementara lainnya mengeluarkan serangan utama Anda. Kombinasi dengan trigger di bagian atas akan menghasilkan serangan lebih kuat yang memakan bar kekuatan, tetapi memungkinkan combo serangan yang jauh lebih cepat dan mematikan. Mengumpulkan bar kekuatan hingga tiga baris, Anda bisa mengeluarkan serangan spesial nan ikonik untuk masing-masing karakter. Anda juga bisa mengakses Seventh Sense Anda untuk menghasilkan daya serang yang jauh lebih merusak.



Jika kita membicarakan anime Saint Seiya, maka kita membicarakan pertarungan dalam “arena” yang memang selalu identik dengan kerusakan dan kehancuran. Di anime, Anda selalu bertemu dengan pakaian perunggu yang hancur berantakan, rontok, penuh dengan darah. Tidak hanya itu saja, arena yang ada juga dipenuhi dengan beragam lubang raksasa untuk mengesankan seberapa dahsyat serangan yang dikeluarkan. Pesona ini juga terlewatkan oleh Saint Seiya: Brave Soldiers. Pakaian yang terlalu “rapi dan bersih” serta lingkungan yang tidak bisa dimanipulasi mengaburkan ilusi dari apa yang seharusnya bisa dicapai oleh sebuah game fighting Saint Seiya.


Para fans akan cukup senang dengan segudang karakter yang bisa Anda gunakan di versus mode. Setiap karakter utama kini hadir dengan varian pakaian yang berbeda, termasuk jurus-jurus yang mengikuti masing-masing pakaian tersebut. Sebagai contoh? Seiya memiliki pakaian perunggu, final bronze, emas, hingga God yang memang tampil luar biasa di skenario Hades. Tidak hanya itu saja, masing-masing karakter juga mengusung animasi gerak dan serangkaian serangan yang tentu saja memorable untuk Anda yang sempat mencicipi Saint Seiya di masa lalu. Sebuah pemenuhan kebutuhan para fans yang optimal, namun mungkin tidak terlalu menarik untuk mereka yang tidak familiar dengan judul yang satu ini.
Suara yang Annoying!

Lupakan sementara tentang bagaimana Saint Seiya: Brave Soldiers tidak cukup kuat menawarkan narasi untuk membuat game fighting ini terlihat menarik bagi para pendatang baru, ada satu kelemahan yang bahkan cukup untuk membuat kami angkat tangan di tengah permainan sebelum akhirnya memilih alternatif solusi yang belum pernah kami lakukan sebelumnya. Ini menjadi salah satu game fighting dengan sound effect dan voice acts paling annoying yang pernah kami temukan. Lupakan pesona voice acts Jepang yang dipertahankan, kelemahan ini terhitung sebagai salah satu yang paling fatal di sebuah game fighting.
Seberapa mengganggu? Bayangkan sebuah skenario dimana sang petarung akan secara konsisten berteriak kecil di setiap serangan. Parahnya lagi, terbatasnya kombinasi serangan membuat suara ini terus berulang-ulang, repetitif, dan menggema di telinga Anda. Sekarang kombinasikan hal ini dengan beberapa voice acts yang tidak cukup kuat, seperti Shun misalnya. Setiap teriakan yang ia teriakkan, bahkan ketika Anda mengeluarkan jurus besar Big Bang sekalipun, kstaria Andromeda ini seperti tengah terjebak dalam aktivitas toilet yang sulit selesai, sama sekali tidak menggugah. Sudah dapat bayangan? Tenang, siksaan ini belum berakhir.



Di balik semua teriakan kecil dan tidak “hidup” ini, karakter Anda dan sang musuh secara konsisten terus bertukar percakapan. Parahnya lagi? Tidak satupun percakapan ini berhubungan dengan apa yang tengah Anda lakukan di pertempuran. Seperti mengadopsi skenario Anime dan menerapkannya mentah-mentah di dalam pertarungan. Hasilnya? Tidak ada satupun suara ini yang memiliki konteks yang menarik untuk diikuti. Ini menjadi pertama kalinya kami memutuskan untuk memainkan sebuah game fighting tanpa suara sama sekali. It’s super annoying!