Review Saint Seiya – Brave Soldiers: Pemuas Dahaga Para Fans!

Reading time:
November 19, 2013

Hanya untuk Para Fans!

Game ini seolah memang didesain untuk memenuhi impian para fans saja, tidak lebih.
Game ini seolah memang didesain untuk memenuhi impian para fans saja, tidak lebih.

Sebuah target pasar yang sangat tertutup, kalimat yang satu ini tampaknya cukup untuk menggambarkan apa yang ditawarkan Namco Bandai di Saint Seiya: Brave Soldiers ini. Bukankah seharusnya sebuah game fighting menjadi genre yang mudah untuk dimasuki oleh siapa saja? Jika kita membicarakan hal ini dari sekedar mekanik dasar yang ia tawarkan, Saint Seiya: Brave Soldiers mungkin menawarkan kesempatan untuk menjaring lebih banyak calon konsumen. Namun ketika kita hanya berkaca dari apa yang mereka tawarakn di sisi cerita dan bagaimana proses penceritaan ditawarkan, game yang satu ini belum bisa mencapai kualitas setara dengan alasan mengapa Naruto Ultimate Ninja Storm begitu dicintai. Terlampau sederhana dan kurang menawarkan sesuatu yang lebih, boleh terbilang sebagai kelemahan yang paling besar.

Bagi para fans, ini menjadi kesempatan terbesar untuk menjajal pertarungan yang selama ini Anda impikan secara interaktif. Sebagai salah satu gamer yang tumbuh dengan Saint Seiya, ada perasaan tergelitik dan mengagumkan ketika Anda yang berperan sebagai Ikki akhirnya terlibat dalam pertempuran besar melawan Ksatria Virgo – Sokka. Pertarungan ikonik yang sempat membuat kami terkagum-kagum ketika kecil ini menghasilkan sensasi nostalgia dan menyenangkan pada saat yang sama. Namun di sisi yang lain, kami mulai menyadari, bahwa sensasi seperti ini hanya akan dirasakan oleh mereka yang sudah mencicipi Saint Seiya di masa lalu. Karena bagi mereka yang tidak, Saint Seiya: Brave Soldiers akan menjadi game fighting yang sama sekali tidak menarik.

Bagi para penggemar seri animenya seperti kami, Brave Soldiers menjadi kesempatan terbaik untuk mereka ulang pertempuran epik di seri anime dahulu, yang kini berjalan interaktif. Favorit kami? Tidak lain adalah pertempuran epik antara Phoenix dan Virgo.
Bagi para penggemar seri animenya seperti kami, Brave Soldiers menjadi kesempatan terbaik untuk mereka ulang pertempuran epik di seri anime dahulu, yang kini berjalan interaktif. Favorit kami? Tidak lain adalah pertempuran epik antara Phoenix dan Virgo.
Anda yang mengharapkan cut-scene sinematik dengan engine game ini boleh gigit jari. Narasi cerita berjalan sangat hambar dengan hanya memuat potongan gambar-gambar dan percakapan yang kosong.
Anda yang mengharapkan cut-scene sinematik dengan engine game ini boleh gigit jari. Narasi cerita berjalan sangat hambar dengan hanya memuat potongan gambar-gambar dan percakapan yang terasa hampa.

Saint Seiya: Brave Soldiers sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk menawarkan ketertarikan sekelas Naruto Ultimate Ninja Storm sebagai salah satu game adaptasi anime terbaik di pasaran, namun sayangnya gagal dimanfaatkan. Hasilnya? Justru pengalaman hambar bagi mereka yang belum pernah mengenal kata Saint Seiya sebelumnya. Menjajaki mode cerita dan terlibat dalam pertarungan besar melawan Gemini, Poseidon, dan Hades, Anda yang berharap akan menemukan visualisasi ulang definisi tinggi beragam kejadian ikonik di anime ini harus menelan pil pahit. Narasi berjalan datar dan ditampilkan hanya sekedar lewat gambar dan percakapan “kosong” saja. Tidak ada adegan sinematik yang direka ulang, tidak ada cut-scene interaktif untuk menghasilkan pengalaman yang menggugah, tidak ada sesuatu yang mengundang decak kagum. Yang ada? Hanya pertarungan dari satu chapter ke chapter lain, berulang-ulang, terus-menerus.

Di sisi gameplaynya sendiri, hampir tidak ada yang istimewa. Dibawa dalam skema pertempuran tiga dimensi dimana Anda bisa bergerak bebas mengitari ruang, Saint Seiya: Brave Soldiers terhitung dangkal. Mekanik ditawarkan sangat sederhana, dimana Anda bisa membangun kombo dengan hanya menekan satu tombol secara berulang-ulang, dengan animasi yang cukup halus. Satu tombol ditujukan untuk bergerak cepat dan menghindar, sementara lainnya mengeluarkan serangan utama Anda. Kombinasi dengan trigger di bagian atas akan menghasilkan serangan lebih kuat yang memakan bar kekuatan, tetapi memungkinkan combo serangan yang jauh lebih cepat dan mematikan. Mengumpulkan bar kekuatan hingga tiga baris, Anda bisa mengeluarkan serangan spesial nan ikonik untuk masing-masing karakter. Anda juga bisa mengakses Seventh Sense Anda untuk menghasilkan daya serang yang jauh lebih merusak.

Pertarungan berjalan dengan mekanik yang sederhana dalam dunia tiga dimensi yang menawarkan pergerakan yang bebas.
Pertarungan berjalan dengan mekanik yang sederhana dalam dunia tiga dimensi yang menawarkan pergerakan yang bebas.
Seperti game fighting dengan konsep serupa, Anda bisa melakukan banyak gerakan standar yang tidak terlalu kompleks untuk mencapai kemenangan. Puncaknya? Ketika Anda mengeluarkan jurus andalan setiap karakter yang ada.
Seperti game fighting dengan konsep serupa, Anda bisa melakukan banyak gerakan standar yang tidak terlalu kompleks untuk mencapai kemenangan. Puncaknya? Ketika Anda mengeluarkan jurus andalan setiap karakter yang ada.
Sayangnya terlepas dari semua efek serangan mematikan yang dilancarkan, tidak ada efek kerusakan di sisi kosmetik. Cukup mengaburkan sensasi Saint Seiya yang selama ini kita kenal.
Sayangnya terlepas dari semua efek serangan mematikan yang dilancarkan, tidak ada efek kerusakan di sisi kosmetik. Cukup mengaburkan sensasi Saint Seiya yang selama ini kita kenal.

Jika kita membicarakan anime Saint Seiya, maka kita membicarakan pertarungan dalam “arena” yang memang selalu identik dengan kerusakan dan kehancuran. Di anime, Anda selalu bertemu dengan pakaian perunggu yang hancur berantakan, rontok, penuh dengan darah. Tidak hanya itu saja, arena yang ada juga dipenuhi dengan beragam lubang raksasa untuk mengesankan seberapa dahsyat serangan yang dikeluarkan. Pesona ini juga terlewatkan oleh Saint Seiya: Brave Soldiers. Pakaian yang terlalu “rapi dan bersih” serta lingkungan yang tidak bisa dimanipulasi mengaburkan ilusi dari apa yang seharusnya bisa dicapai oleh sebuah game fighting Saint Seiya.

Ada segudang karakter ikonik yang bisa Anda gunakan dalam mode versus di Brave Soldiers. Masing-masing tentu hadir dengan karakteristiknya masing-masing.
Ada segudang karakter ikonik yang bisa Anda gunakan dalam mode versus di Brave Soldiers. Masing-masing tentu hadir dengan karakteristiknya masing-masing.
Bagi para fans, momen-momen seperti ini adalah salah hal yang paling Anda nantikan. Namun untuk mereka yang tidak familiar, pesona ini tampaknya tidak akan cukup kuat untuk membuat Anda terkagum-kagum.
Bagi para fans, momen-momen seperti ini adalah salah hal yang paling Anda nantikan. Namun untuk mereka yang tidak familiar, pesona ini tampaknya tidak akan cukup kuat untuk membuat Anda terkagum-kagum.

 

Para fans akan cukup senang dengan segudang karakter yang bisa Anda gunakan di versus mode. Setiap karakter utama kini hadir dengan varian pakaian yang berbeda, termasuk jurus-jurus yang mengikuti masing-masing pakaian tersebut. Sebagai contoh? Seiya memiliki pakaian perunggu, final bronze, emas, hingga God yang memang tampil luar biasa di skenario Hades. Tidak hanya itu saja, masing-masing karakter juga mengusung animasi gerak dan serangkaian serangan yang tentu saja memorable untuk Anda yang sempat mencicipi Saint Seiya di masa lalu. Sebuah pemenuhan kebutuhan para fans yang optimal, namun mungkin tidak terlalu menarik untuk mereka yang tidak familiar dengan judul yang satu ini.

Suara yang Annoying!

Kelemahan paling fatal? Kualitas audio di semua lini yang justru terasa sangat mengganggu.
Kelemahan paling fatal? Kualitas audio di semua lini yang justru terasa sangat mengganggu.

Lupakan sementara tentang bagaimana Saint Seiya: Brave Soldiers tidak cukup kuat menawarkan narasi untuk membuat game fighting ini terlihat menarik bagi para pendatang baru, ada satu kelemahan yang bahkan cukup untuk membuat kami angkat tangan di tengah permainan sebelum akhirnya memilih alternatif solusi yang belum pernah kami lakukan sebelumnya. Ini menjadi salah satu game fighting dengan sound effect dan voice acts paling annoying yang pernah kami temukan. Lupakan pesona voice acts Jepang yang dipertahankan, kelemahan ini terhitung sebagai salah satu yang paling fatal di sebuah game fighting.

Seberapa mengganggu? Bayangkan sebuah skenario dimana sang petarung akan secara konsisten berteriak kecil di setiap serangan. Parahnya lagi, terbatasnya kombinasi serangan membuat suara ini terus berulang-ulang, repetitif, dan menggema di telinga Anda. Sekarang kombinasikan hal ini dengan beberapa voice acts yang tidak cukup kuat, seperti Shun misalnya. Setiap teriakan yang ia teriakkan, bahkan ketika Anda mengeluarkan jurus besar Big Bang sekalipun, kstaria Andromeda ini seperti tengah terjebak dalam aktivitas toilet yang sulit selesai, sama sekali tidak menggugah. Sudah dapat bayangan? Tenang, siksaan ini belum berakhir.

Teriakan-teriakan kecil repetitif setiap kali sebuah serangan dilancarkan benar-benar menjadi polusi suara tersendiri.
Teriakan-teriakan kecil repetitif setiap kali sebuah serangan dilancarkan benar-benar menjadi polusi suara tersendiri.
Tidak hanya itu saja, percakapan dalam pertarungan yang seringkali berada di luar konteks dari apa yang tengah terjadi juga mengudang tanda tanya.
Tidak hanya itu saja, percakapan dalam pertarungan yang seringkali berada di luar konteks dari apa yang tengah terjadi juga mengudang tanda tanya.
Brave Soldiers menjadi game fighting pertama yang kami mainkan lebih nyaman tanpa suara. Benar sekali, separah itu!
Brave Soldiers menjadi game fighting pertama yang kami mainkan lebih nyaman tanpa suara. Benar sekali, separah itu!

 

Di balik semua teriakan kecil dan tidak “hidup” ini, karakter Anda dan sang musuh secara konsisten terus bertukar percakapan. Parahnya lagi? Tidak satupun percakapan ini berhubungan dengan apa yang tengah Anda lakukan di pertempuran. Seperti mengadopsi skenario Anime dan menerapkannya mentah-mentah di dalam pertarungan. Hasilnya? Tidak ada satupun suara ini yang memiliki konteks yang menarik untuk diikuti. Ini menjadi pertama kalinya kami memutuskan untuk memainkan sebuah game fighting tanpa suara sama sekali. It’s super annoying!

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…