Review LEGO Marvel Super Heroes: Formula Klasik yang Tetap Berhasil!

Reading time:
November 4, 2013
LEGO Marvel Super Heroes (2)

Prejudice memang menjadi bagian yang tidak dipisahkan dari setiap game LEGO yang diluncurkan oleh TT Games ke pasaran selama beberapa tahun terakhir ini. Bentuk yang imut, mekanik gameplay platformer yang terhitung sangat sederhana, dan tentu saja permainan warna yang cerah memang mengesankan game anak-anak yang begitu kuat. Tidak mengherankan jika banyak gamer cukup umur yang melewatkan begitu banyak seri game LEGO karena prasangka ini, terlepas dari fakta ia diciptakan untuk semua umur. Kesempatan untuk kembali menjajal franchise yang satu ini hadir lewat kehadiran seri teranyar – LEGO Marvel Super Heroes.

Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah mendapatkan sedikit gambaran akan apa yang ditawarkan oleh seri yang satu ini. Mengikuti sukses LEGO Batman 2 yang berhasil memuat karakter-karakter superhero Justice League dari DC Comics, TT akhirnya memenuhi impian sebagian besar pencinta komik, terutama setelah kesuksesan film The Avengers di layar lebar. Mimpi untuk mengumpulkan sebagian besar karakter hero dan villain ikonik dari produk Marvel akhirnya berhasil diwujudkan di seri yang satu ini. Ini menjadi kesempatan pertama untuk tidak hanya menikmati sepak terjang The Avengers, tetapi juga kelompok superhero Marvel lainnya seperti X-Men dan Fantastic Four.

Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Marvel Super Heroes ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai formula klasik yang tetap berhasil?

Plot

Setelah menyerang SIlver Surfer dan berhasil mendapatkan kepingan Cosmic Bricks, Dr. Doom berambisi menciptakan senjata mematikan.
Setelah menyerang SIlver Surfer dan berhasil mendapatkan kepingan Cosmic Bricks, Dr. Doom berambisi menciptakan senjata mematikan – Doom Ray of Doom

Sebagai sebuah game platformer yang menyenangkan, plot memang tidak pernah menjadi bagian besar dan daya tarik sebuah seri LEGO. Hal yang sama tampaknya juga terjadi di LEGO Marvel Super Heroes. Dengan begitu luasnya semesta Marvel yang sebenarnya bisa dieksploitasi, TT Games lebih memilih untuk menghadirkan jalinan plot yang terhitung klise untuk sebuah game superhero, bahkan cenderung mengikuti sepak terjang versi filmnya. Perjuangan untuk menyelamatkan dunia akhirnya dimulai.

Sebagai kaki tangan Galactus, salah satu entitas terkuat di semesta Marvel, Silver Surfer memang seringkali mengemban tugas berbahaya yang menarik banyak pihak yang lain. Tugasnya untuk membawa Cosmic Brick ke bumi memancing keserakahan Dr. Doom untuk menyerang dan mencuri kubus penuh kekuatan tersebut. Lewat energi yang dihasilkan oleh item yang satu ini, Doom berusaha menciptakan sebuah senjata berbahaya bernama “Doom Ray of Doom” dan menguasai dunia. Sebuah ambisis yang tentu saja tidak akan mudah untuk direalisasikan sendiri, apalagi ketika rencana ini berhasil diendus oleh Nick Fury – direktur dari S.H.I.E.L.D sendiri.

Dengan ancaman besar di depan mata, Nick Fury mulai meminta bantuan semua superhero Marvel untuk mengatasi ancaman ini.
Dengan ancaman besar di depan mata, Nick Fury mulai meminta bantuan semua superhero Marvel untuk mengatasi ancaman ini.
Tidak hanya The Avengers, kelompok superhero yang lain seperti X-Men dan Fantastic Four juga bergabung di perang besar ini.
Tidak hanya The Avengers, kelompok superhero yang lain seperti X-Men dan Fantastic Four juga bergabung di perang besar ini.
Let the epic fight begins!
Let the epic fight begins!

Namun Doom tidak sendiri, ia meminta segudang tokoh super villain untuk menjadikan pecahan Cosmic Brick sebagai target utama. Di ujung resiko kehancuran dunia inilah, Fury akhirnya memutuskan untuk tidak hanya memanggil The Avengers, tetapi juga sebagian besar superhero dari semesta Marvel untuk menghindari ancaman dari Doom ini. Misi utama untuk mencuri kembali Cosmos Brick dari tangan yang tidak bertanggung jawab pun dimulai.

Berhasilkan para superhero Marvel mengemban tugas suci ini? Apa itu Cosmic Bricks dan mengapa Galactus meminta Silver Surfer mengirimnya ke bumi? Semua pertanyaan ini tentu saja bisa Anda jawab setelah memainkan game yang satu ini.

Pages: 1 2 3
Load Comments

PC Games

September 8, 2023 - 0

Review HoneyCome: Kelewat Nakal, Kelewat Mahal!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh HoneyCome? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
July 12, 2023 - 0

Review DOTA 2 (Edisi 10 Tahun): Masih Ketagihan!

Bagaimana sensasi memainkan DOTA 2 di usianya yang kini menginjak…
April 6, 2023 - 0

Review Troublemaker: Hasrat Tinggi tapi Impotensi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Troublemaker di versi akhir? Apa…
January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…

PlayStation

September 20, 2023 - 0

Review The Crew Motorfest: Aloha, Mari Balap Bahagia!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh The Crew Motorfest? Mengapa kami…
September 13, 2023 - 0

Review Baldur’s Gate 3: Emang Boleh RPG Sekeren dan Seadiktif Ini?

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Baldur’s Gate 3? Mengapa kami…
September 8, 2023 - 0

Review Sea of Stars: Paket Lengkap Rasa Klasik!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Sea of Stars? Mengapa kami…
August 30, 2023 - 0

Review Armored Core VI – Fires of Rubicon: Api itu Membara Terang Kembali!

Apa yang sebenarnya ditawar kan oleh Armored Core VI: Fires…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…