Review LEGO Marvel Super Heroes: Formula Klasik yang Tetap Berhasil!

Reading time:
November 4, 2013

Kesimpulan

LEGO Marvel Super Heroes (136)
LEGO Marvel Super Heroes berhasil membuktikan diri sebagai sebuah seri game yang tidak boleh terlewatkan. Bentuk yang imut tidak lantas memosisikannya sebagai sebuah game anak-anak yang pantas untuk diremehkan. Bertolak belakang, ia mungkin akan menjadi pemuas dahaga untuk para pencinta komik dan film Marvel yang selama ini memang memimpikan sebuah game Marvel yang pantas untuk dinikmati dan dicintai. Luar biasa!

LEGO Marvel Super Heroes mungkin memang tidak menawarkan hal baru nan inovatif yang signifikan jika dibandingkan dengan seri-seri sebelumnya, namun formula klasik ini tetap berhasil. Seperti kata ungkapan klasik, “If it ain’t broke, don’t fix it”. Pesona platfomer yang tetap menyenangkan, adaptasi open-world, dan mode multiplayer split-screen memang menjadi fitur yang pantas untuk dilirik. Namun pesona utamanya tentu ada pada keberhasilan TT Games untuk membangun sebuah dunia dan petualangan Marvel yang kita inginkan. Setiap karakter yang hadir dengan move set unik dan merepresentasikan jati diri mereka masing-masing, dunia yang dibangun detail, serta beberapa event epik yang akan membuat Anda jatuh cinta menjadi alasan mengapa LEGO Marvel Super Heroes boleh dikatakan, sebagai salah satu game Marvel terbaik di pasaran.

Walaupun demikian, ada beberapa catatan yang pantas untuk ditarik dari game yang satu ini. Untuk para gamer yang cepat bosan, gameplay yang ditawarkan mungkin akan terasa sangat repetitif, apalagi jika Anda terus berhadapan dengan gaya penyelesaian puzzle yang sama dan terus berulang. Hasilnya? Seiring dengan waktu progress Anda, gameplay yang sudah mudah pada awalnya justru semakin mudah untuk diselesaikan dan ditebak, menihilkan sama sekali potensi tantangan ketika Anda sudah beberapa jam memasuki permainan. Ada kekecewaan tersendiri di sisi musik, yang walaupun berhasil terbangun optimal, terasa kurang dimanfaatkan. Mimpi untuk mendengar intro berat Black Sabbath – Iron Man ketika mengeksplorasi kota dengan armor kuning merah ini tidak terpenuhi. Sayang sekali.

Walaupun demikian, terlepas dari semua keluhan di atas, untuk kesekian kalinya, LEGO berhasil membuktikan diri sebagai sebuah seri game yang tidak boleh terlewatkan. Bentuk yang imut tidak lantas memosisikannya sebagai sebuah game anak-anak yang pantas untuk diremehkan. Bertolak belakang, ia mungkin akan menjadi pemuas dahaga untuk para pencinta komik dan film Marvel yang selama ini memang memimpikan sebuah game Marvel yang pantas untuk dinikmati dan dicintai. Luar biasa!

Kelebihan

Detail visual yang lebih apik.
Detail visual yang lebih memanjakan mata.
  • Visualisasi yang lebih baik
  • Ratusan karakter Marvel yang bisa digunakan
  • Open-world yang terintegrasi dalam gameplay
  • Mode multiplayer split-screen
  • Game platformer klasik yang tetap dipertahankan
  • Desain dunia yang memesona
  • Humor khas yang tetap menggelitik tawa

Kekurangan

Pilihan untuk menggunakan voice acts dan bukannya sound effect khas LEGO masa lalu justru harus dibayar dengan akting yang terkadang, terasa sangat hambar.
Pilihan untuk menggunakan voice acts dan bukannya sound effect khas LEGO masa lalu justru harus dibayar dengan akting yang terkadang, terasa sangat hambar.
  • Voice acts yang  kurang hidup
  • Plot klise
  • Gameplay yang tidak menantang
  • Potensi repetitif untuk gamer yang mudah bosan
  • Musik yang seharusnya masih bisa dioptimalkan

Cocok untuk gamer: pencinta semesta Marvel, penggemar LEGO, yang ingin mengenalkan video game untuk anggota keluarga lain yang di bawah umur

Tidak cocok untuk gamer: hardcore yang butuh ekstra tantangan, pembenci game dengan desain imut

Pages: 1 2 3
Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

March 27, 2024 - 0

Menjajal DEMO Stellar Blade: Sangat Berbudaya!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh demo Stellar Blade ini? Mengapa…
March 22, 2024 - 0

Review Rise of the Ronin: Jepang Membara di Pedang Pengembara!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Rise of the Ronin ini?…
March 21, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda (Rise of the Ronin)!

Kami sempat berbincang-bincang dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda terkait…
March 19, 2024 - 0

Review Unicorn Overlord: Kuda, Tahta, Wanita!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Unicorn Overlord ini? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…