Review Papers, Please: Memeras Otak dan Emosi!

Reading time:
December 4, 2013
Papers Please (1)

Bulan Desember 2013 memang menjadi bulan yang terhitung “pahit” untuk semua gamer di seluruh dunia. Bagaimana tidak? Setelah berhadapan dengan segudang game-game super keren dan bahkan peluncuran konsol generasi terbaru selama beberapa bulan terakhir, Desember justru menjadi bulan yang begitu kering. Sebagian besar publisher tampaknya lebih memilih untuk menahan diri dan merilis game-game andalan mereka di kuartal pertama tahun 2014 mendatang. Tidak ingin patah semangat dan justru membuat bulan tampil membosankan, momen seperti ini menjadi waktu terbaik untuk menjajal game-game super keren yang sempat terlewati oleh JagatPlay. Salah satunya? Game indie yang sempat menarik perhatian dunia – Papers, Please.

Mengikuti jejak game indie pada umumnya, Anda tentu tidak bisa berharap bertemu dengan sebuah game dengan kualitas visual memesona sekelas game-game di kelas mainstream. Pesona utamanya terletak pada keberanian sang developer – Lucas Pope untuk mengeksploitasi sebuah tema dan gameplay yang belum pernah diterapkan di industri game sebelumnya. Keunikan ini kemudian dipadukan dengan gaya cerita dan beragam konten penuh kejutan, menghasilkan salah satu game indie terbaik di pasaran – Papers, Please. Pesona seperti apa yang ia tawarkan? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game indie yang akan memeras otak dan emosi Anda? Kita akan membahasnya lebih dalam di review kali ini.

Plot

Selamat datang di Arstotzka!
Selamat datang di Arstotzka!

Sebagian besar game yang dirilis ke pasaran selama satu dekade terakhir selalu memosisikan Anda sebagai seorang karakter utama dengan kemampuan yang luar biasa. Anda sudah berperan sebagai seorang pasukan militer elite, demon hunter, knight, bajak laut, robot dari masa depan, bandit, koboi, penyihir, hingga tokoh kriminal yang tampaknya menjadikan kekerasan sebagai media solusi dari semua masalah yang ada. Mencabut nyawa demi nyawa, menumpahkan lebih banyak darah, dan akhirnya keluar menjadi pemenang. Namun di Papers, Please, Anda dibawa menjalani sebagai seorang petugas perbatasan biasa, yang berusaha bertahan hidup.

Anda akan berperan sebagai petugas imigrasi sebuah negara fiktif yang terinspirasi dari Eropa Timur – Artotzka yang ditempatkan di wilayah perbatasan. Setelah bertempur selama 6 tahun dengan negara tetangga Kolechia, Artotzka akhirnya berhak menguasai sebuah kota perbatasan bernama Grestin. Tugas Anda sederhana. Seperti judul yang diusung game ini, Anda hanya perlu memeriksa setiap imigran yang berusaha masuk ke dalam Artotzka, mengecek dokumen yang mereka berikan dan memutuskan apakah mereka berhak masuk ke dalam negara tercinta ataupun tidak.

Anda akan berperan sebagai petugas imigrasi yang akan mengecek dokumen dan menentukan apakah seseorang berhak melewati perbatasan atau tidak.
Anda akan berperan sebagai petugas imigrasi yang akan mengecek dokumen dan menentukan apakah seseorang berhak melewati perbatasan atau tidak.
Si stempel yang menentukan!
Si stempel yang menentukan!

Namun tidak hanya sekedar memberikan stempel persetujuan dan penolakan, karena setiap invididu yang berusaha masuk ke dalam Artotzka selalu memiliki agendannya sendiri. Agenda yang akan mengancam tidak hanya negara Anda, tetapi juga satu-satunya pekerjaan yang Anda miliki untuk menopang kehidupan keluarga Anda sendiri. Sebuah simulasi kehidupan di dunia nyata pun dimulai. Sebuah representasi dimana “kebahagiaan” adalah sebuah konsep kompleks yang tidak akan mudah dicapai begitu saja.

Pages: 1 2 3
Load Comments

PC Games

November 22, 2023 - 0

Menjajal Pre-Alpha RIFTSTORM: Ini Beneran Game Indonesia??!

Aksi jajal demo pre-alpha RIFTSTORM kami membangkitkan rasa optimisme tinggi.
November 17, 2023 - 0

Menjajal DEMO Whisper Mountain Outbreak: Game Multiplayer Lokal Potensial!

Game Indonesia terbaru dari Toge Productions - Whisper Mountain Outbreak…
October 11, 2023 - 0

Menikmati Restoran Honkai Star Rail Jakarta: Si Kereta Bintang Akhirnya Tiba!

Restoran Honkai Star Rail akhirnya tiba di Jakarta! Bagaimana suasananya?
September 8, 2023 - 0

Review HoneyCome: Kelewat Nakal, Kelewat Mahal!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh HoneyCome? Mengapa kami menyebutnya sebagai…

PlayStation

November 23, 2023 - 0

Review Tales of Arise – Beyond The Dawn: Potensi yang Tak Digali!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Tales of Arise - Beyond…
November 13, 2023 - 0

Review Like a Dragon Gaiden: Seperti Sebuah Mimpi!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Like a Dragon Gaiden: The…
November 8, 2023 - 0

Review Alan Wake 2: Game Supernatural Super!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Alan Wake 2 ini? Mengapa…
November 6, 2023 - 0

Review Call of Duty – Modern Warfare III (Campaign): Jelas Semakin Malas!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign Call of Duty…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…