Review Killzone – Shadow Fall: Ajang Pamer Visual Playstation 4!
Hal yang Sama di Mode Multiplayer

Hampir sebagian besar game FPS yang ditawarkan industri game selama beberapa tahun terakhir ini memang didesain tidak hanya untuk memesona di mode single player dengan segudang cerita dan dramatisasi yang ada, tetapi juga dalam ranah kompetitif dengan desain mode multiplayer yang selalu menemani beragam judul besar. Sebagai pendatang baru di generasi teranyar, tentu saja menarik untuk melihat konsep seperti apa yang ditawarkan oleh Guerilla Games di mode multiplayer Killzone: Shadow Fall. Apakah peningkatan performa yang lebih signifikan akan menghasilkan sesuatu yang inovatif? Sayangnya tidak.


Mode multiplayer Killzone: Shadow Fall menawarkan cita rasa sebuah game FPS kompetitif yang berfokus pada pertempuran jarak dekat. Seperti sebagian besar game FPS saat ini, pertempuran besar antara Helghan dan Vekta tetap menjadi tema utama, dengan sebagian besar map pertempuran didasarkan pada medan ikonik yang juga Anda temukan di single player. Konsepnya sendiri hampir serupa. Anda hanya harus memilih satu dari tiga kelas yang ada – Scout, Assault, dan Support, yang masing-masing akan mengemban kemampuan uniknya sendiri. Scout akan mampu berkamuflase untuk membunuh secara stealth, sementara Assault dibangun untuk berperan di garis depan. Dan seperti namanya, Support akan menjadi ujung tombak untuk memastikan alur pertempuran berjalan lebih lama, dengan membangun jalur supply, recon point, atau menghidupkan teammate lain yang berada di ujung krisis. Kustomisasi setiap kelas dengan senjata dan perk berbeda juga dimungkinkan.
Dari sisi teknis, Anda akan nyaman untuk menikmati mode multiplayer Killzone: Shadow Fall berkat dukungan framerate stabil dan kualitas visual yang ia tawarkan. Namun ada beberapa kekurangan yang cukup kami rasakan selama menjajalnya. Masalah pertama? Balancing. Ada beberapa senjata yang terasa overpower ketika digunakan, seperti Pnv06 Voltage yang terasa begitu mematikan di jarak dekat – maupun jauh, tanpa perlu berjuang untuk melemparkan serangan yang akurat. Masalah kedua? Jumlah pemain. Satu-satunya mode yang populer saat ini hanyalah “Team Deathmatch”. Berniat untuk memainkan mode yang lain? Bersiaplah untuk berhadapan dengan kondisi server yang tak ubahnya sebuah kuburan kecil.


Pertempuran jarak dekat tanpa ada kesempatan untuk memanipulasi lingkungan sama sekali, jika dibandingkan dengan mode multiplayer sekelas Battlefield 4, apa yang ditawarkan oleh Killzone: Shadow Fall memang terhitung tidak istimewa. Walaupun demikian, ia tetap menawarkan atmosfer kompetitif yang akan terus memerangkap Anda di dalamnya. Peran setiap kelas yang berbeda secara signifikan memberikan sedikit kebebasan untuk bermain dengan gaya bermain apapun yang cocok untuk Anda sendiri. Bagus? Iya. Spesial? Sayangnya, tidak.
Kesimpulan

Jika ada hal yang bisa disimpulkan oleh Killzone: Shadow Fall, maka “bermain aman” tampaknya akan cukup untuk mendefinisikan salah satu game rilis perdana Playstation 4 ini. Apa pasal? Seperti citranya di masa lalu, Killzone: Shadow Fall tetap hadir sebagai sebuah visual showcase untuk membuktikan potensi Playstation 4 di masa depan, sebuah kosmetik interaktif untuk membantu membangun pondasi definisi platform next-gen itu sendiri. Visual yang meningkat signifikan dengan kualitas detail dan tata cahaya yang memanjakan mata, hampir mustahil untuk tidak jatuh cinta pada game yang satu ini karena visualisasi yang ia tawarkan. Namun jika kita berbicara dari sisi gameplay, single player maupun multiplayer, hampir tidak ada yang istimewa dari Killzone: Shadow Fall.
Kekurangan? Agak sedikit tidak rasional jika meminta sebuah game FPS untuk hadir dalam inovasi gameplay signifikan yang membuatnya berbeda dibandingkan dengan game FPS yang lain. Walaupun demikian, ada beberapa masalah signifikan yang pantas untuk dicatat. Pertama, kegagalan menghadirkan atmosfer yang sesuai. Terlepas dari variasi desain level pertempuran yang ada, Killzone: Shadow Fall gagal menawarkan urgensi dan atmosfer bahwa Anda tengah terlibat dalam sebuah konflik yang benar-benar berbahaya. Gaya penceritaan yang membingungkan dan plot yang kurang kuat pantas untuk menjadi catatan. Sulit untuk merasakan keterikatan emosional yang kuat dengan masing-masing karakter, bahkan dari kacamata Kellen dan Echo sekalipun. Kedua, ada pada peran OWL yang ternyata tidak sesignifikan yang dibayangkan. Hanya pada momen khusus saja Anda akan ingat bahwa Anda memiliki drone yang bisa Anda panggil dalam pertempuran. Sebagian besar dari pertarungan ini akan Anda habiskan dengan bermain solo, dengan menghabiskan setiap peluru senjata yang Anda miliki.
Killzone: Shadow Fall melakukan tugasnya dengan sangat baik, menjadi sebuah panggung bagi Sony untuk memamerkan potensi kualitas visual yang bisa dihasilkan oleh Playstation 4. Oleh karena alasan inilah, ia pantas untuk menjadi salah satu game yang harus dimainkan oleh gamer pemilik konsol next-gen Sony tersebut. Namun bagi mereka yang mengincar sebuah sensasi mode single player dan multiplayer FPS yang luar biasa, Killzone: Shadow Fall bukanlah sebuah seri game yang istimewa.
Kelebihan

- Kualitas visual penuh detail
- Variasi desain level yang pantas untuk diacungi jempol
- Adaptasi open-world yang cukup memberikan kebebasan aksi
Kekurangan

- Plot
- Atmosfer epik yang gagal ditawarkan
- Peran OWL yang tidak terasa signifikan
- Sensasi multiplayer yang terlalu “biasa”
- Minim inovasi
- AI yang tidak reaktif
Cocok untuk gamer: yang senang dengan game yang indah secara visual, yang tidak berkeberatan dengan FPS generic
Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan mode multiplayer yang epic, mengharapkan inovasi gameplay di genre FPS