Kojima Bela Waktu Gameplay MGS V: Ground Zeroes!

Reading time:
February 6, 2014
snake

Sebuah demo yang hendak dikomersialisasikan di harga penuh, tidak ada lagi penjelasan yang lebih masuk akal untuk memahami apa yang sebenarnya hendak dicapai oleh Hideo Kojima dengan MGS V: Ground Zeroes. Bagaimana tidak? Terlepas dari peringatan awal yang memang sempat menyebutkan Ground Zeroes sebagai prolog untuk sang seri “sebenarnya” – Phantom Pain, Kojima memang tidak pernah berbagi detail mendalam terkait produk ini selain dunia open-world yang ia usung. Informasi dari GameInformer lah yang akhirnya membuka fakta bahwa game ini ternyata bisa diselesaikan dalam waktu hanya kurang dari 2 jam, sudah termasuk waktu cut-scene khas Kojima! Sebagian besar gamer pun mulai mengekspresikan kekecewaan mereka.

Kekecewaan yang terpancarkan jelas lewat serangkaian komen di dunia maya ini akhirnya memancing reaksi Kojima Productions selaku developer MGS V: Ground Zeroes. Jordan Amaro – salah satu designer akhirnya angkat bicara. Ia membela keputusan waktu gameplay super singkat Ground Zeroes, dengan menjadikan dua buah game yang sempat dipuja – Jouney dan Dear Esther sebagai contoh paling valid. Kedua game tersebut adalah dua buah game pendek, namun berhasil mendapatkan pengakuan sebagai salah satu masterpiece video game dan literatur. Semua kritik gamer ini tidak akan mempengaruhi apa yang ingin dicapai oleh Kojima Productions dengan MGS, baik untuk di industri game Jepang, atau dunia secara keseluruhan.

Amaro juga menegaskan bahwa satu hal yang paling ia inginkan saat ini adalah meminta para fans untuk merayakan kehadiran MGS V: Ground Zeroes seperti seri-seri sebelumnya. Ia mengerti ketakutan para gamer, namun ia merasa permasalahan waktu gameplay ini terlalu dibesar-besarkan.

Pembelaan serupa juga disampaikan oleh sang mastermind – Hideo Kojima. Dalam serangkaian tweet lewat akun resminya, Kojima menegaskan bahwa MGS V: Ground Zeroes akan mengusung 5 buah misi side-ops di samping misi utama yang ada. Berbeda dengan seri-seri sebelumnya yang tampil begitu linear, Ground Zeroes menawarkan kebebasan untuk memilih gaya bermain dan pendekatan terhadap setiap misi yang ada. Konsep seperti ini menurut Kojima, membuat game yang satu ini memiliki replayability yang tinggi – membuatnya bisa dinikmati berulang kali tanpa meninggalkan rasa bosan. Jadi? Kojima meminta gamer untuk berfokus pada “Play Time” dan bukan sekedar “Clear Time” yang menjadi keluhan banyak gamer saat ini.

Dengan kritik yang terus menyebar, Kojima Productions selaku developer akhirnya bereaksi untuk membela kebijakan waktu gameplay yang mereka usung di MGS V: Ground Zeroes.
Dengan kritik yang terus menyebar, Kojima Productions selaku developer akhirnya bereaksi untuk membela kebijakan waktu gameplay yang mereka usung di MGS V: Ground Zeroes.

Terlepas dari kecintaan kami kepada Kojima Productions sebagai seorang gamer, namun alasan yang dikemukakan oleh Jordan Amaro ini justru makin terdengar tidak masuk akal. Mengapa? Journey dan Dear Esther memang game yang terhitung singkat, namun developer mereka sangat mengerti akan hal tersebut, dan menawarkan kisaran harga sekitar USD 10 – 15, atau seperlima dari harga sebuah game AAA. Sementara MGS V: Ground Zeroes? Memaksakan diri untuk bermain di harga USD 40, untuk sebuah produk berdurasi dua jam. Replayability? Doesn’t sounds as tempting..

Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…