Microsoft: Menjadi Fanboy Konsol atau PC itu Tidak Sehat!

Reading time:
March 13, 2014
phil spencer

Fanboyism, adalah salah satu fenomena yang cukup memancing banyak tanda tanya, namun secara faktual terjadi di lapangan. Konsumen entah karena alasan psikologis apa, membangun keterikatan emosional yang sangat kuat dengan brand-brand tertentu dan menjadikannya sebagai bagian dari identitas diri. Buruknya lagi? Sikap ini juga diikuti dengan membenci, menghina, atau bahkan berusaha merusak image brand kompetitor yang bergerak di pasar yang sama. Fanboy juga menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari pertarungan “panas” di industri game, antara beragam platform gaming yang ada. Situasi yang menurut petinggi Microsoft – Phil Spencer sangat tidak sehat.

Dalam wawancara terbarunya di ajang SXSW 2014, Phil Spencer membahas bebearpa isu penting terkait Xbox One, termasuk franchise eksklusif Microsoft dan kontroversi Kinect. Menarik lagi? Spencer secara spesifik juga membicarakan isu fanboy yang memang memanas berkat kehadiran Playstation 4 dan Xbox One yang memang sudah lama diantisipasi. Spencer menyebut fanboy sebagai sesuatu yang tidak sehat. Ia mengakui bahwa kompetisi adalah sebuah keharusan, namun Microsoft sendiri sangat menghargai semua orang yang berkecimpung di belakang Sony, Valve, dan juga Nintendo. Karena pada dasarnya, semua perusahaan ini memiliki satu misi yang sama – menciptakan sebuah bentuk media hiburan yang lebih mumpuni.

Menjadi fans Xbox, bukan berarti Anda tidak bisa menjadi fans untuk produk lain, atau Anda harus membenci produk lain. Saya memainkan game di Playstation 4, dan saya juga memiliki Nintendo Wii U. Saya belajar banyak dari mereka” – Phil Spencer, Microsoft.

Oleh karena itu, Spencer tidak bisa mengerti mengapa fanboy bisa tercipta. Ia mengaku bahwa ia sangat mencintai fans-fans Xbox 360 dan Xbox One. Walaupun demikian, ia menegaskan bahwa mencintai produk Xbox bukan berarti tidak bisa mencintai produk gaming yang lain atau bahkan membenci mereka tanpa alasan yang jelas. Spencer mengaku ia sendiri membeli dan memiliki Playstation 4 dan Nintendo Wii, dan sangat menikmatinya sebagai produk gaming sekaligus belajar banyak dari apa yang ditawarkan Sony dan Nintendo di dalam kedua mesin ini.

Harus diakui, logika yang disebutkan oleh Spencer ini memang tepat sasaran, setidaknya menangkap fenomena fanboyism yang seolah tidak pernah lekang dimakan masa. Lantas bagaimana menurut Anda sendiri? Apa yang menurut Anda alasan paling logis sehingga seorang gamer menjadi fanboy “kelas berat”, terutama di Indonesia? Atau jangan-jangan Anda termasuk salah satu di dalamnya? Feel free to share your opinion..

Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…