Penelitian: Gamer Agresif Karena Gameplay, Bukan Konten!

Reading time:
April 8, 2014
intense-angry-video-gamer

“Game kejam itu membuat gamer semakin agresif dan mudah marah”, entah berapa banyak prejudice salah kaprah ini terdengar di dunia nyata dan maya. Pengetahuan terbatas soal video game dan peran media yang selalu menghubung-hubungkan beberapa kasus kriminal besar dengan video game membuat pernyataan ini seolah bisa dibenarkan begitu saja. Menjadi kambing hitam berulang kali, beberapa pihak bahkan secara ekstrim menjadikan media hiburan ini sebagai sebuah musuh bersama, apalagi ketika game-game sekelas GTA, Manhunt, dan Mortal Kombat dilemparkan ke pasaran. Namun hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa perilaku agresif gamer sebenarnya bukan berasal dari konten yang ditawarkan, tetapi justru karena mekanik gameplay yang ada.

Penelitian dari Oxford Internet Institute memberikan perspektif baru soal hubungan antara agresivitas gamer dengan video game. Alih-alih “menyalahkan” konten kejam dan brutal yang ditawarkan oleh sebuah video game, penelitian ini justru memperlihatkan bahwa agresi gamer jauh lebih kuat terkait dengan mekanisme gameplay yang ada. Kata kuncinya? Frustrasi.

Penelitian ini membagi kelompok subjek penelitian menjadi dua: Satu memainkan versi Half-Life 2 yang penuh darah, sementara kelompok kedua terlibat dalam versi Half-Life 2 versi modifikasi, yang sama sekali tidak brutal, namun mengusung mekanik kontrol yang susah dikuasai dan hampir mustahil untuk digunakan menyelesaikan setiap misi yang ada. Hasilnya? Benar sekali, indikator agresif terlihat lebih eksplisit di versi kedua. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gamer akan jauh lebih mudah merasa agresif dan penuh marah jika dihadapkan pada game-game yang mengusung sistem kontrol dan desain buruk. Sistem kontrol dan desain yang mencegah gamer menyelesaikan misi dan tujuan game yang ada dengan secepat dan sebaik mungkin.

Penelitian terbaru dari Oxford Internet Institute menyimpulkan bahwa rasa agresif gamer jauh lebih mudah terpicu oleh mekanisme gameplay yang ditawarkan, daripada konten. Perasaan tidak memiliki kontrol dalam game dan tidak kompeten untuk menyelesaikan misi yang ada membuat rasa frustrasi menjadi sangat dominan. Sementara game dengan konten brutal tidak selalu menghasilkan efek seperti ini.
Penelitian terbaru dari Oxford Internet Institute menyimpulkan bahwa rasa agresif gamer jauh lebih mudah terpicu oleh mekanisme gameplay yang ditawarkan, daripada konten. Perasaan tidak memiliki kontrol dalam game dan tidak kompeten untuk menyelesaikan misi yang ada membuat rasa frustrasi menjadi sangat dominan. Sementara game dengan konten brutal tidak selalu menghasilkan efek seperti ini.

Prof Richard Ryan – sang co-author menegaskan bahwa penelitian ini bukan berarti memastikan bahwa game brutal sama sekali tidak mempengaruhi gamer, hanya saja, ia tidak selalu membuat gamer merasa agresif. Satu yang pasti, lebih besar kemungkinan rasa amarah dan agresivitas itu dilahirkan dari perasaan kehilangan kontrol terhadap game dan merasa tidak kompeten untuk menyelesaikannya.  Dengan kata lain, desain mekanisme gameplay yang ada. Semakin sulit sebuah game dikontrol, semakin Anda akan mudah marah, terlepas apakah game tersebut memiliki konten super kejam atau tidak di dalamnya.

Bagaimana menurut Anda sendiri? Setujukah Anda bahwa sebagian besar perasaan marah dan agresif Anda lebih sering dipicu oleh sistem kontrol  game yang buruk daripada konten game yang kejam? Game apa yang sejauh ini pernah Anda mainkan yang sempat membuat Anda mengamuk?

Source: BBC

Load Comments

JP on Facebook


PC Games

November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…
July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…

PlayStation

December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…
November 13, 2024 - 0

Review Dragon Age – The Veilguard: Seru Tanggung karena Canggung!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Age: The Veilguard ini?…
November 1, 2024 - 0

Preview Dragon Quest III HD-2D Remake: Sebuah Mesin Waktu!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Quest III HD-2D Remake?…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…