Mantan Diktator Tuntut Hukum Call of Duty

Berangkat dari sejarah nyata dan memberikan sedikit ekstra dramatisasi untuk membuatnya tampil lebih menarik, strategi yang satu ini tampaknya berhasil membuat beberapa game tampil menarik. Salah satu yang mengeksploitasi konsep ini hingga pada batas berubah menjadi identitas adalah Assassin’s Creed, dan secara konsisten menawarkan sensasi gameplay yang kaya. Tidak hanya franchise ini, beberapa game FPS juga menjadikannya sebagai bumbu cerita yang efektif, seperti seri Call of Duty di masa lalu. Sebelum bergerak mengejar dunia fiktif futuristik seperti saat ini, kita bisa menikmati beragam scene pertempuran ikonik dan historis, bahkan terlibat di dalamnya. Dan untuk pertama kalinya, hal ini ternyata berujung pada sebuah tuntutan hukum.
Tuntutan hukum ini tidak datang dari artis, seperti kasus Lindsay Lohan melawan GTA V beberapa waktu silam. Percaya atau tidak, tuntutan hukum ini melayang dari salah satu tokoh diktator yang cukup ternama di mas lalu – Manuel Noriega dari Panama.

Lewat Los Angeles County Superior Court, Noriega menuntut Activision Blizzard karena presentasi karakternya di Call of Duty: Black Ops II beberapa tahun yang lalu. Di game ini, Noriega diproyeksikan sebagai seoraang diktator, tukang culik, pembunuh, dan musuh besar negara. Noriega menganggap bahwa kehadiran sosoknya membuat Black Ops II terasa lebih realistis yang berujung pada popularitas dan angka penjualan yang lebih tinggi. Semua hal ini dilakukan tanpa mendapatkan izinnnya. Mantan berusia 80 tahun ini meminta ganti rugi sepadan.
Baik pengacara Noriega maupun Activision sendiri masih belum memberikan komentar resmi apapun terkait tuntutan hukum yang satu ini, termasuk jumlah uang yang hendak diminta oleh Noriega sendiri. Who’s next? Zombie Hitler asking for money?