Review Divinity – Original Sin: Calon RPG Terbaik Tahun Ini!
Role-Playing yang Sesungguhnya!

Sebagian dari Anda tentu saja sudah mengenal sangat jelas kepanjangan dari RPG – Role-Playing Game, yang jika ditranslasikan secara gamblang, merupakan video game yang menuntut Anda untuk bermain peran sebagai karakter tertentu. Namun sayangnya, seiring dengan perkembangan zaman, intisari dari konsep “RPG” ini sendiri kian terkikis, terutama lewat usaha untuk menjadikannya game dengan cita rasa yang lebih mainstream. RPG menjadi sekedar elemen dan identitas di sisi gameplay, terutama ketika tengah beraksi. Anda akan menemukan sekedar angka damage yang tertera atau kesempatan untuk mengkombinasikan equipment atau skill, dan tidak lebih. Namun intisari dari “Role-Playing” atau bermain perannya sendiri, tidak lagi terlihat kentara.
Di sinilah, Divinity: Original Sin tampil begitu luar biasa. Kita tidak tengah membicarakan fakta bahwa ia tampil sebagai salah satu game RPG isometrik dengan kualitas visual terbaik sejauh ini, tetapi pada konsep utama yang menjadi nilai utamanya sendiri. Ketika sebagian besar game isometrik mulai beralih untuk menghadirkan cita rasa action yang lebih kentara, dan game seperti Diablo misalnya, justru mengabaikan semua mekanik lawasnya untuk mampu menunjang hal tersebut, Divinity: Original Sin adalah sebuah monumen kebangkitan untuk para gamer pecinta RPG klasik, sebuah game yang memang pantas untuk menyandang genrenya sendiri. Semuanya dicapai dengan satu nilai jual utama – kebebasan!
Inilah yang menjadi kunci mengapa Divinity: Original Sin pantas disebut sebagai Role-Playing Game. Mengapa? Karena pada dasarnya, ia tidak memberikan batasan apapun bagi Anda untuk membangun karakter seperti apa yang Anda inginkan, atau melakukan apapun yang Anda inginkan di sepanjang permainan. Di sisi karakter, terlepas dari kelas yang bisa Anda pilih di awal permainan, Anda punya kebebasan yang hampir mutlak untuk menciptakan karakter seperti yang Anda bayangkan. Menggunakan sistem, Anda bisa menyematkannya di beragam atribut yang tersedia dan menciptakan kelas Anda sendiri. Seperti game-game RPG isometrik klasik di masa lalu, tidak ada batasan yang jelas. Menciptakan sebuah karakter Mage dengan kemampuan Tanking? Atau seorang Mage yang menguasai skill di semua elemen yang ada? Atau mungkin sekedar karakter yang mampu berbicara dengan binatang dan membuka potensi lebih besar untuk menangkap cerita yang ada atau ekstra quest? Semua kesempatan tersebut dibuka sejak awal.




Kebebasan ini juga tidak hanya sekedar mengakar pada penciptaan karakter Anda sendiri, tetapi juga dari sistem gameplay yang ditawarkan. Kita akan membahas mekanik utama yang diusung di sesi selanjutnya, namun ada satu hal yang hendak kami fokuskan di sini – yakni kebebasan untuk memilih metode untuk menyelesaikan beragam masalah yang ada. Seberapa radikal? Hingga pada batas Anda bisa menggunakan kekerasan untuk mencapai apa yang Anda inginkan. Menemukan peti berharga yang terkunci tanpa skill lockpicking? Anda bisa mengayunkan senjata Anda, menghancurkan peti dan mengambil isinya. Tidak bisa mengakses rumah terkunci dan tidak mengetahui letak kunci yang ada? Metode yang sama juga bisa dilakukan. Hingga pada batas Anda bisa menolak quest, menentukan jalan cerita Anda dan berhadapan dengan konsekuensinya, atau sekedar melenyapkan seisi kota dan berperan tak ubahnya pembunuh berdarah dingin yang membunuh para NPC dan pemberi quest tanpa alasan yang jelas sama sekali. Kebebasan seperti inilah yang ditawarkan oleh Divinity: Original Sin itu sendiri.
Datangnya kebebasan juga berarti siap berhadapan dengan kompleksitas beragam detail yang ditawarkan oleh Divinity: Original Sin ini, apalagi terkait dengan hubungan Anda dengan karakter NPC yang lain. Kebebasan untuk memilih respon dan aksi ternyata juga memancing reaksi tertentu dari NPC yang berhubungan Anda secara langsung. Tidak hanya dari anggota party yang ikut bertarung, tetapi juga warga kota yang mungkin saja menolak untuk berkomunikasi dengan Anda ketika Anda terus menerus melakukan hal buruk. Perbedaan agenda juga bisa jadi membuat anggota party Anda memutuskan untuk memisah, yang tentu saja akan membuat jalannya pertempuran jauh lebih sulit dari yang sudah ada.

Sebuah esensi game role-playing yang ditemukan kembali, kalimat yang satu ini tampaknya menjadi kalimat yang cocok untuk menggambarkan apa yang Anda temukan di Divinity: Original Sin ini. Anda bebas untuk menentukan jalannya petualangan Anda sendiri, atau bagaimana cara Anda mendefinisikan karakter Anda sendiri, tidak hanya dari sisi cerita atau kelas, tetapi juga cara ia menghadapi Rivellon sebagai sebuah dunia, lengkap dengan konsekuensi yang harus dipikul. Sebuah sensasi yang tentu saja sudah cukup lama hilang dari kata RPG itu sendiri. Sebuah game yang benar-benar meminta Anda untuk bermain peran.
Super Sulit!

Ketika sebagian besar game RPG yang mengusung sistem kamera isometrik berjuang untuk melemparkan sensasi adrenalin yang konsisten lewat gelombang musuh dalam jumlah besar dan gameplay yang lebih mengakar pada kecekatan Anda mengakses skill dan serangan, Divinity: Original Sin merombak semua cita rasa mainstream tersebut dan menawarkan Anda pada cita rasa yang lebih klasik. Sebuah game strategi yang siap untuk membuat Anda tertantang atau bahkan merasakan rasa frustrasi di beberapa titik permainan. Semua musuh yang Anda hadapi adalah sebuah ancaman besar.
Divinity: Original Sin memang memberikan sensasi eksplorasi layaknya sebuah game RPG isometrik pada umumnya, namun tidak di sistem pertempuran yang ditawarkan. Apa pasal? Karena Anda akan berhadapan dengan game strategi taktis yang akan meminta Anda untuk saling menyerang secara turn-based, dengan aksi dan reaksi yang sangat terbatas pada jumlah Action Points yang dimiliki oleh setiap karakter. Namun tidak dibatasi oleh ruang gerak hexagonal yang biasanya menyertai game seperti ini, butuh perhitungan memang untuk dapat menundukkan setiap tantangan yang ada. Mengapa? Karena ini bukan game RPG isometrik yang Anda kenal selama ini.



Game ini akan terus menuntut Anda melakukan proses trial dan error, membuat Anda sangat bergantung pada tombol Quick Save dan Quick Load hanya untuk memastikan Anda tetap bisa mendapatkan progress permainan yang minim resiko. Setiap pertempuran yang Anda jalani adalah sebuah tantangan besar. Tidak hanya karena jumlah musuh yang seringkali hadir lebih banyak dan dapat dengan mudah menundukkan party berjumlah 4 orang Anda (jika Anda tidak lupa merkrut dua ekstra karakter NPC yang lain), tetapi juga karena ia selalu berjalan tanpa bisa diprediksi. Potensi Damage besar yang bisa diterima dan tidak ada kepastian bahwa setiap serangan yang Anda lancarkan pasti berbuah hasil menjadi salah satu faktor yang membuat pertempuran terasa lebih sulit. Apalagi jika Anda juga harus berhadapan dengan situasi lingkungan yang tidak menguntungkan dan berpotensi untuk membuat karakter Anda cedera parah hanya dari sekedar bergerak. Benar sekali, hanya dari sekedar bergerak.
Salah satu yang membuat sistem pertempuran Divinity: Original Sin semakin kompleks adalah implementasi sistem elemen dan damage lingkungan yang ia terapkan. Baik Anda ataupun musuh Anda tidak harus menyerang Anda secara langsung untuk menghasilkan damage tertentu. Kelas seperti Mage misalnya, punya kemampuan untuk melemparkan minyak dan membakar tanah, atau sekedar menurunkan hujan dan melemparkan petir ke genangan air yang ada, atau bahkan melemparkan asap racun yang reaktif terhadap api dan menghasilkan ledakan. Hasilnya? Lingkungan yang secara terus-menerus melemparkan damage area secara konsisten, yang bahkan siap untuk mencederai Anda yang sekedar bergerak. Terperangkap di tempat yang salah dengan Action Points yang minim karena aksi sebelumnya, Anda harus bersiap untuk kembali ke liang kubur dan berharap untuk dihidupkan kembali.


Kompleksitas ini juga kian diperparah dengan fakta bahwa efektivitas Anda di pertempuran akan sangat ditentukan oleh tiga hal yang lain: kelas karakter yang Anda ciptakan sendiri, skill yang menjadi fokus Anda, dan level. Untuk setiap kenaikan level, Anda memang akan mendapatkan poin terpisah untuk disematkan ke dalam atribut dan skill yang ada. Setiap pilihan atribut ini akan mempengaruhi status karakter Anda tentunya dan sekaligus – kelemahan dan kelebihan karakter Anda dalam pertempuran. Karakter dengan Speed tinggi bisa bergerak lebih efektif, sementara Constitution akan membuat karakter Anda lebih tanky. Pendekatan terhadap pertempuran pun akan berbeda sesuai dengan karakter seperti apa yang Anda bangun. Sementara skill yang bisa ambil akan ditentukan poin trait yang Anda ambil. Mengejar sebuah mage yang bermain hanya di elemental atau membuatnya bergerak mengangkat senjata? Semuanya bergantung pada Anda.
Namun salah satu yang cukup mengena adalah sistem level yang diusung oleh game ini. Percaya atau tidak, level yang diusung karakter Anda benar-benar berpengaruh pada probabilitas Anda untuk menang atau sekedar bertahan hidup dari terjangan serangan yang terus datang, berturut-turut. Masalahnya, Anda tidak punya kesempatan untuk melakukan grinding di sini. Experience points didapatkan dari quest yang berhasil diselesaikan, map yang dibuka, dan musuh yang bisa dikalahkan. Grinding tidak dimungkinkan karena untuk setiap musuh yang Anda kalahkan, mereka tidak akan pernah muncul kembali. Satu kelompok musuh hanya bisa dikalahkan satu kali saja dan oleh karena itu, hanya menyumbang jumlah exp yang terbatas. Satu-satunya cara yang lebih efektif untuk menguatkan karakter adalah dengan memainkan variasi item dan equipment yang didapatkan. Namun ingat, beda 1 level di Divinity: Original Sin akan sangat menentukan performa Anda di pertempuran. Selalu waspada memerhatikan musuh seperti apa yang tengah Anda hadapi. Yang terpenting? Quick Save sesering mungkin.


Terlepas dari daya tarik yang mungkin akan membuat banyak gamer RPG isometrik klasik atau hardcore jatuh cinta, Divinity: Original Sin memang tidak memberikan banyak celah untuk kesalahan. Memang quick save akan membantu Anda melewati proses trial dan error sedikit lebih mudah, namun apa yang terjadi jika yang salah ternyata kombinasi kedua karakter utama Anda yang tidak berjalan seefektif yang dibayangkan? Atau ternyata skill yang Anda tidak berkontribusi signifikan dan justru menjadi mimpi buruk, bahkan di pertarungan level rendah sekalipun? Tidak ada kesempatan untuk membenahi hal tersebut secara instan, dan ini menjadi salah satu kelemahan Divinity: Original Sin. Untungnya, Anda tidak pernah bisa memprediksi pertarungan yang bisa Anda dapatkan setelah Anda melakukan Quick Load dan menempuh pertempuran yang sama secara berulang-ulang. Yang dibutuhkan untuk bertahan dengan Divinity: Original Sin adalah mental. Itu saja.