Review Plants vs Zombies – Garden Warfare: Sekedar Bersenang-Senang!

Reading time:
July 3, 2014

Sekedar Fun

Fun, kata pendek ini tampaknya cukup untuk menggambarkan keseluruhan pengalaman yang ditawarkan PvZ: Garden Warfare ini.
Fun, kata pendek ini tampaknya cukup untuk menggambarkan keseluruhan pengalaman yang ditawarkan PvZ: Garden Warfare ini.

Sebuah game yang berbasis pada pengalaman multiplayer saja, konsep yang satu ini tampaknya tengah menjadi tren baru di industri game. Lebih berfokus pada pertempuran epik yang terjadi lewat interaksi antara pemain secara real-time,  formula yang satu ini terbukti berhasil melambungkan nama Titanfall sebagai IP baru dengan tingkat popularitas dan performa penjualan yang cukup fantastis di bulan-bulan awal 2014 ini. Ia juga menjadi ujung tombak bagi game berbasis sama – Evolve yang juga berhasil menyandang segudang penghargaan, termasuk game terbaik di event raksasa E3 2014 kemarin dan menjadi salah satu game yang cukup diantisipasi di tahun ini. Namun pertanyaannya kini, mampukah formula yang sama menjadi identitas yang pas bagi “bentuk baru” Plants vs Zombies ini? Jika yang Anda cari adalah sebuah game yang sekedar menawarkan pengalaman yang menyenangkan, Garden Warfare akan memberikan dosis tersebut lebih dari cukup.

Seperti sebagian besar game berbasis multiplayer yang lain, pertempuran tentu saja berjalan antara dua kubu yang bertikai, terlepas dari jelas atau tidaknya latar belakang atau alasan yang mendasari pertikaian ini. Di Garden Warfare, Anda akan bisa berperan sebagai Plants maupun Zombies, yang masing-masing darinya menawarkan diversifikasi kelas yang secara otomatis menyematkan peran yang unik dalam pertempuran. Namun berbeda dengan Battlefield atau Titanfall yang menawarkan variasi kelas yang serupa terlepas dari kubu apapun yang anda pilih, Garden Warfare memastikan bahwa gaya bermain Anda ketika berperan sebagai Zombie maupun Plants adalah dua pengalaman yang berbebda. Dan hal inilah yang membuat Garden Warfare tampil menarik.

Berbeda dengan game berbasis multiplayer lain yang seringkali dua kubu dengan kelas yang sama, namun sekedar berbeda skin, PvZ: Garden Warfare menawarkan gaya bermain yang berbeda ketika Anda berperan sebagai Plants ataupun Zombies.
Berbeda dengan game berbasis multiplayer lain yang seringkali dua kubu dengan kelas yang sama, namun sekedar berbeda skin, PvZ: Garden Warfare menawarkan gaya bermain yang berbeda ketika Anda berperan sebagai Plants ataupun Zombies.
Hingga pada batas satu kubu memiliki kelas yang tidak dimiliki oleh kubu yang lain. Seperti Chomper dari Plants ini. Sebagai satu-satunya kelas melee yang ada, Chomper mampu masuk  ke dalam tanah dan membunuh Zombie manapun secara instan.
Hingga pada batas satu kubu memiliki kelas yang tidak dimiliki oleh kubu yang lain. Seperti Chomper dari Plants ini. Sebagai satu-satunya kelas melee yang ada, Chomper mampu masuk ke dalam tanah dan membunuh Zombie manapun secara instan.

Alih-alih tampil sebagai kelas sama yang hanya berbeda skin, baik Plants maupun Zombies memperlihatkan dengan jelas bahwa mereka adalah dua entitas berbeda dengan daya tarik yang unik. Kelas yang ditawarkan masing-masing kubu ini berbeda dengan kubu yang lain, menuntut adaptasi gaya bermain yang berbeda pula. Sebagai contoh? Pasukan terdepan Plants – Peashooter dan Zombies – Foot Soldier, terlepas dari peran utama untuk mendobrak baris pertahanan musuh, harus dimainkan dengan dua gaya yang berbeda. Foot Soldiers yang bersenjatakan machine gun menawarkan efek serangan lebih cepat dan mobilitas yang lebih tinggi, sementara Peashooter mengandalkan kemampuan splash damage dengan tingkat kerusakan yang lebih besar. Belum lagi Plants memiliki Chomper – kelas berbasis melee yang mampu membunuh secara instan di jarak dekat, sesuatu yang tidak dimiliki oleh Zombies. Namun tenang saja, Zombies juga punya kelas Scientist yang mampu melakukan telepor untuk bergerak cepat dari satu tempat ke tempat lain atau sekedar menyelamatkan diri ketika dibutuhkan, sesuatu yang tidak dimiliki oleh Plants. Dua entitas berbeda, dua variasi kelas berbeda, dua gaya bermain yang juga berbeda.

Balancing yang mumpuni, tepuk tangan memang pantas diarahkan untuk PopCap sebagai developer. Karena terlepas dari variasi kelas dua kubu yang hadir dengan keunikan masing-masing, tiap-tiap kelas juga dipersenjatai dengan tiga buah skill berbeda yang dapat dipicu sesuka hati, dengan menjadikan cooldown sebagai satu-satunya penghambat. Dengan diversifikasi inilah, pondasi multiplayer Garden Warfare terbentuk secara otomatis dan berjalan solid. Satu-satunya cara untuk memenangkan pertempuran melawan kubu lain hanyalah memastikan bahwa kerjasama berjalan mumpuni antara beragam kelas yang dipilih dan tentu saja – mengabaikan ego.

Balancing yang mumpuni, masing-masing kelas yang sudah berbeda ini juga masih didukung dengan implementasi tiga skill unik yang lain. Misalnya Cactus yang bisa mengirimkan sebuah drone yang Anda kendalikan sendiri untuk memberikan ekstra tekanan dari angkasa.
Balancing yang mumpuni, masing-masing kelas yang sudah berbeda ini juga masih didukung dengan implementasi tiga skill unik yang lain. Misalnya Cactus yang bisa mengirimkan sebuah drone yang Anda kendalikan sendiri untuk memberikan ekstra tekanan dari angkasa.
Dengan keunikan fungsi dan peran inilah, kerjasama menjadi sesuatu yang sangat esensial di PvZ: Garden Warfare ini.
Dengan keunikan fungsi dan peran inilah, kerjasama menjadi sesuatu yang sangat esensial di PvZ: Garden Warfare ini.
Malas beperan aktif? Anda tetap bisa berkontribusi dalam pertempuran lewat Boss Mode, dimana Anda membantu tim lewat cara yang lebih sederhana.
Malas beperan aktif? Anda tetap bisa berkontribusi dalam pertempuran lewat Boss Mode, dimana Anda membantu tim lewat cara yang lebih sederhana.

Mengapa? Karena pada akhirnya, sinergi kekuatan yang berbeda-berbeda inilah yang akan menjadi kunci kemenangan terbaik. Kubu Plants yang tampil begitu agresif dengan hanya bertumpu pada Peashooter atau Cactus akan hancur berantakan jika tidak ada sang Sunflower – si healer yang harus sigap memberikan support di lini belakang. Zombies yang berfokus pada gelombang serang yang intensif juga akan berantakan jika tanpa Engineer misalnya, sebagai satu-satunya kunci untuk memastikan flow serangan bertahan konsisten via portal yang ia bangun. Berperan sesuai tugasnya masing-masing menjadi sesuatu yang sangat esensial di sini. Atau Anda malas bermain secara aktif? Anda bisa mengakses Boss mode ala Commander Mode di Battlefield dan berperan sebagai komandan yang meluncurkan serangkaian bala bantuan ke dalam medan pertempuran.

Satu hal yang unik, terlepas dari beragam kelas standar yang bisa diusung, PvZ: Garden Warfare juga menawarkan variasi kelas yang juga diperkuat dengan elemen tertentu, seperti racun, api, atau es untuk memberikan sedikit variasi dalam pertempuran. Mengusung gaya bermain dan serangan ala kelas standarnya, kelas elemen yang juga mendapatkan nama berbeda ini, biasanya mengusung kemampuan ekstra dari sekedar serangan fisik. Elemen seperti api atau racun akan memberikan efek damage, sementara es, seperti game-game RPG biasanya, membuat pergerakan sang objek serangan menjadi lambat atau bahkan beku. Namun sebagai kompensasi, damage yang ia hasilkan jauh lebih kecil daripada serangan yang dilontarkan oleh si kelas standar.

Tiap kelas juga memiliki variasi unit berbasiskan elemen dengan efek seragnan unik mereka masing-masing.
Tiap kelas juga memiliki variasi unit berbasiskan elemen dengan efek serangan khusus, namun dengan kompensasi damage yang lebih kecil.
Dari semua mode pertempuran yang ditawarkan, mode Gardens & Graveyards tidak pernah gagal menyuguhkan sensasi pertempuran yang epik, intens, dan menyenangkan di saat yang sama.
Dari semua mode pertempuran yang ditawarkan, mode Gardens & Graveyards tidak pernah gagal menyuguhkan sensasi pertempuran yang epik, intens, dan menyenangkan di saat yang sama.

PvZ: Garden Warfare sendiri menawarkan beberapa mode permainan berbeda, yang terlepas dari nama yang ia usung, sebenarnya menyandang mekanik standar sebuah game multiplayer yang akan terasa familiar. Ada Team Vanquish, sebuah match ala Deathmatch yang akan menuntut Anda untuk saling “membasmi” satu sama lain hingga mencapai angka tertentu. Poin yang didapatkan akan dianulir jika musuh yang dibunuh ternyata dihidupkan kembali oleh temannya yang lain. Dari semua mode yang ada, pesona utama PvZ: Garden Warfare terletak pada mode Gardens & Graveyards yang sejauh ini, belum pernah gagal menawarkan gameplay yang berjalan epik dan intense, yang sangat bergantung pada kerjasama tim dan hasil yang sulit untuk diprediksi. Inti mekaniknya berbasis objektif, dimana Anda harus menangkap area secara beruntut hingga mencapai objektif akhir yang tampil bervariasi. Zombies menjadi tim penyerang, sementara Plants bertahan. Menariknya lagi? Mode ini selalu hadir dengan ending tersendiri yang cukup mengudang senyum, terlepas apakah tim Zombies berhasil atau gagal menyelesaikan semua objektif yang ada.

Sementara untuk Anda yang lebih senang dengan mode kooperatif, PvZ: Garden Warfare juga menyediakan kesempatan untuk menikmati hal tersebut. Misinya sendiri sangat sederhana, menuntut Anda untuk bertarung dan melindungi Taman utama Anda dari para Zombies yang datang dalam gelombang. Di beberapa titik gelombang tertentu, variasi Zombies yang muncul akan lebih kuat sesuai dengan hasil akhir slot machine yang berputar secara acak. Beberapa Zombies ikonik yang muncul di Plants vs Zombies klasik direka ulang, dengan gerakan unik yang kini menjadi kemampuan serang unik mereka masing-masing. Daripada bertempur habis-habisan melawan player yang lain, mode kooperatif ini memang terasa kurang intes dan menarik.

Mode kooperatif juga disertakan, meminta Anda dan tiga player lainnya untuk saling bahu-membahu mempertahankan diri dari musuh yang datang secara bergelombang.
Mode kooperatif juga disertakan, meminta Anda dan tiga player lainnya untuk saling bahu-membahu mempertahankan diri dari musuh yang datang secara bergelombang.
Anda juga akan bertemu dengan varian Zombie unik di seri mobilenya dalam bentuk dan gaya serang uniknya yang baru.
Anda juga akan bertemu dengan varian Zombie unik di seri mobilenya dalam bentuk dan gaya serang uniknya yang baru.

Lantas, dari semua yang ia tawarkan di atas, mengapa kami menyebut PvZ: Garden Warfare sebagai sebuah game yang sekedar fun? Karena pada dasarnya, untuk itulah yang ia ciptakan. Kita tidak hanya membicarakan desain dunia, karakter, atau gameplay-nya sendiri, tetapi fakta bahwa tidak ada elemen kompetitif yang kentara di sana.Tidak ada sistem recoil atau strategi jangka panjang yang harus Anda khawatirkan. Pertempuran berjalan cepat dan frontal, berusaha melemparkan serangan secepat dan seefektif mungkin, itu saja. Dengan semua elemen yang ia tawarkan, sangat jelas bahwa PvZ: Garden Warfare memang ditujukan untuk menawarkan pengalaman yang lebih cenderung sekedar menyenangkan, daripada kompetitif. Tidak ada beban, hanya tawa.

Berburu Item Acak

Untuk setiap pertempuran yang berhasil Anda selesaikan, Anda akan mendapatkan sejumlah uang perak untuk berbelanja.
Untuk setiap pertempuran yang berhasil Anda selesaikan, Anda akan mendapatkan sejumlah uang perak untuk berbelanja.

Berapa banyak dari Anda yang sudah muak mendengar kata “Micro-transaction”  hingga saat ini?  Terlepas dari fakta bahwa Anda membeli sebuah game dengan harga penuh, sang developer seolah tidak pernah merasa canggung untuk menyuntikkan sebuah mekanisme yang memungkinkan player dengan ekstra uang untuk mencapai progress yang Anda perjuangkan selama berbulan-bulan secara instan. Sistem ini memang juga diterapkan di PvZ: Garden Warfare, namun tidak sampai meninggalkan perasaan “tercurangi”. Kesempatan untuk membeli mata uang dalam game menggunakan uang nyata tidak berpengaruh besar pada jalannya pertempuran. Mengapa? Karena terlepas dari serangkaian item kosmetik yang bisa didapatkan, kesempatan untuk membuka karakter baru juga berjalan acak. Lagipula, Anda masih tetap bisa menikmati semua hal tersebut tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.

Untuk setiap pertempuran yang Anda menangkan, Anda akan mendapatkan sejumlah uang koin perak sebagai reward. Fungsi utamanya? Tentu saja untuk memborong beragam sticker pack yang tersedia lewat menu toko di menu utama. Dengan harga yang bervariasi, setiap pack akan berisikan dua jenis item utama – variasi item kosmetik yang bisa digunakan oleh kelas yang berbeda-beda atau part-part terpisah yang butuh Anda lengkapi untuk membuka variasi karakter yang baru. Untuk Anda yang lebih mengejar karaker baru, PopCap juga menyediakan satu pack spesifik berharga lebih mahal untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut. Berita buruknya? Semua yang Anda dapatkan akan hadir dalam acak.

Ada pack sticker yang bisa Anda beli untuk mengumpulkan item kosmetik dan part karakter baru.
Ada pack sticker yang bisa Anda beli untuk mengumpulkan item kosmetik dan part karakter baru.
Untuk mereka yang lebih mengejar karakter dari item kosmetik, sebuah pack khusus berharga lebih mahal dipersiapkan. Namun karakter apa yang akan Anda dapatkan, masih bersifat acak.
Untuk mereka yang lebih mengejar karakter dari item kosmetik, sebuah pack khusus berharga lebih mahal dipersiapkan. Namun karakter apa yang akan Anda dapatkan, masih bersifat acak.

Terlepas menjamin micro-transaction yang lebih “adil”, random loot ini juga justru membuat PvZ: Garden Warfare kehilangan satu hal yang sebenarnya esensial di dalam sebuah game multiplayer, sense of purpose. Bersenang-senang dari satu medan pertempuran atau mode yang satu ke mode lainnya memang menyenangkan di awal Anda memainkannya, namun terasa kosong karena tidak ada yang benar-benar Anda kejar dan tuju selain jumlah uang koin perak di akhir pertempuran. Game seperti Battlefield atau Titanfall menawarkan tingkatan senjata yang bisa Anda buka ketika mencapai level kelas tertentu, sesuatu yang dilupakan PopCap di sini. Hasilnya? Ketika Anda begitu tertarik untuk menggunakan satu kelas unik yang baru, Anda tidak punya media untuk secara spesifik mengejar dan membuka kelas tersebut. Yang bisa Anda lakukan hanyalah dengan membeli lebih banyak pack berharga 40.000 koin silver secara terus-menerus, hingga ia menawarkan apa yang Anda inginkan. Sayang sekali.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

July 3, 2024 - 0

Review Wuthering Waves: Penuh Pasang dan Surut!

Apa yang ditawarkan oleh Wuthering Waves? Mengapa kami menyebutnya sebagai…
June 28, 2024 - 0

Impresi Zenless Zone Zero (Build Terbaru): Lebih Cepat, Lebih Ketat!

Kami berkesempatan menjajal build terbaru Zenless Zone Zero. Apakah kami…
June 12, 2024 - 0

Preview My Lovely Empress: Racun Cinta Raja Racikan Dev. Indonesia!

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh My Lovely Empress di…
February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…

PlayStation

September 5, 2024 - 0

Review ASTRO BOT: Game Platformer Terbaik Playstation Sejauh Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Astro Bot ini? Mengapa kami…
August 26, 2024 - 0

Review Black Myth – Wukong: Liar, Nakal, Brutal!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Black Myth: Wukong ini? Mengapa…
August 9, 2024 - 0

Review Elden Ring – Shadow of the Erdtree: Tidak Bebas dari Kritik!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Elden Ring - Shadow of…
July 17, 2024 - 0

Review Kunitsu-Gami: Antara Suka Atau Benci!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Kunitsu-Gami ini? Apa yang membuat…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…