Review Sniper Elite 3: Dengan Ekstra Kebebasan!
Kini dengan Ekstra Kebebasan!

Jika ada satu hal yang harus diacungi jempol dari Sniper Elite 3, adalah keseriusan yang diperlihatkan Rebellion Games untuk menempatkan proyek teranyar ini sebagai seri game untuk generasi gaming yang baru. Fakta bahwa ia juga dirilis di Playstation 4 dan Xbox One tentu saja membawa tuntutan yang lebih berat di sisi visual, dan Rebellion mengeksekusi hal tersebut dengan cukup baik. Di setting terbaik PC, ia tampil dengan kualitas visual yang pantas untuk diacungi jempol. Kita tidak hanya sekedar membicarakan teksur atau tata cahaya yang ada, tetapi dari keseluruhan desain, termasuk kemampuannya menangkap terrain Afrika yang gersang dan lapang dengan cukup baik. Setidaknya cukup untuk menciptakan identitas uniknya sendiri, berbeda dengan dua seri Sniper Elite di masa lalu.
Sementara di sisi gameplay? Tidak banyak berbeda dengan Sniper Elite 2. Bermain dengan kacamata orang ketiga, Sniper Elite 3 memang lebih berfokus pada pengalaman Anda sebagai seorang penembak jitu dan bertahan kuat dengan atmosfer tersebut. Anda akan dibekali dengan tiga senjata utama sebagai “pintu” untuk menyelesaikan beragam misi yang ditawarkan: senjata laras panjang yang menjadi andalan utama, sebuah pistol sunyi, dan machine gun untuk berperang secara terbuka. Misinya sendiri cukup jelas dan terbagi dalam bentuk yang tentu saja familiar – dari menghancurkan objektif atau membunuh target tertentu. Untuk Anda yang ingin menempuh jalan yang bebas resiko, selalu ada kesempatan untuk melakukan takedown secara melee layaknya sebuah game action kebanyakan.


Apakah ini berarti Sniper Elite 3 hanyalah sebuah game Sniper Elite 2 dengan bungkusan berbeda? Untungnya, tidak. Jika ada satu hal yang membedakan keduanya, adalah fakta bahwa Sniper Elite 3 hadir dengan lingkungan pertempuran yang lebih luas dan terbuka. Apa maksudnya? Anda yang sempat mencicipi Sniper Elite 2 tentu saja menyadari, bahwa perlahan namun pasti, game ini adalah sebuah corridor shooter, dimana Anda hanya bisa bergerak di area yang bersifat lurus sembari menetralisir semua ancaman yang Anda temukan. Sementara di Sniper Elite 3, pertempuran berjalan di area luas, yang memungkinkan Anda untuk menentukan sendiri apa yang ingin Anda lakukan untuk mencapai si misi utama. Dan dari kebebasan ini, mengalirlah konsekuensi.
Ada begitu banyak cara untuk menyelesaikan misi Anda dalam skema dunia yang terbuka seperti ini, dan Sniper Elite 3 memfasilitasi hal tersebut dengan cukup baik, walaupun pada akhirnya lebih berfokus pada pendekatan stealth yang minim resiko. Dengan tiga buah senjata utama yang diusung, Anda bisa memilih untuk bermain dengan hanya mengandalkan takedown atau mungkin menjadikan sniper Anda tak ubahnya palu godam milik Thor yang siap menghancurkan lawan dengan bunyi menggelegar. Konsekuensi terburuk dari skenario kedua adalah posisi dan eksistensi Anda diketahui oleh musuh, yang membuat Anda menjadi target mudah. Sebagian besar dari mereka akan langsung mengejar Anda dan melemparkan peluru secara akurat. Ingat, Fairburne bukanlah Rambo, dan beberapa peluru dari musuh akan dengan mudah menundukkannya.


Berangkat dari hal inilah, Anda disuguhkan dengan fakta bahwa lingkungan juga bisa dimanfaatkan secara optimal untuk memastikan peran Anda sebagai penembak jitu lebih bisa diandalkan. Di beberapa area misalnya, Anda bisa menghancurkan mesin generator untuk membuat suara bising yang bisa mengkamuflasekan suara sniper yang Anda hasilkan, sehingga membuat Anda tetap tidak ketahuan. Alternatif lain adalah dengan bersembunyi di antara rerumputan tinggi untuk memperkecil jarak pandang musuh dan membuat Anda lebih mudah bergerak. Anda juga akan dibekali dengan beragam item untuk membantu perjalanan Anda, dari sekedar batu untuk mengalihkan perhatian, hingga ranjau untuk melindungi Anda dari serangan belakang. Apa yang terjadi jika posisi Anda diketahui oleh musuh? Tenang saja, ini bukan akhir dunia. Yang perlu Anda lakukan hanyalah berlari dari posisi awal hingga mode prajurit musuh berubah dari agresif, sekedar mencari, hingga kembali lagi di posisi semula. Anda bisa menjadikan siklus ini sebagai rutinitas membunuh semua musuh di area, jika memang tidak terlalu tertarik bermain secara stealth.


Namun sayangnya, Sniper Elite 3 sendiri tidak menyuntikkan AI yang pantas untuk ditakuti. Memang ia akan membuat Anda kewalahan jika Anda bersikeras untuk bertahan di satu tempat ketika ketahuan dan mulai beraksi seperti di Call of Duty. Aksi seperti ini akan membawa Anda pada kematian yang sering. Namun jika Anda mulai memosisikan game ini sebagai sebuah game Sniper Elite, AI yang ditawarkan akan terlihat seperti lelucon. Tantangan untuk bermain secara stealth hanya akan bergantung pada seberapa sabar diri Anda, dan tidak karena faktor gamenya sendiri. Ada banyak indikator yang memperlihatkan seberapa tersembunyi Anda dan sangat bisa diandalkan. Ada kalanya musuh-musuh ini bahkan tidak menyadari kehadiran Anda ketika Anda berdiam di depan mereka untuk beberapa detik. Ditambah dengan pistol sunyi yang bisa Anda eksekusi? Hanya butuh kesabaran.


Sniper Elite 3 juga menghadirkan kesempatan untuk melakukan modifikasi loadout yang Anda bawa dalam pertempuran sekaligus part senjata yang bisa Anda gunakan, dengan konsekuensi efek yang juga berbeda. Sistem experience points ditawarkan yang berujung pada sistem level. Untuk setiap kenaikan level yang berhasil Anda capai, Anda akan bisa membuka akses terhadap alternatif senjata tertentu.
And then, It’s All About Testicles Shot!

Namun pada akhirnya, jika kita membicarakan mengapa Sniper Elite begitu fenomenal di masa lalu, adalah fakta bahwa ia menghasilkan rasa puas yang tiada tara ketika fitur sinematik X-Ray Kill Cam muncul di layar. Berhasil membidik tepat titik vital musuh Anda dan mengeksekusinya dengan senapan laras panjang Anda akan membawa Anda pada perjalanan sinematik, melihat bagaimana satu peluru tersebut bergerak dengan kecepatan suara menembus tubuh musuh yang berada di hadapan Anda. Sensasi bahwa Anda tak ubahnya seorang malaikat kematian yang datang hanya untuk menjemput nyawa pasukan Jerman yang brutal tersebut disempurnakan di Sniper Elite 3 ini, dengan wujud anatomi tubuh manusia yang lebih disempurnakan.



Rebellion menyuntikkan detail organ dalam dan tulang yang lebih baik, dengan efek peluru yang kini diproyeksikan lebih destruktif dan mendetail. Walaupun masih ada kesan ragdoll physics yang kentara ketika hal tersebut berhasil dieksekusi, namun tetap ada kepuasan tersendiri untuk melihat hati, jantung, atau ginjal mereka berantakan karena satu peluru yang Anda luncurkan. Namun bagi Anda yang sudah mencicipi Sniper Elite 2, Anda pasti tahu apa yang Anda kejar di seri ketiga ini. Tenang saja, Anda masih bisa menghancurkan organ reproduksi lawan Anda dan membawa mereka ke cara mati paling mengenaskan yang bisa terpikirkan. Semuanya dilakukan dengan penuh senyuman.

Satu hal yang menarik, tidak lagi sekedar manusia, efek kill cam yang sama kini juga diterapkan di kendaraan yang mungkin Anda temui selama bertempur. Efek sinematik yang memperlihatkan bagaimana peluru Anda menembus mesin mobil atau tangki bensin mereka kini juga ditawarkan, memberikan sensasi bertarung yang cukup unik.