Review Valiant Hearts – The Great War: Pengalaman Emosional!
Bukan Game Perang Biasa!

Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar Valiant Hearts – The Great War mengusung Perang Dunia I sebagai tema utama? Hampir sebagian besar dari kita secara langsung, mungkin akan langsung mengasosiasikannya dengan sebuah game action penuh tembak-tembakan, dengan sudut pandang orang pertama atau ketiga. Sebuah format standar yang tentu saja memang seringkali ditawarkan oleh industri game sendiri. Namun nyatanya, game ini ternyata mengusung mekanik dasar yang sangat berbeda dengan apa yang kita pikirkan. Percaya atau tidak, Valiant Hearts – The Great War adalah sebuah game puzzle.
Tidak hanya sekedar tema Perang Dunia I-nya saja yang unik, Valiant Hearts – The Great War juga mengusung mekanik yang tidak pernah terpikirkan akan diadopsi oleh sebuah game yang menjadikan perang sebagai tema utama. Didukung tampilan visualisasi dua dimensi yang indah berkat UbiArt Framework, sebagai sebuah game puzzle, misi Anda tentu saja sederhana – memastikan diri bisa bergerak ke area selanjutnya dengan menyelesaikan serangkaian tantangan sebelumnya. Untuk Anda yang tidak merasa tertarik untuk memainkan sebuah game yang membutuhkan lebih banyak kekuatan otak, Valiant Hearts – The Great War dikemas dalam porsi puzzle yang proporsional, menyenangkan dan menantang di saat yang sama.


Berjalan satu timeline yang linear, karakter yang Anda gunakan akan ditentukan oleh progress cerita yang ada. Walaupun demikian, masing-masing karakter tetap akan dihadapkan pada puzzle spesifik tertentu sesuai dengan identitas mereka, seperti Emile yang seringkali disibukkan dengan kegiatan menggali atau Anna yang harus terlibat dalam gameplay ritmik untuk menyembuhkan prajurit yang ia temui di sepanjang jalan. Namun sebagian besar puzzle yang ditawarkan hampir serupa satu sama lain – lebih didominasi pada aksi mencari item dalam sekuens tertentu. Mencari satu objek untuk diberikan kepada objek lain, mendapatkan key item ekstra untuk diserahkan kembali ke NPC lain, yang kemudian membuka ruang untuk area selanjutnya. Beberapa momen juga membutuhkan Anda untuk mengubah jalur pipa dan sejenisnya. Secara garis besar, puzzle yang Anda hadapi tidak menuntut Anda untuk berpikir keras. Seiring dengan progress permainan, dengan sedikit ekstra nalar, tidak akan sulit untuk menyelesaikan setiap event ini, apalagi dengan clue yang juga ditebarkan secara visual. Walaupun terkadang, ia juga dikombinasikan dengan ekstra efek visual tertentu untuk membuatnya kian menantang.


Walaupun Valiant Hearts menjadikan empat karakter – Karl, Anna, Emile, dan Freddie sebagai tokoh sentral, game ini sebenarnya masih menawarkan satu ekstra karakter lain yang justru menjadi kunci permainan itu sendiri – sang anjing, Walt. Tidak hanya sekedar menjadi bumbu “manis” untuk sisi cerita yang ada, Walt juga menjadi salah satu pilar penting di dalam gameplay. Untuk setiap karakter yang ia temani, Walt bisa dikendalikan bak “tangan kedua” untuk meraih beragam key item atau switch yang tidak bisa digapai dengan mudah. Dengan menggunakan satu tombol sederhana, beragam item yang bisa dipicu Walt akan memperlihatkan angka tertentu di atasnya dan siap untuk dipicu. Walt bisa diminta untuk menarik atau mengambil objek, mengalihkan perhatian musuh, atau sekedar mengendap melewati celah kecil. Atau Anda bisa sekedar bermain-main atau memberikan pujian pada Walt ini.
Walaupun puzzle menjadi intisari dari Valiant Hearts: The Great War ini sendiri, namun Ubisoft tampaknya sangat mengerti bahwa ia butuh menyuntikkan ekstra gameplay lain untuk menjamin sensasi yang tidak repetitif dan monoton. Mendukung tema perang yang ada, beberapa chapter bahkan meminta Anda untuk sekedar bergerak maju dari satu area ke area selanjutnya, sembari memastikan bertahan hidup. Menghindari rentetan tembakan senapan mesin atau rudal yang terus jatuh. Salah satu variasi yang ditawarkan juga terjadi ketika Anda berperan sebagai Anna, ketika Anda harus mengendarai mobil tertentu sembari menghindari ragam tantangan dengan ditemani lagu klasik yang mengalun indah. Bagian terbaik? Ketika Anda harus terlibat dalam gameplay stealth dalam desain lingkungan yang luar biasa indah. Semua elemen ini menyempurnakan elemen Puzzle dari Valiant Hearts: The Great War itu sendiri.


Untuk memberikan ekstra tantangan yang ada, Valiant Hearts: The Great War juga menyuntikkan mode pertempuran boss di dalamnya, yang sebagian besar memang didominasi oleh sosok Baron Von Dorf. Tetap mempertahankan identitas utamanya sebagai game puzzle, pertempuran ini juga bisa diselesaikan lewat serangkaian aksi sederhana, memicu satu objek atau sekedar melemparkannya di sudut yang tepat. Yang membuatnya lebih menantang adalah fakta bahwa Anda kini dibatasi oleh waktu, menuntut ekstra kecekatan tersendiri untuk diselesaikan. Terlepas dari proses trial dan error yang terus terjadi, ia tidak akan sampai membuat Anda merasa frustrasi karenanya.

Sebuah identitas unik sebagai game puzzle bertema Perang Dunia I, Ubisoft memang harus diakui berhasil melahirkan sebuah IP baru dengan cita rasa dan pengalaman yang menyegarkan. Tidak hanya karena mekanik gameplay dasar yang bertolak belakang dengan apa yang diprediksi, tetapi juga lewat kemampuan meramu elemen seperti kualitas visual, desain dunia, variasi gameplay, hingga musik yang mengalun di dalamnya. Semuanya dibangun dengan sangat baik.
Pengalaman yang Emosional

Perang Dunia I adalah salah satu perang besar paling brutal yang pernah ada, dengan jutaan nyawa melayang dalam waktu yang begitu singkat. Implementasi teknologi senjata juga tidak dibatasi oleh apa saja yang boleh atau tidak, menjadikannya sebagai salah satu ruang “eksperimen” yang begitu masif dan mematikan. Di tengah kerasnya medan pertempuran inilah kita berperan sebagai empat karakter berbeda dengan agenda masing-masing, ditambah dengan seekor anjing yang begitu lucu. Di tangan keempat karakter ini, perang diperlihatkan sang personal dan emosional. Ini bukan soal game yang meminta Anda untuk membunuh sebanyak mungkin pasukan musuh dengan aksi paling epik yang bisa Anda lakukan. Valiant Hearts – The Great War meminta Anda menjalani perang dari kacamata korban, dari mereka yang dipengaruhi langsung olehnya, dan mereka yang harus mengangkat senjata untuk tidak hanya membunuh, tetapi juga melindungi. Sebuah pengalaman emosional yang begitu kuat, apalagi mengingat klaim Ubisoft bahwa game ini terinspirasi dari sebuah kisah nyata.


Konflik yang diramu untuk setiap karakter ini memang didesain siap untuk menyedot semua emosi Anda keluar, apalagi mengingat Valiant Hearts – The Great War adalah sebuah pengalaman interaktif, dimana Anda lah yang berperan sebagai tokoh sentral. Perlahan namun pasti, mengikuti jejak setiap karakter untuk mencapai agenda mereka masing-masing, Anda mulai membangun keterikatan emosional yang kuat. Walaupun tidak didukung dengan voice acts yang berarti dan hanya mengandalkan narasi, Anda sangat bisa memahami perasaan seperti apa yang tengah melanda masing-masing karakter ini.


Kesedihan mendalam sudah bisa rasakan sejak menit pertama, terutama melihat sosok Karl yang harus berpisah dengan sang istri tercinta dan sang anak hanya karena fakta ia adalah seorang Jerman dan istrinya seorang Perancis. Parahnya lagi, Karl harus bertempur sebagai pasukan Jerman yang tugasnya tentu saja membunuh orang Perancis. Melihat bagaimana istri Karl meratapi suaminya dibawa pergi tanpa alternatif solusi benar-benar meremukkan hati, sekaligus memancing rasa penasaran bagaimana jalinan takdir ini akan berakhir, apalagi mengingat sang ayah mertua – Emile justru ditugaskan sebagai pasukan Perancis – sang lawan utama Jerman. Kisah Freddie yang harus melihat sang istrinya yang harus tewas sia-sia karena perang juga tidak kalah menyedihkan. Anda bisa merasakan kemarahan yang mendalam di setiap aksinya, berusaha mencari keadilan yang tentu saja merupakan konsep absurd ketika tengah dilanda perang.

Jika ada satu hal yang berhasil dilakukan Valiant Hearts – The Great War adalah memperlihatkan konsekuensi perang yang sesungguhnya, secara personal. Ini bukan soal nasionalisme, soal kemenangan, soal kehancuran negara lawan, atau soal seberapa banyak tentara yang berhasil Anda bunuh. Ini soal mereka yang bergerak di garis depan, berbicara dengan kematian, dan memeluk masa depan sebagai satu-satunya harapan. Ini soal manusia.