Karena Call of Duty, Ayah Bawa Anaknya ke Medan Perang

Siapa tidak kenal Call of Duty. Salah satu serial game shooter terbaik dan terpopuler ini memang punya fans yang luar biasa. Setiap game terbarunya selalu disambut antusias oleh para gamer terutama pecinta genre First Person Shooter.
Saking populernya, Call of Duty diminati tidak hanya oleh gamer yang telah dewasa, tetapi juga yang masih anak-anak. Yang patut menjadi perhatian, sesungguhnya konten-konten yang terkandung di dalamnya membuat game ini tidak disarankan untuk dimainkan oleh anak di bawah umur.
Uniknya, ada seorang jurnalis asal Swedia bernama Carl-Magnus Helgregen yang punya cara tersendiri ketika kedua anaknya berniat membeli Call of Duty. Helgregen yang menganggap game tersebut tidak cocok dimainkan oleh kedua anaknya yang masih kecil justru membawa mereka ke medan perang sungguhan!
Niatnya hanya satu, yaitu memastikan kedua anaknya mengerti realita dari perang. Helgregen pun membawa anaknya ke Israel, tepatnya di Shuafat, Jerusalem. Mereka berdiri di Majdal Shams, sekitar 40 mil dari lokasi serangan senjata kimia di Damascus.

Menurut Helgregen, apa yang mereka lihat sangat berdampak pada kedua anaknya, terutama saat seorang staf medis menceritakan tentang serangan yang biasa menimpa anak-anak di lokasi tersebut setiap harinya. “Mereka sangat sedih. Anakku yang paling kecil ingin membawa senjata mainan miliknya dan membantu anak-anak di Shuafat bertahan,” ujat Helgregen.
Setelah kembali pulang dan tiba di Swedia, akhirnya kedua anak Helgregen tak lagi berminat memainkan Call of Duty maupun game perang lainnya.
“Aku mendengar banyak orang tua berkata: ‘Anakku memainkan game ini dan aku tidak tahu bagaimana membuat mereka mau keluar dari kamar’. Di saat selanjutnya ketika aku mendengar seseorang mengatakan hal yang sama, aku akan menjawab: ‘Cobalah bertanggung jawab tentang apa yang anakmu mainkan, dan cobalah hentikan atau beli tiket untuk mengajak mereka melihat peperangan, atau beli buku dan didik mereka,” tambahnya.
Memang, tak sedikit masyarakat di dunia yang selalu mengeluhkan tentang banyaknya adegan kekerasan di video game, buku, film, atau komik. Apapun itu, sudah menjadi tugas orang tua untuk mengawasi dan melarang semua hal yang belum pantas disaksikan anaknya. Dan sebagai seorang gamer, kita pun harus bijak dalam menyikapi semua yang kita lihat dan mainkan di video game. Bagaimana menurut Anda?