Gugatan Hukum Diktator Panama atas COD: Black Ops II Ditolak

Gugat menggugat hukum memang bukan “barang baru” di industri game. Sebagai bisnis hiburan dengan putaran uang yang mencenangkan, selalu saja pihak yang merasa dirinya dirugikan oleh yang lain, baik antar publisher, developer, ataupun perorangan. Ternyata fenomena ini tidak hanya terjadi di kalangan artis papan atas Hollywood saja, seperti kasus Lindsay Lohan dan GTA V, tetapi juga menyangkut salah satu “tokoh dunia” yang cukup kontroversial di masa lalu. Adalah Manuel Noriega – yang lebih dikenal sebagai diktator asal Panama yang mengajukan permintaan ganti rugi terhadap Activision atas digunakannya karakter dirinya di Call of Duty: Black Ops II tanpa izin. Merasa dirugikan, diktator ini pun sempat melayangkan gugatan hukum.
Setelah diproses untuk waktu yang cukup lama, pengadilan Los Angeles Superior Court akhirnya menetapkan keputusan untuk membatalkan gugatan hukum dari Noriega ini. Penggunaan karakter mirip yang dilakukan Activision di COD: Black Ops II dilihat sebagai sebuah bentuk kebebasan untuk berekspresi dan dianggap tidak mencederai reputasi Noriega secara langsung. Jaksa menegaskan bahwa Noriega sejak awal memang sudah dikenal karena aksinya yang buruk, apalagi dengan beragam bukti yang tersebar dari media selama kiprahnya sebagai diktator Panama di era tahun 1980-1990-an. Oleh karena itu, tuntutan ini tidak relevan di mata hukum. CEO Activision – Bobby Kotick tentu saja menyambut gembira keputusan ini.

Ini bukan kali pertamanya, tokoh historis ternama mendapatkan porsi cerita tertentu di dalam video game, apalagi ketika membicarakan game FPS militer yang mengakar pada konflik dunia nyata. Noriega down, who’s next?