Review Tales from the Borderlands: Sisi Lain Cerita yang Menarik!
Dari Kacamata Dua Karakter

Anda yang sudah cukup familiar dengan produk dari Telltale sebelumnya seperti – The Walking Dead dan Wolf Among Us tentu saja sudah mengerti kekuatan game yang diracik oleh developer yang satu ini. Tidak seperti genre game mainstream yang lain, proyek Telltale selalu lebih cocok dikategorikan sebagai sebuah interactive story. Anda akan dihadapkan pada progress cerita, dari satu dialog ke dialog lainnya sembari memilih respon dan berhadapan dengan konsekuensi yang ada. Namun ingat pula, sebagai sebuah game yang rilis episodik, pilihan ini juga akan berpengaruh pada apa yang Anda dapatkan setelah rilis rilis episode setelahnya. Kekuatan sama yang juga ditawarkan Telltale di Tales from the Borderlands ini.


Bedanya? Anda kini akan berhadapan dengan dua karakter – Rhys dan Fiona sebagai karakter playable, yang tentu saja, akan menjalani cerita mereka masing-masing dari dua sudut pandang yang berbeda. Selain cerita, pilihan, dan konsekuensi, ada sedikit elemen eksplorasi yang memungkinkan Anda bergerak dalam ruang lingkup sempit untuk sekedar mencari clue atau memicu event tertentu untuk melanjutkan cerita. Tidak hanya sekedar beda sudut pandang, Rhys dan Fiona berhasil mengukuhkan status mereka sebagai dua karakter dengan pendekatan berbeda lewat mekanisme unik yang diusung. Rhys sebagai karyawan Hyperion yang sudah mengalami proses augmentasi diperkuat dengan peripheral baru bernama “ECHO-eye”, sementara Fiona mengambil gaya pendekatan yang lebih klasik – lewat uang yang bisa didapatkan dari mode eksplorasi yang ada.




Lantas, apa fungsi kedua pendekatan yang berbeda ini? Intinya sebenarnya sama saja, membuka sebuah pilihan dalam situasi tertentu yang tidak bisa diakses sebelumnya jika Anda tidak memaksimalkan elemen-elemen unik tiap karakter ini dengan baik. ECHO-eye pada Rhys akan memungkinkan Anda mendapatkan informasi atau item tertentu untuk digunakan di kemudian waktu, sementara akumulasi jumlah uang tertentu bagi Fiona akan membuka opsi aksi yang tersedia – misalnya, menyuap sang penjaga bar untuk memasukkan Anda ke dalam tanpa butuh harus melewati segudang pertanyaan yang ada. Oleh karena itu, kebutuhan untuk sedikit lebih jeli ketika melakukan proses eksplorasi menjadi sesuatu yang esensial. Beberapa titik cerita juga akan membuat Anda memutuskan untuk menggunakan item tertentu atau tidak, yang keputusannya berarti membuka lebih banyak opsi di kondisi-kondisi berbeda di masa depan. Sebagai contoh? Pistol rahasia Fiona yang hanya memiliki satu peluru saja. Tidak menggunakannya di awal permainan berarti membuka pilihan menggunakan pistol tersebut di bagian cerita selanjutnya. Masih menabung satu-satunya peluru tersebut? Ada kemungkinan Anda bisa menggunakannya di episode selanjutnya.

Dan seperti seri-seri game mereka sebelumnya, Anda juga akan diharuskan untuk mengeksekusi beberapa momen QTE untuk memicu event tertentu. Tales from the Borderlands tetaplah game khas Telltale yang selama ini Anda kenal, sebuah game yang berfokus pada penyampaian cerita, segudang pilihan, konsekuensi yang cukup berbeda satu sama lain untuk menciptakan sensasi bahwa Anda tengah merangkai cerita Anda sendiri.
Melihat Pandora Dari Sisi Berbeda

Bukan pekerjaan yang mudah tentu saja untuk merangkai sebuah game yang selama ini dikenal karena aksi dan loot-nya yang segudang menjadi sebuah game yang menitikberatkan pada kemampuan cerita dan pesona dunia yang ia tawarkan. Berapa kali Anda sempat berhenti di Borderlands dan sekedar berdiam diri menikmati pemandangan Pandora atau Helios yang ada? Bisa dihitung dengan jari. Pandora selalu diasosiasikan sebagai medan pertempuran, membunuh satu Psycho ke Psycho lainnya, dari satu Skag ke Skag lainnya. Di Tales from the Borderlands, Anda berkesempatan untuk menyelami sisi Pandora yang lain. Anggap aja sebuah dokumentasi sederhana soal kehidupan sehari-hari di dunia kejam yang satu ini.



Hebatnya lagi, Telltale benar-benar meramu Tales from the Borderlands ini dengan begitu optimal terutama untuk memberikan kesan bahwa ia memang mengambil setting Pandora dari franchise Borderlands yang selama ini Anda kenal. Semua elemen yang tidak akan asing lagi bagi para penggemar franchise ini, dari kualitas visual, HUD, beragam karakter dan musuh ikonik yang dulunya sekedar tampil sebagai sasaran tembak, dihadirkan di sini. Anda akan merasa bahwa Anda berada di semesta yang sama, tidak kurang dan tidak lebih, namun tengah dibawa menjelajahi sudut pandang yang belum pernah ditawarkan oleh Borderlands 1, 2, atau The Pre-Sequel sebelumnya. Anda bahkan akan bertemu dengan salah Vault Hunters paling keren – Zero di sini sebagai bagian dari cerita. Selain memperlihatkan progress cerita dari Rhys dan Fiona, Tales from the Borderlands ini menawarkan sekelibat kisah apa yang dilakukan oleh para Vault Hunters setelah si seri kedua berakhir.

Harus diakui, selama menjajal peran sebagai seorang Vault Hunters di seri utama racikan Gearbox, Anda tidak pernah punya banyak kesempatan untuk mengerti dan memahami betapa kerasnya hidup di Pandora. Semua yang Anda lihat di depan mata berubah menjadi target peluru yang secepat mungkin harus dihabisi, tanpa ada kesempatan untuk mengerti. Tales from the Borderlands diramu untuk memperkaya hal tersebut. Tiap karakter terasa lebih personal, bahkan para Psycho kecil yang selalu jadi target tembak Anda sekalipun. Anda dibawa lebih mengenal Pandora dari kacamata seorang penduduk biasa yang berusaha bertahan hidup di dalamnya, dengan semua konflik, usaha, dengan ekstra kepribadian setiap individu di dalamnya. Sebuah sudut pandang yang sangat menarik.