Review Dragon Age – Inquisition: Pengalaman RPG Super Epik!
Kesimpulan

Sebuah penebusan kesalahan yang berakhir manis, pujian tertinggi memang pantas dilayangkan kepada Bioware yang berhasil menjadikan Dragon Age: Inqusitions sebagai salah satu game RPG Barat terbaik di kelasnya. Mengambil semua hal positif dari Dragon Age: Origins, meramunya dengan dunia luas dan imersif ala Skyrim, menyuntikkannya dengan segudang side quest yang cukup untuk mengalihkan perhatian Anda dari misi utama, kesempatan untuk melakukan proses crafting, dan tentu saja – berburu naga menjanjikan sebuah pengalaman RPG yang super epik. Begitu banyak konten yang untuk Anda nikmati dan cerna. Bagian terbaiknya? Tidak hanya sekedar menjadikannya sebagai julukan “kosmetik” semata, Anda benar-benar akan merasakan peran sebagai seorang Inquisitor – membangun pasukan, menentukan nasib Thedas, hingga mengadili mereka yang melakukan kejahatan besar untuknya. Diperkuat dengan visualisasi Frostbite Engine 3.0 dan desain dunia serta karakter yang luar biasa indah, jatuh cinta adalah reaksi yang sangat normal.
Walaupun demikian, ada beberapa catatan ekstra yang pantas untuk diperhatikan dari Dragon Age: Inquisition ini tentu saja. Salah satu keluhan terbesar kami adalah sistem kontrol yang tidak intuitif di versi konsol. Sangat dimengerti bahwa dengan segudang shortcut skill yang harus dijadikan fokus di tengah jumlah tombol kontroler konsol yang terbatas, Bioware memang tidak punya alternatif lain untuk menjadikan tombol “X” (PS4) untuk melakukan semua hal – dari melompat, looting, membuka pintu, atau mengaktifkan sesuatu. Tombol ini jadi mimpi buruk ketika semua elemen ini ternyata berdekatan satu sama lain. Skenario yang pernah kami hadapi sendiri? Di tengah pertempuran melawan lawan, di tengah sebuah proyektil api yang tengah mendekat, kami memutuskan untuk menekan tombol lompat untuk menghindar. Namun alih-alih melompat, karakter kami justru melakukan looting sisa monster lain yang berada di dalam jarak dekat. Hasilnya? Bisa diprediksi, kami tewas bodoh. Masalah lain yang masih harus diperhatikan adalah bug dan glitch yang masih terasa kentara. Kami bahkan sempat berhadapan dengan karakter yang tiba-tiba diam di tengah pembicaraan dan tidak menelurkan opsi apapun. Satu-satunya cara adalah mematikan game dan mengulang skenario itu kembali. Untungnya, proses auto save sangat membantu dan memastikan Anda tidak mengulang dari jauh.
Namun dari semua kekurangan tersebut, Dragon Age: Inquisition adalah sebuah game RPG Barat yang harus Anda jajal. Kualitas visual, konten, mekanik, musik, hingga serangkaian fitur baru yang ia suntikkan membuat puluhan jam permainan terasa berlalu begitu mudah dengan kenikmatan yang terjamin. Ia adalah sebuah RPG epik yang luar biasa!
Kelebihan

- Desain dunia yang indah
- Peran sebagai Inquisitor yang direpresentasikan sangat baik
- Mekanik action RPG yang tetap seru
- Pilihan dengan beragam konsekuensi
- Musik yang membuat atmosfer kian epik
- Dragons!
- Morrigan!!
- Mode multiplayer yang bisa dimaksimalkan untuk menghabiskan wkatu
- Sistem crafting yang menarik
- Tactical Mode
Kekurangan

- Bug dan Glitch yang masih ditemukan di sana-sini
- Mekanisme kontrol kurang intuitif di konsol
Cocok untuk gamer: pencinta Dragon Age – Origins, penikmat RPG Barat dengan ekstra pilihan dan konsekuensi
Tidak cocok untuk gamer: yang lebih menggemari Dragon Age 2, penikmat RPG Jepang yang butuh gameplay linear