Kontroversi Selimuti Turnamen Counter Strike: GO di Dreamhack
Scene e-Sports Counter Strike: Global Offensive memang tengah menarik perhatian saat ini, apalagi setelah terbongkarnya kasus penggunaan cheat yang dilakukan oleh beberapa pemain profesionalnya. Sebagai sesuatu yang menyandang nama “olahraga” di dalamnya, sportivitas tentu seharusnya menjadi sebuah nilai yang dijunjung sangat tinggi. Walaupun belum jelas seperti apa sanksi yang akan dilemparkan Valve terkait pemain-pemain profesional ini, mereka dipastikan tidak akan bisa berkompetisi di salah satu turnamen internasional CS: GO raksasa – di event Dreamhack Winter 2014 yang diselenggarakan di Swedia. Namun siapa yang menyangka, turnamen ini ternyata juga menelurkan kontroversinya sendiri. Pertempuran antara dua tim raksasa – LDLC melawan Fnatic diwarnai sebuah drama.
Melakukan eksploitasi terhadap desain map yang cacat memang bukan sesuatu yang dilarang oleh peraturan Dreamhack. Namun komplain yang dilemparkan LDLC terhadap Fnatic memaksa pertempuran antar keduanya diulang. Fnatic disebut curang karena melakukan boost yang memungkinkan salah satu pemainnya untuk mencapai posisi lebih tinggi di map Overpass, yang tidak hanya memberinya pandangan lebih luas atas gerak-gerik tim lawan, tetapi juga memburu mereka dengan mudah. Dreamhack akhirnya mengkategorikan boost ini sebagai “pixel-walking” karena ia dicapai dengan berdiri di atas objek yang tidak ada. LDLC sendiri juga ketahuan menggunakan metode boost lain,.
Namun alih-alih menempuh pertandingan kembali dari 0-0, Fnatic akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri. Dalam post resminya, Fnatic beralasan bahwa keputusan ini diambil karena perhatian gamer tidak lagi berfokus pada seberapa menyenangkannya CS: GO sebagai sebuah game kompetitif, tetapi justru karena exploit itu sendiri. Sebagai sebuah rasa hormat terhadap komunitas, mereka pun mundur. LDLC sendiri berhasil keluar sebagai pemenang event Dreamhack Winter 2014 ini setelah mengalahkan NiP di babak Grand Final.
Bagaimana menurut Anda sendiri? Apakah turnamen akan lebih menarik atau justru dicederai dengan exploit seperti ini?