PlayTest: Gaming Dengan ASUS ROG G550JK!

Reading time:
February 27, 2015

Dying Light

Game ini tidak hanya meminta proses kinerja GPU dari graphics card yang begitu tinggi (setidaknya pada setting maksimum), akan tetapi juga memaksa kerja CPU dengan lingkungan open world. Walaupun jumlah zombie yang dapat Anda temukan dalam permainan tidak sebanyak dan sesinting Assassin’s Creed Unity, tetapi cukup banyak variabel yang dapat terjadi dalam permainan. Misalnya, beragam benda yang dapat ditemukan dan event yang terjadi secara acak, atau perubahan cuaca dan waktu. Berikut permintaan spesifikasi hardware untuk game ini:

  • Prosesor: Intel i5 4670K / AMD FX 8350
  • Memory: 8 GB
  • Graphics Card: NVIDIA GTX780 2GB / AMD Radeon R9 290 2GB
  • HDD: 40GB

Hal utama yang langsung membuat game ini berat dan tidak dapat dimainkan dengan nyaman adalah opsi graphics View Distance dan Ambient Occlusion. Efek cahaya lain juga dapat memengaruhi kemampuan komputer untuk menghasilkan pengalaman bermain yang mulus, seperti Depth of Field dan Shadows. Ketika kami memainkan game ini dengan setting tinggi, sangat sulit untuk dapat bermain dengan layak, terutama ketika malam hari saat efek cahaya menjadi begitu dominan.

Efek cahaya dan graphics ketika semua opsi minimal sekalipun masih terlihat indah
Efek cahaya dan graphics ketika semua opsi minimal sekalipun masih terlihat indah

Setelah kami mengubah beberapa opsi graphics, game akhirnya dapat berjalan dengan baik dengan catatan tidak mengorbankan banyak kualitas tampilannya. Kualitas teksturnya dibiarkan tetap pada High untuk menjamin gambar yang bagus, sementara efek cahaya mulai kami utak-atik. Setelah kami mematikan atau menurunkan ke Low semua efek sekalipun, game masih terkesan agak berat. Baru setelah View Distance diturunkan sampai habis, game dapat berjalan dengan baik dan mulus di kisaran 40 hingga 50 fps.

ASUS ROG G550JK jagatplay (13) ASUS ROG G550JK jagatplay (14)

Playable?: Bahkan setelah semua efek cahaya dimatikan sekalipun game ini masih terlihat indah. Mungkin berkat bantuan kualitas teksturnya yang tetap kami pertahankan di High. Namun, pengalaman bermain pada setting berefek rendah ini sekalipun masih tetap mencekam dan menarik. Dan yang terpenting, tidak mengganggu permainan akibat framerate rendah.

DOTA 2

Hampir tidak ada game yang mampu menyaingi kepopuleran DoTA2 di hati mayoritas gamer tanah air. Walaupun ia tidak begitu berat dari sisi graphics, setidaknya bila dibandingkan dengan game lain di daftar PlayTest, akan tetapi kami yakin cukup banyak gamer yang ingin tahu seperti apa ASUS ROG G550JK bila memainkan game ini. Berikut spesifikasi yang perlu dipenuhi notebook gaming ini untuk dapat memainkan DoTA2 pada setting tinggi:

  • Prosesor: Intel Core 2 Duo E7400
  • Memory: 4 GB
  • Graphics Card: NVIDIA GeForce 8600 GTS 512MB
  • HDD: 8GB

Sekilas saja langsung terlihat bahwa DoTA2 pasti dapat dimainkan pada setting tertingginya. Untuk notebook gaming yang mampu memainkan Call of Duty Advanced Warfare dengan setting Extra, DoTA2 tentunya akan dapat dimainkan dengan nyaman di sana. Benar saja, kami dapat memainkan game ini dengan tanpa cacat di setting graphics tertinggi. Tentu saja dengan catatan koneksi Internet Anda cukup memadai untuk memainkan game ini.

Anda dapat bermain DoTA2 di caffee menggunakan setting graphics terbaik!
Anda dapat bermain DoTA2 di caffee menggunakan setting graphics terbaik!
Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…