Review Dragon Ball Xenoverse: Melelahkan!
Dragon Ball Xenoverse tidak bisa dipungkiri, menjadi salah satu produk Bandai Namco yang paling diantisipasi tahun ini. Ada beberapa alasan yang mendasar antusiasme banyak gamer untuk menikmatinya. Pertama, tentu saja fakta bahwa ia akan menjadi produk perdana yang menuju platform generasi terbaru, harapan untuk melihat kualitas visualisasi yang belum pernah ada sebelumnya menjadi sangat tinggi. Kedua? Fakta bahwa ia akan menawarkan sisi cerita yang lebih inovatif dan menjadikan karakter utama racikan Anda sendiri sebagai fokus. Ketiga dan yang paling utama? Sudah pasti, PC. Dragon Ball Xenoverse adalah game Dragon Ball pertama yang secara resmi dirilis untuk platform super dinamis ini.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah mengetahui impresi seperti apa yang ditawarkan oleh game yang satu ini. Bertolak belakang dengan excitement yang mungkin Anda temukan di dunia maya, kami termasuk gamer yang menaruh tanda tanya besar pada pondasi desain utama yang ditawarkan Bandai Namco dan Dimps di dalamnya. Berfokus pada pengalaman multiplayer dan gameplay yang grindy, kami bahkan menangkap sensasi yang terasa begitu famiiar dengan Destiny. Ada keharusan untuk menempuh sebuah proses repetitif yang terus diulang untuk dapat “menikmati” game yang satu ini. Sesuatu yang tentu saja sangat kami sesalkan.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Ball Xenoverse ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game yang melelahkan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
Plot
Hampir sebagian besar dari kita tentu mengenal Dragon Ball, entah dari versi manga atau anime-nya sendiri. Franchise yang berusia lebih dari 20 tahun ini memang populer di seluruh dunia, tidak hanya karena desain karakternya yang keren, tetapi juga dari konsep pertempuran desktruktif dalam skala yang belum pernah ada sebelumnya. Menariknya lagi? Ia juga termasuk salah satu franchise game adaptasi anime yang hidup begitu lama, bahkan lintas generasi dengan kesuksesan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan perkembangan cerita yang tidak seberapa signifikan sejak terakhir kita mengenalnya, developer tentu saja butuh cara baru untuk mengeksploitasi sisi cerita yang ada. Untuk urusan yang satu ini, Dragon Ball Xenoverse mengeksekusinya dengan tepat.
Alih-alih membawa Anda kembali menyusuri jejak sejarah pertempuran Goku dkk melawan variasi musuh super kuat yang sudah diceritakan puluhan kali lewat media game, Dragon Ball Xenoverse dibangun dengan satu skenario pengandaian, lewat satu kalimat sederhana, “Apa yang Terjadi Jika..”. Sebuah skenario yang memungkinkan developer untuk menempuh kembali beragam pertarungan ikonik franchise ini, mengubah outcome yang ada, dan menjadikan Anda sebagai karakter utama yang bertugas untuk menjadikannya kembali tepat, seperti Dragon Ball yang selama ini Anda kenal.
Anda akan berperan sebagai karakter racikan Anda sendiri, yang dipanggil oleh Shen Long ke Toki Toki City karena bantuan Trunks masa depan. Dunia tidak lagi seperti yang Anda kenal, dan semua hasil akhir dari event ikonik Dragon Ball sudah berubah. Tidak ada lagi kemenangan Goku atas Raditz, Mayat Gohan terbaring di bawah kaki Cell, dan dunia hancur karena kerakusan Bhu. Dengan kekuatan Supreme Kai of Time, Anda diminta untuk bertugas sebagai seorang Agent Waktu, yang lewat sebuah buku bernama Book of Endings dan Beginnings harus kembali ke setiap momen bersejarah ini, memperbaikinya agar menghasilkan outcome cerita Dragon Ball yang selama ini kita kenal. Investigasi yang dilakukan ternyata membuka tabir misteri bahwa semua keanehan ini tidak hanya terjadi begitu saja. Ada dalang dengan kekuatan tidak kalah besar yang membuat kekacauan waktu ini.
Siapa dalang tersebut? Motif seperti apa yang mendorong mereka untuk melakukan “kejahilan” ini? Pertempuran ikonik seperti apa saja yang harus Anda perbaiki di dalamnya? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Dragon Ball Xenoverse ini.