Review Pillars of Eternity: Salah Satu Pengalaman RPG Terbaik!
Bukan RPG yang Mudah

Dengan kamera isometrik yang ia tawarkan, Pillars of Eternity masih bisa dikategorikan sebagai sebuah game action RPG. Bergerak mengeksplorasi, membuka kabut tiap daerah dan menemukan beragam item di sepanjang perjalanan, Anda bisa mengeksekusi semua hal tersebut dengan hanya mengandalkan klik mouse saja. Bertemu dengan serangkaian ancaman tentu saja menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan, yang biasanya hanya bisa diselesaikan dengan satu jawaban pasti, harus ada yang mati dan itu harus bukan Anda. Flow pertarungan sebenarnya terjadi layaknya game action RPG pada umumnya. Ia bisa berjalan secara terus-menerus, dengan siklus aksi karakter akan memakan waktu eksekusi tertentu sebelum terjadi, baik dari magic hingga serangan biasa. Interface bar kecil di atas karakter akan menunjukkan hal tersebut.
Namun harus diakui, untuk sebuah game action RPG yang terus bergerak tanpa henti, apalagi jika Anda harus mengendalikan banyak karakter melawan banyak musuh sekaligus tentu saja, menjadi skenario mimpi buruk bagi semua gamer RPG Barat. Maka seperti halnya sistem serupa yang disuntikkan Bioware di Dragon Age, Anda selalu bisa menekan bar Space dan menghentikan aksi permainan seketika, kapapun Anda inginkan. Di mode pause ini, Anda bisa mengatur pergerakan setiap karakter yang Anda gunakan, kemana mereka harus bergerak, skill apa yang harus mereka gunakan, dimana mereka harus melemparkan spell untuk damage yang lebih efektif, hingga mulai menyembuhkan mereka yang sekarat. Di tengah hectic-nya pertempuran, apalagi yang memuat belasan karakter di satu layar yang smaa, mode Pause ini akan sangat membantu Anda mengatur strategi yang dibutuhkan untuk memastikan kemenangan.


Dan jika Anda gagal? Bersiaplah kematian. Untuk urusan yang satu ini, Pillars of Eternity juga mengusung sistem mekanik unik yang berbeda dengan kebanyakan game RPG lainnya. Tidak hanya sekedar mengusung HP untuk menunjukkan ketahanan hidup, game ini membaginya ke dalam dua indikator berbeda – Endurance dan Health. Endurance bertindak seperti layaknya “HP” yang kita kenal selama ini. Jika memakan damage musuh, maka Endurance akan terus berkurang, dan karakter akan tidak sadarkan diri begitu ia kosong.


Namun karakter ini akan bisa hidup kembali setelah pertempuran berakhir dengan Endurance yang beregenerasi cepat selama Health yang berbentuk seperti bar di samping foto karakter tersisa. Bar Health akan berkurang secara berkala setiap kali karakter jatuh karena kosongnya Endurance. Semakin kecil health, semakin terbatas pula Endurance maksimal yang dimiliki tiap karakter. Berita buruknya? Jika Health mencapai angka 0, maka karakter tersebut akan mati secara permanen, hilang dari eksistensi Pillars of Eternity, membuat semua hal yang berkaitan dengan dirinya, termasuk Quest yang dihitung gagal dan lenyap begitu saja. Menariknya lagi? Berbeda dengan Endurance yang bisa disembuhkan di pertempuran, Health hanya bisa dipulihkan ketika Anda beristirahat di Camp atau Inn kota terdekat.
Lantas, apa yang membuat kami menyebut ia sebagai RPG yang tidak mudah? Kita akan membahas nilai jual eksplorasi di segmen berikutnya, namun dari sisi gameplay-nya sendiri, Pillars of Eternity akan membutuhkan Anda untuk berstrategi ria dan bukannya sekedar maju membabi buta seolah Anda tidak mempan akan kematian. Varian musuh yang Anda hadapi cukup banyak dari segi kualitas dan kuantitas. Setiap dari mereka hadir dengan gaya serangan yang berbeda dan butuh cara tersendiri untuk ditaklukkan. Terkadang datang bergerombol, Anda juga harus belajar menentukan prioritas mana musuh yang harus Anda habisi terlebih dahulu, sebelum beralih ke selanjutnya.
Sebagai contoh? Ketika kita bertarung melawan Ogre, misalnya. Di game-game RPG pada umumnya, ia selalu dilihat sebagai ras raksasa berotak dungu yang hanya mengandalkan kekuatan fisik sebagai satu-satunya jalan keluar untuk semua masalah. Namun tidak di Pillars of Eternity ini.


Seperti halnya sebuah peradaban, mereka juga terbagi dalam beragam kelas yang juga berujung pada satu hal – variasi skill. Dan Anda bertemu dengan Ogre Druid, salah satu kelas yang biasanya ikut bergabung dalam gerombolan Ogre lain yang tidak hanya bisa menyerang Anda secara fisik secara menyakitkan, tetapi juga mengakses skill area yang tidak kalah destruktif dengan spell pendukung seperti Heal untuk Ogre yang lain. Atau misalnya, ketika Anda bertemu dengan gerombolan Undead dan menemukan dua ras Fampyr di sana. Ia mungkin terlihat seperti manusia biasa, namun Fampyr tidak hanya hadir dengan HP yang alot, tetapi juga kekuatan untuk melakukan Charm dan membuat karakter companion Anda menjadi musuh dalam periode tertentu. Siapa yang harus Anda bunuh terlebih dahulu? Di tengah kuantitas musuh yang begitu banyak berusaha menghancurkan party Anda, keputusan ini begitu esensial.
Langkah yang tidak kalah penting, adalah mengenal karakter Anda sendiri. Karena berbeda dengan game RPG barat kebanyakan saat ini yang tampaknya membagi kelas karakter hanya berdasarkan skill saja, Pillars of Eternity memastikan setiap kelas yang ada tampil begitu unik dengan peran efektifnya masing-masing. Ada Mage, dengan puluhan spell damage dan status.
Ada Cipher dengan skill berbasis Focus yang akan terus bertambah jika Anda mengaktifkan Soul Whip, yang juga membuatnya bisa mengakses beragam skill damage. Ada Hunter yang mampu memanggil companion binatang keren, dari serigala hingga singa. Ada Chanter – sang penyanyi di garis belakang yang terus melemparkan buff, tetapi juga mampu memanggil binatang lain sekelas naga ketika berdiri di medan pertarungan untuk waktu tertentu. Ada Paladin – sang tanker dengan status buff yang berjalan aktif dan kemampuan Healing. Ada juga Priest – sang karakter full support yang siap untuk menyembuhkan dan melemparkan semua status pendukung untuk karakter di depan. Dengan party maksimal 6 orang, ada kebutuhan untuk mengenal setiap kelas ini dan menentukan sendiri kombinasi karakter seperti apa yang cocok dengan gaya permainan Anda. Apakah Anda termasuk pecinta 1 Tanker + 5 damage berbasis range di belakang? Atau Anda lebih senang balance – 3 Tanker vs 3 Damager? Semuanya bergantung pada keputusan Anda.


Mengapa hal ini begitu penting? Karena terlepas dari kelas yang ada, Anda tidak akan bisa mengakses skill mereka seenak hati untuk memastikan berjalannya pertempuran dengan lebih cepat.Karakter kelas petarung seperti Paladin, Rogue, atau Warrior memang punya skill untuk menyerang, namun begitu terbatas. Skill terbagi atas dua varian “Per Encounter” dan “Per Rest”.

Seperti namanya, skill “Per Encounter” akan pulih kembali setiap kali Anda masuk ke pertarungan yang baru, yang tetap bisa diakses dalam jumlah tertentu / pertempuran. Sementara “Per Rest” berarti merujuk pada skill yang hanya bisa dipulihkan jika Anda beristirahat di Camp atau Inn saja. Skill “Per Rest” biasanya memang punya efek yang lebnih kuat. Sementara untuk kelas seperti Mage atau Priest, spell terbagi dalam beberapa kategori kelas yang hanya bisa diakses dalam satu jumlah tertentu dan dipulihkan via Camp. Sebagai contoh? Mage yang memiliki angka “3” untuk magic Level 4, misalnya, hanya bisa menggunakan varian magic Level 4-nya 3 kali sebelum habis dan dipulihkan kembali di Inn. Mana musuh yang pantas untuk mendapatkan serangan dari skill “Per Rest” Anda dan mana yang tidak? Kembali lagi ke keputusan Anda.
Satu hal yang membuat Pillars of Eternity semakin menggoda, adalah fakta bahwa terlepas dari kualitas visualisasi yang ia usung, ia memuat banyak pertempuran terepik yang pernah kami nikmati di game RPG, terutama dari para Boss yang ada. Bertarung melawan naga raksasa, patung besi yang tiba-tiba hidup, kumpulan Ogre dengan Ogre Druid di belakangnya, seorang raja lalim yang hidup kembali dengan dukungan para Fampyr, game ini akan memaksa Anda melewati banyak proses trial dan error sampai pada titik – Anda mulai berpikir dan memahami strategi terbaik yang perlu dijajal untuk memenangkan pertarungan yang ada. Kami sendiri sempat melakukan 8-12 kali Retry di satu pertarungan boss optional karena rasa penasaran yang menggebu-gebu. Salah langkah atau sedikit saja terlambat menekan tombol Pause untuk mengatur strategi, Anda bisa mengucapkan selamat tinggal secara instan pada 6 karakter hero Anda.. Dari mekanik gameplay battle yang ada, Pillars of Eternity akan menawarkan cukup banyak tantangan untuk terus menarik Anda ke dalamnya.


Berita yang bahkan lebih baik? Tidak ada kesempatan grinding sama sekali. Setiap musuh di Pillars of Eternity juga akan mengalami kematian permanen. Ini berarti jika Anda berhasil menghabisinya satu kali dari area yang ada, maka ia akan selamanya “bersih” ketika Anda mengeksplorasinya kembali. Tidak ada kesempatan grinding untuk “memudahkan” petualangan yang tengah Anda racik,mengingat para musuh biasa ini tidak memberikan kontribusi apapun terhadap experience points. Satu-satunya cara untuk mendapatkan poin ini dan naik level adalah dengan mengandalkan quest, menyelesaikan setiap tugas yang tersebar di seluruh penjuru Drywood. Mendorong Anda untuk mengeksplorasi dan mendalami dunia Pillars of Eternity ini dengan lebih baik. Cara lain memperkuat karakter adalah dengan mengumpulkan beragam material dan melakukan Enchanting ke senjata dan armor Anda, memberikan buff permanen secara instan.
Bangun Markas!

Pillars of Eternity juga mengusung satu metagame yang cukup untuk membuat Anda sibuk. Di tengah perjalanan Anda mencari alasan atas kekuatan yang Anda miliki, bertarung dari satu dungeon ke dungeon lain, dari satu kota ke kota lainnya, Anda tetap punya “rumah” untuk kembali, berlindung, dan mengenakan selimut tidur Anda tanpa perasaan terancam sama sekali. Mengikuti progress cerita yang ada, tidak lama setelah menit pertama Anda memainkan game ini, Anda akan diberikan wewenang untuk menguasai sebuah kastil yang sempat berdiri di bawah Watcher lain yang kini menggila. Hancur berantakan dan butuh perbaikan, Anda kini punya tugas untuk menghidupkan area ini kembali.


Seperti mekanik sama yang mungkin sudah diterapkan oleh game RPG yang lain, walaupun tidak banyak, Anda harus mengorbankan sejumlah koin emas untuk membangun kembali fasilitas kastil yang ada. Dibangun dengan list panjang, bersama dengan deskripsi jelas apa yang dilakukan masing-masing bangunan tersebut, ia menjadi kesibukan ekstra yang cukup memberikan selingan menarik selama Anda bergerak melewati jalan cerita utama game ini. Beberapa bangunan ini, seperti Dungeon misalnya, akan memberikan opsi ekstra bagi party ketika berpetualang. Seperti Jail misalnya, kini memungkinkan party Anda untuk melemparkan pemimpin musuh yang Anda temui di sepanjang perjalanan ke penjara, alih-alih memotong kepala mereka begitu saja. Tindak belas kasih ini akan memperkuat status karakter Anda sebagai Watcher yang pengampun.

Ada kepuasan tersendiri melihat perlahan namun pasti, daerah yang sebelumnya berisikan reruntuhan ini, mulai menemukan bentuk aslinya yang megah. Namun bukan sekedar kosmetik, kastil ini juga akan memberikan banyak kentungan tersendiri, seperti pajak yang secara berkala akan mengalirkan uang ke kantong Anda secara otomatis. Semakin sempurna, akan ada lebih banyak quest yang bisa diakses oleh karakter non-aktif untuk ekstra experience points dan item. Beberapa bangunan lain juga membuka peluang Anda untuk beburu para Bounty yang tampil layaknya Boss, atau sekedar memantapkan pertahanan yang membuat kastil Anda lebih tahan serangan dari luar.












