Oculus Rift Hadapi Tuntutan Hukum
Dengan semakin populernya teknologi virtual reality, masyarakat di seluruh dunia pun mulai menantikan kehadiran berbagai perangkat yang bisa diandalkan untuk menikmatinya. Salah satu nama yang belakangan paling sering disebut ketika berbicara soal VR adalah Oculus Rift.
Oculus VR sebagai pengembang Oculus Rift saat ini sedang bekerja keras untuk menghadirkan versi consumer dari perangkatnya itu yang diprediksi akan dirilis awal 2016. Sayang, belum juga terwujud, Oculus VR harus menghadapi tuntutan hukum dari sebuah perusahaan bernama Total Recall Technologies.
Menurut perusahaan yang berbasis di Hawaii itu, founder Oculus VR, Palmer Luckey, melanggar kontrak dan kesepakatan yang telah mereka buat. Total Recall Technologies mengklaim bahwa mereka mempekerjakan Luckey di tahun 2011. Saat itu, Luckey bertugas untuk mengembangkan prototipe dari VR headset dan telah menandatangani kontrak beserta surat perjanjian dimana pihak tertentu tidak boleh membocorkan segala informasi tentang produk tersebut hingga waktu yang ditentukan.
Luckey dituntut karena dituduh telah memanfaatkan masukan dan informasi yang ia dapatkan selama bekerja di Total Recall hingga tahun 2012, untuk mengembangkan proyek Kickstarter miliknya sendiri. Ya, apalagi kalau bukan Oculus Rift. Total Recall pun menginginkan adanya kompensasi dan hukuman pada Luckey. Sayangnya, tak disebutkan berapa besar nilai tuntutan yang dilayangkan kepadanya.
Juru bicara Facebook sebagai pemilik Oculus VR maupun pihak Oculus sendiri hingga saat ini tidak mau memberi komentar terkait kejadian tersebut. Perlu diketahui bahwa ini bukan pertama kalinya Oculus menghadapi tuntutan hukum. Tahun lalu, parent publisher dari Fallout, ZeniMax, menuduh Oculus VR telah mencuri teknologi virtual reality mereka.