Review King’s Quest – A Knight to Remember: Game Legendaris Berwajah Muda!
Menantang Bahaya dan Puzzle
Konsep utama dan jantung dari game adventure seperti King’s Quest terletak pada penyelesaian masalah. Entah itu menyelesaikan rintangan dengan cara action atau memecahkan masalah melalui percakapan. Semua itu dapat dengan mudah dipicu dengan menggunakan satu tombol saja. Hampir tidak ada kombinasi tombol yang sulit untuk menyelesaikan masalah yang ditemui. Hal ini membuat game ini begitu ringan untuk dimainkan, tetapi di saat bersamaan mampu memberikan tantangan yang cukup tinggi untuk otak Anda.


Penggunaan mouse dalam game ini terbilang sedikit. Biasanya, Anda hanya menggunakan mouse untuk mengarahkan pointer ketika akan menembakkan panah. Selebihnya, semua daerah yang dapat diaktifkan untuk menyelesaikan masalah harus didekati oleh karakter utama, dalam hal ini Sir Graham. Baik itu untuk mengambil benda untuk menyelesaikan puzzle, berbicara dengan karakter lain, sampai memeriksa daerah di dalam area permainan.


Bahaya dalam game ini tentu saja selalu mengikuti Sir Graham. Sebagai seorang ksatria dengan tugas besar, Anda dapat bertemu dengan kematian dalam beragam jenis dan cara. Namun, mengingat kisah dalam game ini adalah cerita yang sedang didengarkan oleh Gwendolyn dari kakeknya, maka King Graham dapat dengan mudah “mengoreksi” kematian sebagai salah cerita atau salah ingat! Hasilnya, Anda dapat selalu mengulang kembali kesalahan sampai tiba di jalur cerita yang benar!

Penyelesaian puzzle dalam game ini bervariasi caranya. Terkadang, Anda dapat dengan mudah menyelesaikan masalah dengan percakapan saja. Namun, seringkali Sir Graham harus menggunakan fisik dan kecerdikannya untuk menyelesaikan masalah. Biasanya, hal itu dicapai dengan menggunakan benda yang ditemukannya di lokasi tertentu. Satu hal yang cukup menarik dari feature ini, Anda dapat menggunakan tidak hanya satu cara untuk menyelesaikan masalah!


Sebagai contoh, ketika Sir Graham terjatuh dari kelinci raksasa yang digunakannya sebagai kuda dan terhempas di dasar jurang, ia harus bekerja sama dengan pedagang keliling setempat yang juga terjebak karena roda keretanya rusak. Untuk menggantikan roda tersebut, Sir Graham dapat menggunakan banyak alternatif untuk mengganti roda tersebut, seperti perisai atau meja. Semua itu membuat game menjadi lebih menarik untuk dimainkan ulang ketika Anda telah menyelesaikan cerita di Chapter 1!

Kesimpulan
King’s Quest Chapter 1: A Knight to Remember merupakan game yang membawa banyak memori untuk gamer veteran. Bukan hanya dari sisi ceritanya saja, tetapi gameplay yang ditekankan pada penyelesaikan masalah dan puzzle, bukan dari refleks dan adrenalin seperti yang selalu ditemui pada game belakangan ini, merupakan angin segar yang dirindukan. Bahkan untuk gamer yang pernah memainkan versi retronya sekalipun, game ini masih mampu memberikan kejutan menyenangkan di sisi ceritanya, bahkan dapat melengkapi cerita yang pernah ditemui di game terdahulu.
Kelebihan
- Ceritanya sangat menarik dan menghibur
- Aktor pengisi suaranya berkualitas tinggi
- Mudah untuk dimainkan
- Tantangan dari puzzlenya cukup tinggi
Kekurangan
- Dialog tidak dapat di-skip
Cocok untuk gamer: Menyukai game adventure dan gamer veteran
Tidak cocok untuk gamer: Menyukai game action
Spesifikasi Minimum:
- OS: Windows XP, Windows Vista, Windows 7, Windows 8
- Processor: Intel Core 2 Duo E6300 @ 1.86 GHz atau AMD Athlon 64 X2 4800+ @ 2.4 GHz
- Memory: 1 GB RAM
- Graphics: GeForce 8800 GT atau Radeon HD 4770 / 512 MB
- DirectX: Version 9.0c
- Hard Drive: 13 GB
- Harga (Steam): Rp 134.000 (Chapter 1) atau Rp 535.000 (Complete)