10 Jenis Teman Paling Menyebalkan untuk Gamer!
1-Upper

Kalau tipe teman yang satu ini, sudah pasti akan membuat darah Anda mendidih, terlepas apakah kita membicarakan sebuah topik terkait gaming ataupun tidak. Seorang gamer tentu tahu bahwa “1-UP” punya konotasi super positif. Di game-game klasik seperti Mario atau Sonic misalnya, 1-UP berarti nyawa ekstra yang Anda dapatkan, membuat Anda semakin jauh dari Game Over yang diasosiasikan dengan bencana. Namun dalam konteks pertemanan, 1-Upper adalah sumber kejengkelan tersendiri. Jadi apa itu 1-Upper? Anda bisa mendefinisikannya secara sederhana sebagai teman yang selalu punya cerita “simpanan” yang lebih punya impact, terlepas bohong atau tidak, terkait sebuah cerita yang baru Anda bagi untuk memastikan perhatian mengarah pada dirinya. Dan ketika definisi ini selesai dibaca, otak Anda mungkin tengah memikirkan sebuah nama atau wajah yang tampaknya memenuhi kategori yang satu ini.
Sebagai seorang gamer, ada kalanya Anda hendak berbagi kesenangan yang baru saja Anda alami ketika baru saja menyelesaikan sebuah tantangan, misalnya. Dengan senyum lebar, Anda mulai berbagi kisah kesuksesan tersebut ke teman lain yang mungkin mengerti pengorbanan yang harus Anda jalani. Namun di depan seorang 1-Upper, cerita apapun yang Anda lemparkan akan jadi sumber bagi dirinya untuk menyombongkan diri dan menarik semua perhatian yang ada.
A: “Wah.. gua akhirnya berhasil nyelesaiin Bloodborne kemarin malam, guys..”
B: “Itu mah belum seberapa, gua donk, kemarin baru Platinum.. Gila susahnya..”
A: “Oke..”
A: “Sumpah capek banget, gua hampir setengah jam kalik baru bisa ngalahin si Omega Weapon”
B: “Itu mah belum seberapa bro.. Gua dulu sampai 2 jam sendiri buat ngalahin dia, gak pakai high level item”
A: “Oke..”
A: “Setelah nabung 3 bulan, gua finally bisa beli MGS V ini. Hore!”
B: “Halah, lu gitu aja bangga. Gua dulu sampai kerja part time segala buat beli Playstation pertama gua. Gua sampai gak jajan tiap hari. Nyokap gua sampai mau ngusir gua dari rumah..”
A: “Oke..”
1-Upper tak akan memberikan kesempatan bagi Anda untuk berbagi sebuah reward dari pengorbanan yang baru saja Anda lewati. Semua perhatian dunia harus berpusat ke mereka semua.
Super Komentator

Sebagai seorang gamer, kita butuh konsentrasi lebih untuk menikmati petualangan apapun yang tengah kita tempuh di depan layar. Sebagian dari kita tentu mengerti bahwa ada banyak game di luar sana yang memang jauh bisa lebih dinikmati jika dicicipi sendiri, tanpa campur tangan orang lain. Masalahnya, tidak semua teman Anda mengerti hal tersebut. Hasilnya? Ketika Anda butuh ekstra ketenangan tersebut, mereka justru berperan jadi seorang super komentator yang terus mengomentari semua langkah Anda di game, terlepas dari apakah mereka mengerti game seperti apa yang tengah Anda mainkan dan mekanik seperti apa yang ia usung. Tidak punya kontribusi yang signifikan. “Kok itu pagar enggak diloncatin, bro?”, “Patungnya mesti ditembak biar pintunya kebuka kalik?”, “Lu panggil monster yang sebelum battle itu aja, tadi kan ngeluarin angka gede?”, “Tadi gua lihat kayak ada pintu yang lu lewatin deh.”, “Ini kok karakternya jelek banget ya bentuknya…”. JUST. SHUT. THE. F. UP. DUDE..
Full Bacot!

Ini mungkin bisa dibilang sebagai evolusi gamer “anti-kalah” yang sempat kita bahas di nomor sebelumnya. Namun berbeda dengan gamer tipe “1001 alasan” yang terus mengeluarkan justifikasi untuk sebuah tanding ulang, teman “Full Bacot” adalah tipe teman yang berusaha tampil keren hanya dari kata-kata, namun tak pernah dari sisi aksi. Tipe-tipe teman yang akan langsung menarik diri dan mengeluarkan lebih banyak alasan untuk memastikan mereka tidak perlu membuktikan apapun yang sudah sempat mereka ucapkan sebelumnya, terlepas dari fakta bahwa kita tahu itu adalah omong kosong belaka.
A: “Ini Boss kok susah banget yak?”
B: “Halah, gampang kalik. Gua 3 menit juga kelar kok lawan dia.”
A: “Gimana caranya?”
B: “Eh, gua ada kelas nih. Gua mesti cabut dulu..”
Tipe-tipe “gamer” yang sekalinya berhasil Anda jebak untuk membuktikan kata-kata mereka, berakhir memble dan memalukan.
Penghancur Stick

Jangan pernah menghancurkan barang milik orang lain, di sebuah keluarga yang sehat, nasehat semacam ini tampaknya sudah jadi nilai yang kita pegang sejak kita kecil. Kita diajarkan untuk mengemban kewaspadaan ekstra ketika menangani barang milik orang lain yang otomatis jadi tanggung jawab kita, terlepas dari kurun waktu yang ada. Namun, Anda akan bertemu dengan tipe teman yang tampaknya tidak pernah mendapatkan pelajaran norma seperti ini, apalagi ketika bermain game. Kita semua mengerti bahwa terlibat dalam sebuah game kompetitif seringkali membuat adrenalin Anda berpacu kencang dan otak Anda seperti berhenti berpikir untuk beberapa saat. Namun ia tidak lantas jadi justifikasi bagi mereka untuk menekan beragam tombol di joystick Anda sekuat mungkin, memutar analog dengan sudut dan kecepatan ekstrim, atau bahkan sekedar menyentuhnya setelah makan makanan berminyak dan berbumbu warna tanpa membersihkan tangan mereka terlebih dahulu. Teman-teman yang tampaknya tidak pernah memahami seberapa penting dan berharganya joystick yang sudah Anda beli dengan susah payah ini.