10 Momen Paling Menyeramkan dari Game Non-Horror!
Flowey Fight [Undertale]
SPOILERS!

Undertale terlihat seperti sebuah RPG unik yang menyenangkan. Game indie yang satu ini memang mendobrak semua hal mainstream terkait genre kompleks yang satu ini dan mengaplikasikan tak hanya sistem pertarungan baru, tetapi juga interaktivitas dan segudang karakter dengan kepribadian yang unik. Ditambah dengan cerita yang terlihat ringan dan lelucon di sana-sini, Anda seolah dibuai pada sebuah kisah fantasi ringan yang selalu mengundang senyum. Sampai Anda akhirnya tiba di titik akhir. Ketika Anda berharap bahwa ia akan berakhir dengan tawa, Anda berujung melawan salah satu makhluk paling menyeramkan di dunia Undertale, sesuatu yang tak pernah Anda prediksi akan meluncur dari game seperti ini. Ia hadir dengan format serangan yang gila, visual yang disturbing, tawa yang membuat keringat dingin meluncur, sebuah konsep yang bertabrakan dengan tema game yang sejauh ini Anda lalui. Parahnya lagi? Monster yang satu ini bahkan mengklaim bisa melakukan overwrite save data Anda sehingga Anda tak pernah lagi bisa kembali ke format eksplorasi dan harus berjuang untuk melawannya terus-menerus hingga berhasil.
END SPOILERS!
Boy of Silence [Bioshock Infinite]

Columbia yang indah, Elizabeth manis yang siap untuk membantu setiap kesulitan Anda, dan kehandalan Booker menggunakan senjata dan Vigor yang ia miliki memang sangat mencitrakan Bioshock Infinite sebagai sebuah game action penuh drama. Berbagai momen indah yang Anda bagi memang menghasilkan pengalaman emosi yang bercampur aduk, termasuk salah satu di dalamnya, termasuk rasa takut. Bagaimana bisa? Bioshock Infinite memang bukan game horror, namun ada satu adegan jump scare yang cukup untuk membuat banyak gamer berteriak kaget. Benar sekali, ketika Anda tengah sibuk melihat ke layar dan mengharapkan pengalaman yang damai dan mulai menghadap ke belakang, dan BAM!, ada Boy of Silence menatap di sana dalam jarak yang begitu dekat. Crap!
Glitch [Batman: Arkham Asylum]

Panik tampaknya jadi reaksi yang sangat normal jika kita membicarakan salah satu desain game terkeren sepanjang masa yang satu ini. Beraksi menjadi sang Ksatria Kegelapan di salah satu franchise game superhero terbaik yang pernah ada – Arkham Asylum, Anda mungkin merasa tercurangi karena progress permainan Anda harus teratasi karena keping disc atau pemograman yang rusak di tengah jalan. Tengah sibuk berusaha membongkar tipu muslihat Scarecrow, layar Anda tiba-tiba terhenti di satu titik dengan bunyi yang tak berbeda dengan suara elektronik rusak, memberikan sinyal kuat bahwa Anda tampaknya tak lagi bisa melanjutkan game ini lebih jauh. Gamer mana yang bisa memprediksi bahwa ini ternyata adalah bagian dari gameplay, yang kemudian diikuti dengan sudut pandang cerita dari kacamata Joker yang begitu memorable. Tapi kita semua, di titik yang sama, takut bahwa kita akan harus memulai segala sesuatunya kembali dari awal.
Nightmare [Max Payne]

Jika ada satu nilai jual yang membuat nama Max Payne klasik tak mudah dilupakan begitu saja adalah betapa fantastisnya ia dulu merangkai cerita, dunia, desain gameplay, dan tema dewasa eksplisit ke dalam satu pot yang sama dan menghasilkan sesuatu yang fantastis. Ketika Anda sudah bertempur dengan bullet time dari satu level ke level selanjutnya, siapa yang mengira bahwa di jeda sesi ala novel Max Payne, Anda justru akan dibawa ke sebuah “dunia” yang tak pernah Anda prediksi di sana sebelumnya. Benar sekali, menjelajahi mimpi buruk Max Payne adalah salah satu sensasi terseram yang pernah kami rasakan di sebuah game yang tak menjual nilai horror sama sekali. Berjalan dari satu koridor gelap ke koridor gelap lainnya, lengkap dengan teriakan, kamera yang aneh, Anda benar-benar merasa tengah terjebak di dalam neraka dan bukan lagi sekedar mimpi buruk.