Review Fatal Frame – Maiden of Black Water: Kembalinya Teror Hantu Asia!
Gamepad + Kamera Obscura = Luar Biasa!

Fatal Frame: Maiden of Black Water tetaplah seri Fatal Frame yang selama ini Anda kenal. Sebuah dunia misterius penuh dengan makhluk halus yang hanya bisa ditundukkkan dengan satu senjata – kamera Obscura. Inti gameplaynya sederhana. Seperti game survival horror pada umumnya, Anda akan berkutat untuk bergerak dari satu titik ke titik lainnya untuk mencapai progress cerita, melawan boss, menghadapi setiap ancaman yang muncul, dan berupaya untuk bertahan hidup. Satu-satunya cara untuk menghasilkan damage adalah dengan memotret makhluk-makhluk halus ini. Semakin dekat posisi mereka, atau semakin banyak target yang muncul di layar yang sama, maka semakin besar pula damage yang bisa “dipanen”. Fatal Frame: Maiden of Black Water masihlah sebuah seri Fatal Frame yang Anda kenal.


Bedanya? Kini Anda bisa menggunakan tiga karakter berbeda. Namun sayangnya, tidak dalam format ala GTA misalnya, yang memungkinkan Anda untuk menggunakannya kapanpun dan dimanapun Anda inginkan. Karakter yang Anda gunakan akan sangat bergantung pada chapter cerita yang tengah Anda jelajahi tanpa kesempatan untuk menggantinya. Tak hanya sekedar visual, karakter-karakter ini juga punya kemampuan berbeda yang bisa dimaksimalkan sesuai dengan chapter mereka. Hojo misalnya, diperkuat dengan sebuah lensa yang memungkinkan dirinya untuk melakukan Burst Mode, namun dengan waktu reload lebih tinggi. Sementara Miu bisa menggunakan Spirit untuk melambatkan waktu ketika memotret, meninggakan akurasi yang ada.


Sementara dari sisi Obscura-nya sendiri, Anda akan bertemu dengan mekanik super sederhana. Memotret makhluk halus dari beragam bentuk ini akan menghasilkan damage, sekaligus membuat kepingan jiwa mereka terpecah perlahan. Ia tumbuh menjadi sebuah target baru yang bisa dihancurkan dengan cara yang sama, dipotret. Jika gagal, ia akan kembali ke jiwa sang target dan memulihkan nyawa mereka. Berita baiknya? Ia jadi ekstra target yang jika dipotret bersama 4 target lainnya, ia akan menghasilkan damage ekstra.


Ada beberapa mekanik baru seperti Fatal Frame – sistem counter attack yang bisa dipicu jika Anda memotret para target ketika dalam posisi menyerang, tak hanya memberikan ekstra damage, tetapi waktu singkat untuk terus memotret tanpa reload. Sementara itu, ada pula Fatal Glance – dimana Anda bisa menyentuh arwah sekarat yang ada untuk menangkap kejadian masa lampau sebelum mereka berakhir jadi roh gentayangan. Mengumpulkan point dari serangan dan penyelesaian misi, Anda juga bisa memperkuat kamera Anda untuk meningkatkan damage atau sekedar mempercepat proses reload, dan tentu juga membuat beragam efek lensa Anda semakin efektif. Sebuah mekanisme yang tampaknya tak akan asing lagi untuk para gamer pecinta genre survival horror.


Lantas, apa yang membuat Fatal Frame: Maiden of Black Water ini terasa sangat spesial? Kunci utamanya terletak pada satu kata: GamePad Nintendo Wii U. Anda ingat kontroler raksasa ala tablet dengan layar besarnya tersebut? Tak sekedar bisa memperlihatkan peta perjalanan Anda atau menjadi layar kedua dengan konten yang sama, ia juga “jadi” kamera Obscura Anda sendiri. Benar sekali, ketika Anda masuk ke dalam mode memotret, GamePad Anda adalah kamera Anda!


Dengan melihat langsung ke GamePad, Anda bisa membidik, memotret, sekaligus memerhatikan seberapa efektif serangan Anda. Kerennya lagi? Mendukung fitur gyro yang ia usung, Anda seperti tengah memainkan sebuah game tablet ketika berusaha membidik dan menghancurkan mereka satu per satu. Seluruh ruangan adalah tempat bermain Anda karena Anda selalu bisa mengarahkan “kamera” Anda ini ke setiap sudut ruangan untuk mencari para makhluk halus yang seringkali berakhir muncul dan tenggelam sesuka hati. Ditambah dengan fakta bahwa mereka tak pernah dibatasi hukum fisika untuk tidak bisa menembus objek padat, ada keseruan tersendiri dengan implementasi fungsi seperti ini. Salah satu yang terbaik di Wii U, tak perlu diragukan lagi. Sayangnya, mengangkat gamepad ini dalam waktu lama, lengan Anda bisa jadi korban.
Walaupun demikian, sayangnya, ada beberapa masalah yang masih mengakar kuat di game yang satu ini. Pertama, adalah masalah kamera. Untuk sebuah game yang terkadang menuntut Anda bergerak cepat, apalagi ketika harus lari dari kejaran para roh dan berbalik menyerang, atau sekedar mencari clue yang ada, kamera di Fatal Frame: Maiden of Black Water adalah bencana besar. Kebanyakan yang terjadi adalah zoom yang terlalu dekat ke karakter dan tanpa memberikan detail lingkungan yang penting.


Keluhan kedua yang paling utama? Sistem kontrol gerak. Mereka mungkin terlihat seperti karakter wanita super manis yang lemah, namun menggerakkan karakter-karakter ini tak terasa berbeda dengan menggerakkan sebuah tank seberat puluhan ton di game-game perang terbuka. Geraknya tak seleluasa game action, namun tak sekaku survival horror di masa lalu. Anda mendapatkan kombinasi setengah-setengah yang kadang butuh waktu hanya untuk sekedar memutar karakter. Dikombinasikan dengan sistem kamera yang tak kalah buruk? Horor dalam pengertian teknis yang sesungguhnya.

Namun terlepas dari semua kekurangan tersebut, Fatal Frame: Maiden of Black Water tetap memenuhi apa yang dirindukan oleh gamer dari franchise yang sudah lama tak muncul ini. Apalagi, tak hanya sekedar menawarkan atmsofer yang mencekam, ia juga hadir dengan desain-desain makhluk halus yang fantastis. Favorit kami? Ketika Anda harus bertarung dengan roh wanita dengan jubah putih yang bergerak seolah ia tengah tenggelam di dalam air. Anggun, menyeramkan, dan memanjakan mata di saat yang sama. Desain-desain musuh yang harus Anda hadapi, terlepas dari minimnya keunikan yang ada, pantas untuk diacungi jempol.
Basah? Bukan Sekedar Sensualitas!

Air adalah elemen utama yang menjadi identitas Fatal Frame: Maiden of Black Water itu sendiri. Kita tidak sekedar membicarakan bagaimana air, basah, dan pakaian yang lengket ke tubuh dan transparan di beberapa tempat membuat karakter wanita memanjakan mata khas Koei Tecmo semakin bersinar di seri ini, tetapi juga bagaimana ia memainkan peran yang cukup penting dalam cerita dan gameplay. Air di sini bukanlah sekedar untuk memperkuat elemen sensualitas yang oleh Nintendo, sudah berusaha dikurangi dengan meniadakan kostum bikin untuk membungkam kritik yang mungkin muncul dari gamer Barat yang sensitif.
Di dalam cerita, air disimbolkan sesuatu yang suci tetapi juga terkutuk di Maiden of Black Water ini. Sebagian besar korban yang Anda temui dari sekte sesat yang aktif di sana tewas karena ditenggelamkan secara paksa d dalam air, menjadikannya sebagai sebuah elemen yang punya nilai horror tersendiri. Namun bukan itu saja, ia juga punya andil dalam gameplay. Karakter Anda yang terkena air, baik karena hujan, jatuh di kubangan, atau diserang oleh makhluk halus akan memperlihatkan efek basah yang tercermin lewat pakaian yang mulai transparan di beberapa titik. Efek basah yang ia tawarkan memang pantas diacungi jempol dengan efek rambut yang juga sama fantastisnya. Namun berhati-hatilah, karena basah bisa jadi akhir hidup Anda.


Sebuah status bernama “Wetness” diperkenalkan. Intinya, semakin basah karakter Anda yang tercermin lewat indikator dengan sebuah lambang bunga di dalamnya, semakin kuat pula serangan yang bisa dimunculkan dari Obscura. Berita buruknya? Efek serangan dengan damage tinggi ini harus dikompensasi dengan pertahanan yang jauh lebih buruk, yang berarti Anda akan menerima damage lebih besar. Anda juga akan lebih sering bertemu dengan makhluk halus yang ingin menyerang Anda di kondisi yang satu ini.

Untungnya, tak hanya Obscura, karakter Anda juga akan dibekali dengan segudang item penyembuh untuk meningkatkan kesempatan untuk bertahan hidup. Salah satunya adalah Purifying Flame yang akan mengeringkan tubuh karakter Anda secara instan, atau sekedar Herbal Medicine yang akan menambah health Anda dalam persentase tertentu. Anda bisa “berburu” item-item ini atau menjadikannya sebagai prioritas belanja setiap kali berganti chapter dan level.