Review Just Cause 3: Kehancuran Adalah Solusi Semua Masalah!

Reading time:
January 8, 2016

Keindahan yang Dibayar Mahal

Avalanche berhasil membangun Medici yang begitu indah.
Avalanche berhasil membangun Medici yang begitu indah.

Avalanche Studios memang pantas mendapatkan acungan jempol atas keberhasilan mereka untuk membuat Just Cause 3 pantas untuk menyandang predikat game open-world generasi saat ini. Kita tentu tak membicarakan soal gameplay atau fitur yang ia tawarkan, tetapi elemen yang berada di permukaan – visual. Secara grafis, ia mengeksekusi hal ini dengan luar biasa. Model karakter yang terlihat penuh detail dan beragam efek ledakan yang diracik bombastis semakin sempurna dengan desain Medici yang memanjakan mata. Sensasi sebuah negara yang bertempat di Mediterania dengan bangunan, warna, dan kualitas laut dengan pantulan sinar matahari panasnya meramu sebuah atmosfer yang luar biasa. Untuk sebuah game open-world, “lapangan bermain” yang ditawarkan Just Cause 3 memang pantas untuk diacungi jempol.

Dari taman bunga beraneka warna
Dari taman bunga beraneka warna
Hingga salah satu visual air terbaik yang pernah kami temui di video game manapun.
Hingga salah satu visual air terbaik yang pernah kami temui di video game manapun.

Kerennya lagi? Unsur fun dari eksplorasi dunia yang begitu luas ini juga diperkuat dengan level interaktivitas berbasis mekanisme physics yang  luar biasa untuk setiap objek yang ada. Anda selalu punya kesempatan untuk menghancurkan beragam objek yang ada, dari yang berukuran super kecil hingga beragam bangunan raksasa yang berada di Medici. Atau Anda mungkin bisa memanfaatkan bahan peledak yang ada untuk menerbangkannya, menariknya dengan menggunakan tether grappling hook, dan beragam aktivitas sejenis. Level interaktivitas ini memang pantas untuk diacungi jempol, apalagi ketika Anda berhasil menciptakan sebuah kehancuran yang masif, entah dari sebuah radar raksasa yang jatuh ke tanah atau sekedar reaksi berantai ledakan yang muncul karena pembangkit listrik yang meledak berdekatan. Kehancuran adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Just Cause 3 dan menjadi salah satu sumber kesenangan.

Hampir semua objek di Just Cause 3, kecil ataupun besar, bisa dihancurkan.
Hampir semua objek di Just Cause 3, kecil ataupun besar, bisa dihancurkan.
Fantastis? Iya. Sayangnya, ia juga jadi sumber masalah.
Fantastis? Iya. Sayangnya, ia juga jadi sumber masalah.

Lantas, mengapa kami menyebutnya sebagai “keindahan yang dibayar mahal?”. Anda yang sering mengunjungi JagatPlay mungkin cukup paham bahwa kami jarang sekali membicarakan sebuah kekuarangan di awal artikel. Namun kasus yang terjadi di Just Cause 3 ini terlalu istimewa untuk diabaikan begitu saja. Karena terlepas dari semua keindahan dan level kehancuran yang bisa Anda dapatkan, Avalanche tampaknya menjadikan pengorbanan performa sebagai sesuatu yang dirasa pantas. Memainkan game ini di Playstation 4 (kami tak punya gambaran jelas soal performa di versi PC) dengan patch terbaru, tetapi berakhir sebuah mimpi buruk.

Melakukan proses review game ini 1 bulan sejak dirilis, dengan ragam patch baru yang sudah disematkan, ternyata tak cukup banyak membantu. Just Cause 3 bisa disebut sebagai game Playstation 4 dengan performa terburuk yang kami cicipi selama tahun 2015 kemarin. Jika Anda memainkannya dalam suasana “tenang”, ia akan menawarkan framerate yang stabil di 30fps. Namun begitu Anda mulai menggila dan mulai menghancurkan banyak objek, terutama ketika Anda berhasil mendapatkan helikopter tempur dengan rudal tak terbatas yang dengan mudahnya menghancurkan objek raksasa sekalipun, performa Just Cause 3 hancur berantakan. Framerate jatuh dratis dengan gameplay melambat dan sensasi permainan yang tak lagi menyenangkan. Parahnya lagi? Kondisi ini masih bisa lebih buruk. Bayangkan skenario yang sama dengan efek hujan yang terkadang muncul di Medici dengan tekstur hujan yang terus menguyur dari langit dan membuat efek basah di tanah? Ya, seperti yang bisa Anda prediksi, framerate Just Cause 3 versi Playstation 4 terjun bebas.

Begitu Anda menghancurkan struktur masif dengan helikopter, misalnya, framerate akan jatuh.
Begitu Anda menghancurkan struktur masif dengan helikopter, misalnya, framerate akan jatuh.
Ditambah dengan efek hujan? Ucapkan selamat tinggal pada kenyamanan bermain Anda.
Ditambah dengan efek hujan? Ucapkan selamat tinggal pada kenyamanan bermain Anda.

Sebenarnya yang mengkhawatirkan adalah kapabilitas Avalanche Studios – sebagai sang studio developer untuk mulai menawarkan solusi yang lebih konkrit terkait masalah ini. Karena melakukan review game ini satu bulan sejak rilis awal, lengkap dengan implementasi patch terbaru, dan masih berhadapan dengan masalah teknis yang masih terasa kentara, bukanlah sebuah sinyal yang bagus dan menjanjikan. Sayangnya, kami sendiri tak tahu pasti apakah masalah yang sama terjadi di semua platform rilis yang ada, termasuk PC dan Xbox One, atau hanya terjadi di versi Playstation 4 saja. Satu yang pasti, keindahan Just Cause 3 menuntut “bayaran” yang cukup mahal.

Menghancurkan itu Perbuatan Terpuji

Dua inti Just Cause 3: kehancuran dan bersenang-senang.
Dua inti Just Cause 3: kehancuran dan bersenang-senang.

Sejak awal eksistensinya, Just Cause bukanlah sebuah franchise game open-world yang berusaha mengejar level realisme setinggi-tingginya. Ia selalu diperlakukan sebagai sebuah game action menyenangkan yang tak harus mengakar pada nalar apakah sesuatu mungkin terjadi atau tidak di dunia nyata, atau apakah ia logis secara desain jika dibandingkan dengan game open-world atau third person shooter yang lain. Just Cause 3 juga mengakar pada konsep yang sama, menyempurnakannya dengan ragam fitur yang layak dibicarakan, namun tetap hadir dengan satu benang merah yang sama. Benang merah yang berputar pada satu pesan dan aksi yang jelas. Bahwa, menghancurkan itu perbuatan terpuji dan solusi untuk segala sesuatu masalah. Bahwa untuk membebaskan rakyat dari cengkeraman seorang diktator, Anda harus membuat segala sesuatunya rata dengan tanah.

Maka hal ini jugalah yang akan Anda temukan di Just Cause 3. Seperti layaknya sebuah game open-world dengan dunia yang begitu luas, progress cerita baru akan bergerak ketika Anda mulai melanjutkan misi utama yang ada. Anda punya kebebasan yang hampir mutlak untuk mulai beraksi sejak pertama kali Anda menginjakkan kaki di Medici dan ia menunggu untuk Anda bebaskan. Jadi apa yang harus Anda lakukan untuk menghempaskan kekuasan diktator ini ke tanah selain mengikuti cerita utama? Menghancurkan segala sesuatu yang ia miliki, di setiap sudut, dengan segala persenjataan berat dan kendaraan perang yang Anda miliki.

Progress cerita bergerak setelah Anda menyelesaikan misi utama yang ada.
Progress cerita bergerak setelah Anda menyelesaikan misi utama yang ada.
Sisanya? Membebaskan Medici yang dibagi atas area-area lebih kecil.
Sisanya? Membebaskan Medici yang dibagi atas area-area lebih kecil.

Dunia Just Cause 3 terbagi menjadi beberapa region besar yang masing-masing darinya memuat provinsi berbeda-beda, yang kemudian kembali dibagi ke dalam area-area khusus yang mempresentasikan kekuasaan sang diktator. Untuk membebaskannya, Anda hanya perlu menuju ke area-area ini, menghancurkan segala sesuatu fasilitas yang diunjuk lewat kolom indikator di sebelah kiri atas layar dan memastikan tak ada lagi pengaruh Di Ravello di sana. Area-area ini bisa berakhir menjadi sebuah kota kecil dengan penduduk yang hilir mudik atau benar-benar sebuah fasilitas miiter raksasa yang dijaga super ketat oleh pasukan pemerintah. Namun terlepas dari apapun kondisi yang Anda hadapi, intinya tetap sama, kehancuran. Anda harus menghancurkan semua fasilitas yang biasanya ditandai dengan warna merah ini untuk merebut kembali kekuasan dari jenderal bengis yang satu ini.

Namun sekali lagi, Just Cause 3 bukanlah tipikal game third person shooter yang selama ini Anda kenal, terutama dari sisi logika. Pertama, Rico adalah seorang superhero dan bukannya manusia biasa. Mengapa? Karena hampir mustahil ada manusia biasa yang mampu melakukan apa yang ia lakukan. Ia siap menampung muntahan puluhan peluru musuh tanpa baju pelindung, bisa hidup ketika melompat bebas dari ketinggian yang mungkin akan membuat tulang Anda hancur berantakan, dan mengalahkan hukum gravitasi dengan mudahnya. Berita buruknya? Tak pernah ada indikator jelas kapan Anda bisa bertahan hidup atau tidak. Ada di satu titik kami berjalan dengan sehat setelah jatuh dari helikopter dengan ketinggian sama, sementara lainnya berakhir jadi sekarat.

Manusia? Rico adalah malaikat kematian yang tengah menyamar.
Manusia? Rico adalah malaikat kematian yang tengah menyamar.
“Gua di sini, oi!!”

Kedua, bahwa konsep open-world yang ia usung hadir dengan kebebasan yang nyaris mutlak. Tak ada “strategi” yang pasti untuk membebaskan Medici ini dan Anda punya kesempatan untuk bereksprimen dengan beragam opsi yang ada. Namun perlahan namun pasti, strategi paling efektif selalu berakhir dengan menguasai helikopter tempur milik pasukan lawan yang dengan mudah bisa dilakukan, mengirimkan ratusan misil ke target-target penting ini, dan kemudian berakhir dengan status Medici yang “merdeka” namun luluh lantak. Jikapun Anda cukup yakin untuk mengandalkan hanya senjata dan bahan peledak di tangan Anda, pasukan Di Ravello juga bukan makhluk yang cerdas. Kasus serupa di seri sebelumnya, tak ada pembenahan di sisi AI yang tak hanya lemah, namun tak cukup responsif dengan aksi yang Anda lakukan. Satu-satunya yang bisa mereka lakukan hanyalah menambah jumlah untuk menjadi counter.

Tak ada konsekuensi membunuh orang yang tak berasalah dan bersenang-senang dengan mereka.
Tak ada konsekuensi membunuh orang yang tak bersalah dan bersenang-senang dengan mereka.
For a better future. LOL.
For a better future. LOL.

[gfycat data_id=”WarmheartedAcidicBlackpanther”]

Ketiga, yang sekaligus menjadi kunci utama mengapa konsep kehancuran adalah solusi terbaik di Just Cause 3 dan membuatnya terasa sederhana adalah fakta bahwa tak ada konsekuensi fatal yang bisa muncul dari kegilaan apapun yang Anda lakukan di sini. Bahwa status Anda sebagai seorang “pahlawan”, “penyelamat Medici”, “sumber harapan” ternyata juga diikuti dengan status “Terserah-lu-mau-ngapain-entar-kita-bangun-lagi” yang notabene menetralkan konsekuensi negatif apapun yang bisa terjadi. Anda bisa menghancurkan fasilitas publik seperti jembatan, membunuh orang orang tak bersalah seenak jidat, menjadikan mereka sebagai mainan yang mengundang tawa, bahkan membunuh pasukan pemberontak yang seharusnya jadi teman Anda tanpa efek apapun. Begitu bebasnya Just Cause 3, hingga Anda bisa beraksi lebih buruk daripada si diktator sekalipun. Secara konsep mungkin aneh, namun kita membicarakan Just Cause 3, dan apa yang ia terapkan di sini memang berakhir menjadi produk yang menyenangkan.

Perlahan tapi pasti, aksi membebaskan Medici ini akan terasa makin repetitif.
Perlahan tapi pasti, aksi membebaskan Medici ini akan terasa makin repetitif.
Supply drop magis!
Supply drop magis!

Sayangnya, terlepas dari semua kegilaan ini, membebaskan Medici adalah sesuatu yang mungkin menarik di 5-6 jam awal permainan. Namun begitu menemukan fakta bahwa apa yang tengah Anda lakukan ini tak akan banyak berbeda hingga semua provinsi terbebaskan dan semua markas militer dihancurkan, Anda yang sensitif dengan konten yang terasa repetitif mungkin akan mulai merasa bosan dan melihatnya sebagai tugas yang tak menarik. Untungnya, kerepotan ini dibungkus dengan reward yang sebagian besarnya berakhir sepadan, seperti lebih banyak varian senjata dan kendaraan yang bisa Anda panggil dengan menggunakan Supply Drop. Benar sekali, seperti halnya Snake di MGS V, Anda juga bisa memanggil Supply Drop dalam jumlah terbatas untuk tak hanya memenuhkan kembali peluru senjata Anda atau menawarkan senjata baru, tetapi juga ragam kendaraan perang, dari tank hingga helikopter yang secara magis muncul dari dalam kontainer begitu saja.

Ada banyak collectibles dengan reward yang cukup menggoda.
Ada banyak collectibles dengan reward yang cukup menggoda.
Namun daya tarik eksplorasi terletak dari serunya eksplorasi dengan grappling hook, parasut, dan tentu saja - wingsuit!
Namun daya tarik eksplorasi terletak dari serunya eksplorasi dengan grappling hook, parasut, dan tentu saja – wingsuit!

Membebaskan tiap provinsi ini juga akan membuka misteri lokasi collectibles yang bisa Anda kumpulkan, yang beberapa di antaranya juga memungkinkan Anda untuk mengakses varian senjata Exotic yang lebih unik dan kuat jika terkumpul semua. Aksi kembali repetitif memang, namun setidaknya ada alasan ekstra untuk terus membuat Wingsuit Anda, fitur favorit kami di Just Cause 3, terus berkibar. Lupakan sementara soal mobil, pesawat, atau helikopter, Rico hadir dengan kemampuan navigasi yang lebih efektif lewat kombinasi tiga teknologi – grappling hook untuk membawa Anda dengan cepat ke arah yang Anda inginkan, parasut yang bisa mengembang kapan saja, dan tentu saja wingsuit yang memberikan kemampuan gliding dan kesempatan eksplorasi yang cepat. Intinya? Jika Anda mulai cukup menguasai mekanisme baru ini, bahkan Spiderman sekalipun akan mulai memandang sosok Rico dengan tatapan penuh rasa dengki.

Jadi, apakah misi utama dan kesempatan membebaskan Medici ini hanyalah dua aktivitas yang bisa Anda lakukan di Just Cause 3? Anda yang mudah merasa bosan dan haus tantangan mungkin akan langusng menarik diri ketika membaca bagian di atas. Namun tenang saja, Just Cause 3 masih punya ragam aktivitas untuk dilakukan.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…