2. Triss – Geralt – Yennefer [The Witcher]

Jika Anda melemparkan pertanyaan ini kepada publik, siapa yang menurut Anda wanita yang pantas untuk menemani sosoK Geralt – sang Witcher? Maka perdebatan antara sosok Triss dan Yennefer akan langsung mengemuka. Terlepas dari manipulasi yang ia lakukan, Triss merupakan sosok wanita yang menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan dari Geralt ketika ia berada di masa-masa sulit. Namun di sisi lain, menurut garis cerita utama yang ada, tak ada wanita yang lebih dicintai Geralt daripada sosok Yennefer – wanita yang sudah merebut hatinya untuk waktu yang sangat lama dan tetap menjadi bagian setia yang menghiasi hidupnya. Terlepas dari fakta bahwa Triss dan Yennefer adalah teman satu sama lain, Geralt akan secara konsisten berhadapan dengan konflik cinta segitiga yang satu ini, apalagi mengingat usaha keduanya untuk terus merebut perhatiannya. Maka pertanyaan ini kami lempar kembali kepada Anda, Triss atau Yennefer untuk Geralt?

1. Tifa – Cloud – Aerith [Final Fantasy VII]

Bukan sesuatu yang berlebihan tampaknya untuk menyebut Final Fantasy VII sebagai gudangnya kisah cinta yang sulit berakhir manis. Bagaimana Sephiroth berakhir tak bisa memenuhi rasa haus akan kasih sayang “ibunya”, bagaimana Vincent tak bisa merebut perhatian Lucrectia, atau bagaimana Aerith harus berhadapan dengan kenyataan pahit bahwa ia tak akan pernah bisa menghabiskan masa tuanya dengan Zack Fair. Namun untuk urusan cinta segitiga, maka yang terjadi dengan sosok Tifa – Cloud – Aerith adalah contoh kisah cinta segitiga di video game paling tragis yang pernah ada. Terlepas dari fakta bahwa Tifa selalu ada di sana menjadi tempat bersandar Cloud ketika dibutuhkan, Cloud tak pernah bisa melupakan sosok Aerith yang gagal ia selamatkan. Berita buruknya? Hal ini ternyata terus terjadi tanpa konklusi indah, apalagi setelah apa yang terjadi di Advent Children. Sebagian besar gamer pria, termasuk kami, tampaknya akan pernah di satu titik, ingin meninju wajah Cloud dengan keras hanya karena kebodohannya untuk tak melihat cinta tulus Tifa. Seperti layaknya reaksi ibu-ibu ketika menonton drama India atau telenovela di televisi.

Terlepas dari begitu banyak kisah cinta yang begitu indah di video game, ia juga merupakan media untuk memproyeksikan salah satu perasaan terindah di muka bumi tersebut sebagai sumber tragedi yang terkadang, ingin sekali kita hindari. Bahwa cinta itu tak selalu berakhir indah, selalu mampu menjadi awal dari penyesalan, dan berakhir meninggalkan lebih banyak rasa sakit daripada senang. Bahwa terkadang orang yang kita kasihi dan berusaha lindungi setengah mati, seringkali berujung tak menyadari apa yang kita lakukan dan justru berusaha menempuh hal yang sama bersama dengan orang lain. Hal inilah yang bisa ditangkap dari begitu banyak kisah cinta segitiga yang mengemuka di beragam plot yang ada. Beberapa diperlihatkan dalam interaksi fun, beberapa diantaranya tampil membingungkan, sementara tak sedikit yang mampu memicu naluri “ibu-ibu” Anda untuk mengumpat betapa tidak sensitifnya satu karakter tertentu di dalamnya.

Beberapa dari Anda juga mungkin bingung dengan beberapa list game yang terlihat “jelas” memuat potensi kisah cinta segitiga di dalamnya seperti Dragon Age, Mass Effect, atau yang lebih klasik – seperti Thousand Arms atau Persona, misalnya yang tak kami muat di sini. Namun mengingat sifat game-game ini yang menyerahkan hubungan romansa secara penuh di tangan Anda, dimana ada atau tidaknya cinta segitiga lebih difokuskan pada apa yang Anda pilih, maka kami merasa bahwa game-game seperti ini tidak akan cocok untuk masuk ke dalam list ini. Lantas, mengapa The Witcher 3 masuk? Karena walaupun terlepas Anda bisa memilih, CD Projekt terlebih dahulu membangun basis kisah cinta untuk Triss – Geralt – Yennefer yang jelas sebagai later belakang terlepas apapun pilihan akhir yang Anda ambil.

Bagaimana dengan Anda sendiri? Dari semua kisah cinta segitiga yang ada di video game, mana yang paling memorable untuk Anda? Feel free to comment and expand the list..