PlayTest: Gaming Dengan Lenovo Yoga 700!
Notebook 2-in-1 merupakan kelas notebook yang ditujukan untuk penggunaan kantoran dan konsumer. Sebagai notebook jenis ini, Lenovo Yoga 700 mampu digunakan dalam dua mode, yaitu sebagai notebook biasa dan tablet. Hanya dengan melipat layar notebook ini ke bagian bawah keyboard, Lenovo Yoga 700 otomatis menjadi tablet dengan layar sentuh. Bermodalkan ukuran layar 13″, notebook ini lebih dari cukup untuk penggunaan casual. Ditambah untuk memiliki notebook ini, Anda perlu mempersiapkan uang sekitar 16 jutaan.
Hal yang cukup menonjol dari Lenovo Yoga 700 bila dibandingkan dengan notebook sejenis adalah adanya graphics card cukup kuat di dalamnya. Bermodalkan kartu grafis NVIDIA GeForce 940M, notebook 2-in-1 semacam ini cukup jarang ditemui. Itu sebabnya kami penasaran dengan kemampuannya untuk memainkan game, terutama game kaliber AAA.
Bila Lenovo Yoga 700 mampu memainkan game, dan kami sama sekali tidak berharap ia dapat memainkannya dengan kualitas tinggi, maka notebook ini sudah mendapatkan pendapat positif dari kami. Sebab dengan demikian Anda dapat memainkan game kelas atas di mana saja, dengan notebook yang ringan dan tipis. Apa saja yang ada di dalam notebook ini? Berikut spesifikasi hardware yang menjadi kekuatan dari notebook ini:
- Prosesor: Intel Core i7 6500U @2.50 GHz
- RAM: 4GB DDR3
- Graphics Card: NVIDIA GeForce 940M DDR3 2048MB
- SSD: 256 GB
- Layar: 13″ 1920×1080
Sedangkan untuk game yang akan kami gunakan, mereka adalah game kaliber AAA populer saat ini. Game tersebut antara lain Tom Clancy’s The Division, HITMAN, Rise of The Tomb Raider, Ashes of The Singularity, dan Grand Theft Auto V. Dari semua game yang kami gunakan tersebut, satu yang paling membuat khawatir adalah Ashes of The Singularity. Bukan hanya game ini membutuhkan prosesor kelas atas, ketika unit yang ada di layar permainan semakin besar, maka semakin berlipat ganda pula beban CPU-nya.
Penggunaan prosesor hemat daya yang ada di dalam Lenovo Yoga 700 tampaknya akan menjadi masalah untuk menjalankan semua game tersebut. Terutama untuk game yang haus daya CPU seperti HITMAN dan Ashes of The Singularity. Kami hanya berharap notebook ini masih dapat memperlihatkan game di kisaran 30 fps. Dengan demikian, penggunanya dapat memainkan game lain yang lebih ringan dengan lebih baik.
The Division
Untuk game shooter dengan musuh yang ganas seperti The Division, kemampuan dapat membidik dengan tepat dan cepat adalah keharusan. Sebab semakin lama Anda memunculkan diri keluar dari cover ketika membidik, maka semakin habis pula HP, dan tidak lama sampai mati. Itu sebabnya kenyamanan bermain game ini lebih menitikberatkan pada pertempurannya. Sebelum mulai melihat setting apa yang bisa kami gunakan pada Lenovo Yoga 700, berikut spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk memainkannya:
- Prosesor: Intel Core i5-2400 / AMD FX-6100
- Memory: 6 GB
- Graphics Card: NVIDIA GTX 560 2GB / AMD HD 7770 2GB
- Storage: 40 GB
Memaklumi kemampuan yang bisa diberikan oleh notebook ini, kami memutuskan untuk menggunakan setting terendahnya. Resolusinya kami coba pada angka 1280×720, kemudian settingnya berada pada Low. Kami juga mematikan atau merendahkan semua opsi yang berhubungan dengan bayangan dan pencahayaan. Selain itu, Antialiasing jelas kami matikan. Berikut detail setting yang kami gunakan untuk dapat memainkan game ini:
Hasilnya, game ini ternyata dapat berjalan di kisaran frame rate yang tidak kami sangka. Setidaknya pada daerah di luar ruangan kami menemukan nilainya dapat mencapai 40 fps. Ketika malam tiba atau hujan salju, nilainya tentu saja akan menurun, hingga ke kisaran 34 fps. Karena semua efek pencahayaan dimatikan, maka visualnya menjadi serba polos. Namun kami bersyukur karena game ini masih dapat dimainkan pada notebook ini.
Sedangkan pada daerah di dalam ruangan, misalnya pada daerah misi utama, kami menemukan frame ratenya dapat mencapai 45 fps. Nilai terendahnya dapat mencapai 37 fps, jauh lebih baik dibandingkan ketika berada di jalanan Manhattan. Bagian terberat biasanya terjadi ketika posisi cover kami diberondong peluru oleh musuh. Akibat frame rate yang tergolong rendah tersebut, kami merasakan respons membidik yang melambat.