Menjajal Resident Evil 7 Teaser: Langkah Ekstrim!

Reading time:
June 21, 2016

Dan Komunitas Pun Menggila

Jika ada satu hal yang berhasil dicapai oleh teaser yang satu ini, maka diskusi adalah satu pencapaian tertingginya. Resident Evil 7 Teaser sebenarnya bukanlah sebuah game yang “sulit” untuk diselesaikan. Hampir semua puzzle yang ada berakhir meminta Anda untuk mengambil,memasang, atau menggunakan barang tertentu di slot yang sudah disediakan. Misi Anda untuk “keluar dari rumah” bisa Anda lakukan hanya dalam waktu 10-15 menit permainan dengan satu buah akhir alternatif dimana Anda tetap dihajar oleh si Family Man. Dengan semua akhir yang buruk dan tak ada satupun yang memperlihatkan Anda keluar dari rumah dengan selamat, komunitas mulai berspekulasi bahwa seperti halnya P.T., Capcom masih menyimpan satu ending rahasia yang sesungguhnya. Permasalahannya? Hingga impresi ini ditulis, tak ada yang berhasil menemukannya.

1 minggu berlalu sejak demo ini dirilis, komunitas masih belum bisa keluar dari rumah tanpa diserang oleh si Family Man.
1 minggu berlalu sejak demo ini dirilis, komunitas masih belum bisa keluar dari rumah tanpa diserang oleh si Family Man.
Ada banyak misteri belum terjawab, termasuk guna salah satu item bernama
Ada banyak misteri belum terjawab, termasuk guna salah satu item bernama “Dummy Finger” yang dengan mudah Anda temukan di rak.

Maka Anda menemukan komunitas menggila. Tergabung ke dalam forum Discord yang sudah berjalan lebih dari 6 hari dimana gamer dari seluruh dunia: Asia, Eropa, dan Amerika saling berusaha bahu-membahu untuk mencari jawaban, Anda bisa melihat rasa keputusasaan gamer untuk melihat teaser ini sebagai P.T. “kedua” untuk sebuah ending yang sesungguhnya. Apalagi Capcom juga menyuntikkan beragam konten dengan level interaktivitas di dalamnya, dari Dummy Finger yang terlihat seperti  kunci, sebuah piano yang menutup sendiri, hingga sekedar keran air yang harus Anda tutup tanpa alasan yang jelas. Misteri ini semakin dalam ketika Anda “terjun” ke dalam dunia VHS sebagai Clancy, sang kameraman yang sempat memasuki rumah yang sama lebih awal dan diduga tewas di sana. Dunia VHS yang satu ini bahkan menawarkan lebih banyak misteri tak terjawab, dari penampakan beragam hantu, suara-suara pelan sebagai background, hingga sebuah headset tergeletak di atas meja yang unik, tetapi juga tak punya fungsi di saat yang sama. Apakah ini berarti teaser ini menyimpan begitu banyak misteri yang tak terjawab? Atau jangan-jangan, ia memang tidak menawarkan apapun di dalamnya? Kemungkinan tersebut masih terbuka ketika impresi ini ditulis.

Apakah teaser ini punya ending rahasia? Ataukah ini sudah mencakup semua konten yang ada? Komunitas pun menggila. Sebuah channel Discord yang memuat gamer dari seluruh dunia bahkan bahu membahu untuk mencari jawaban selama 6 hari terakhir ini.
Apakah teaser ini punya ending rahasia? Ataukah ini sudah mencakup semua konten yang ada? Komunitas pun menggila. Sebuah channel Discord yang memuat gamer dari seluruh dunia bahkan bahu membahu untuk mencari jawaban selama 6 hari terakhir ini.
Namun hasilnya nihil. Hampir semua teori sudah berusaha dibuktikan, bahkan hingga yang tergila sekalipun tanpa menghasilkan apapun.
Namun hasilnya nihil. Hampir semua teori sudah berusaha dibuktikan, bahkan hingga yang tergila sekalipun tanpa menghasilkan apapun.

Tak ada yang bisa dipastikan saat ini hingga Capcom Jepang berbicara resmi lebih lanjut terkait teaser ini. Apakah demo ini hanya begini saja? Atau memang ada rahasia yang masih belum dibongkar oleh gamer? Untuk saat ini, tak ada jawaban yang pasti. Namun menariknya, absennya informasi ini membuat spekulasi menyebar seperti api liar yang menelan sebuah hutan kering. Semua jenis teori hingga metode penyelesaian yang absurd muncul, berusaha mencari kebenaran. Sebuah pemandangan yang terhitung unik untuk sebuah rilis “demo” dan game saat ini yang sering diasosiasikan dengan penyederhanaan. Maka Anda bertemu dengan gamer yang berusaha memotong setiap objek dengan kapak tanpa terlewatkan, gamer yang menyanyikan lagu OST teaser via mic di area tertentu, gamer yang merekam suara yang ada dan memutar balik untuk detail lebih baik, gamer yang melihat semua bentuk tekstur sebagai angka, hingga mereka yang berusaha menangkap penampakan si hantu wanita di setiap sudut. Kami sendiri? Hal terbodoh yang saya pribadi lakukan adalah membiarkan game ini berada dalam posisi pause selama hampir 4 jam, dengan asumsi bahwa seperti di dunia nyata, aksi seperti ini akan membuat VHS Tape rusak. Hasilnya? Nihil.

Capcom memang tak pernah menjanjikan apapun, namun spekulasi gamer terus menjadi motivasi untuk terus membicarkan teaser ini. Sebuah strategi marketing yang berhasil di mata kami.
Capcom memang tak pernah menjanjikan apapun, namun spekulasi gamer terus menjadi motivasi untuk terus membicarkan teaser ini. Sebuah strategi marketing yang berhasil di mata kami.

Untuk sementara ini, memang tanpa jawaban. Namun Capcom sendiri harus diakui berhasil menghasilkan sebuah teaser yang terus memicu perdebatan dan diskusi aktif di dunia maya, yang tentu saja efektif untuk sebuah strategi marketing. Orang terus membicarakan apa yang mungkin dan tak mungkin dilakukan di teaser ini dan apakah ia memang memuat sebuah ending yang sempurna. Ini tentu jadi bumerang yang mengancam “nyawa” Capcom sendiri. Apa pasal? Jika demo ini berakhir jadi sesuatu yang kosong dan tak lebih dari sekedar tech demo, maka banyak gamer yang akan kecewa dan bukan tak mungkin hype akan berubah menjadi rasa kesal yang mencederai penjualan nantinya. Sayangnya, 6 hari berjalan, dan jawaban masih nihil. Saya pribadi sudah jatuh pada satu kesimpulan yang lebih menenangkan hati – bahwa demo ini sebenarnya sudah selesai dan ekspektasi berlebihan dari para gamer lah yang membuatnya terlihat seolah-olah punya sesuatu yang lebih untuk ditawarkan. Dummy Finger bisa berakhir jadi sesuatu yang hadir sebagai tutorial untuk membuka Inventory Anda atau item yang lebih signifikan perannya nanti saat rilis versi final, yang berakhir jadi sumber kegilaan para gamer ini.

First Person, Sebuah Akhir Dunia?

Resident Evil dari kacamata orang pertama, sebuah akhir dunia?
Resident Evil dari kacamata orang pertama, sebuah akhir dunia?

Gamer adalah salah satu konsumen yang paling sulit dipuaskan di muka bumi ini, fakta ini memang sulit terbantahkan. Kami bahkan sadar dan mengakui bahwa kami sendiri sebagai gamer, seringkali memperlihatkan kecenderungan sikap seperti ini. Apa pasal? Lihat saja apa yang terjadi dengan kasus pengumuman Resident Evil 7 oleh Capcom ini, apalagi setelah konfirmasi  bahwa ia akan berakhir menjadi sebuah game dengan kacamata orang pertama (First-Person). Banyak gamer yang mengeluh bagaimana Resident Evil 6 terasa terlalu action dan melenceng dari akar franchise Resident Evil, apalagi dengan cita rasa action dan QTE yang dieksploitasi berlebihan. Namun ketika Capcom berusaha mengembalikan cita rasa horror tersebut dengan pendekatan yang baru dan inovatif, gamer kembali mengeluh. Anda bahkan bisa melihat salah satu petisi yang meminta gamer untuk membuang kamera orang pertama ini dan kembali ke cita rasa sebuah game third person. Pandangan kami? Super optimis. Sudut pandang orang pertama seperti inilah yang dibutuhkan oleh Capcom untuk menghidupkan kembali Resident Evil itu sendiri.

Mengapa? Karena percaya atau tidak, reaksi gamer “tua” Resident Evil yang sama juga sempat mengemuka dan membara ketika Capcom cukup gila untuk membuang sistem kamera lawas Resident Evil di seri ketiga dan pindah ke third person shooter saat Resident Evil 4 diperkenalkan. Keluhan yang sama dari fans setia Resident Evil di kala itu juga sama panasnya, meminta Capcom untuk mengembalikan Resident Evil yang selama ini mereka kenal. Namun hasilnya? Resident Evil 4 justru berakhir jadi seri fantastis yang membuat banyak gamer jatuh hati dan justru menumbuhkan generasi baru Resident Evil di kala itu. Perubahan ekstrim adalah sesuatu yang sudah jadi akar Resident Evil. Dan sejauh ini, terlalu awal untuk menciptakan rasa benci untuk sebuah proyek yang kita sendiri bahkan belum lihat seperti apa bentuk finalnya.

Banyak gamer yang
Banyak gamer yang “tidak terima” soal perubahan gameplay yang kini memuat sudut pandang orang pertama. Jangan lupa, keluhan ini sempat terjadi di masa lalu ketika RE3 pindah ke RE4 dengan komplain yang sama pula. Namun kualitas RE4 yang memesona menjadi bukti nyata bahwa perubahan seperti ini terkadang dibutuhkan dan tak selalu buruk.
Klon Amnesia? Outlast? Tunggu dulu!
Klon Amnesia? Outlast? Tunggu dulu!

Tapi bukankah teaser ini sudah membuktikan bahwa ini bukanlah Resident Evil yang kita kenal? Bahwa ini tak lebih dari sekedar klon dari P.T, Outlast, Amnesia, atau semua game horror dari kacamata orang pertama yang sudah sempat dirilis di masa lalu? Ada beberapa fakta yang tampaknya gagal ditangkap oleh para kritikus yang satu ini. Pertama, Capcom sudah menyebut bahwa teaser ini tak akan menjadi bagian dari versi rilis final nantinya. Walaupun keduanya masih akan berhubungan, elemen yang ada tak tentu akan muncul juga di versi final nantinya, termasuk kehadiran sosok “hantu wanita” yang sepertinya bisa dilihat sekedar gimmick. Apalagi Capcom juga sudah menjelaskan bahwa teaser ini lebih didesain untuk sekedar memberikan gambaran kepada gamer, atmosfer gameplay seperti apa yang hendak mereka kejar.

Handgun..
Handgun..
Shotgun
Shotgun

Yang membuatnya terlihat sebagai sebuah proyek yang cukup membuat kami optimis juga mengakar dari salah satu potongan gambar dari trailer di panggung utama E3 2016 milik Sony, namun tak mereka perlihatkan di trailer utama Resident Evil 7 itu sendiri. Sudah jelas bahwa seperti halnya Resident Evil yang kita inginkan, ia juga akan memuat senjata api juga di dalamnya. Selain sistem Herb yang dipastikan kembali, potongan gameplay di layar utama ini memperlihatkan sang karakter utama yang menggunakan sebuah handgun. Sementara dari trailer awal utama, Anda juga bisa melihat dengan jelas sebuah shotgun yang diletakkan bersama dengan sebuah kapak di atas meja. Teaser kali ini mungkin hanya memberikan Anda sebuah kapak, namun dua informasi ini mengukuhkan konfirmasi bahwa senjata api tetap akan kembali. Ini berarti Anda punya kesempatan melawan dan tak hanya lari seperti Outlast atau P.T. Ini tetap akan jadi sebuah game Resident Evil dengan pendekatan yang berbeda.

Kami termasuk salah satu gamer
Kami termasuk salah satu gamer “tua” Resident Evil yang justru senang dan optimis dengan perubahan ekstrim ini.

Singkat kata, kami bisa dibilang termasuk salah satu gamer “tua” Resident Evil yang justru sangat optimis dan tertarik dengan arah baru yang ditawarkan Capcom ini. Resident Evil 6 adalah sebuah bencana yang terlalu besar untuk menyandang sebuah nama Resident Evil di dalamnya dan Capcom butuh sebuah strategi yang ekstrim untuk membawa franchise ini kembali relevan di tengah persaingan industri game yang begitu kuat. Pilihan untuk menjadikannya sebagai sebuah game First-Person tanpa embel-embel “Shooter” yang melekat adalah sesuatu yang pantas untuk ditunggu. Kekhawatiran kami? Dengan semua bukti yang sudah tersebar di dunia maya, termasuk tulisan “TAPE-1: Desolation” untuk si trailer pertama, semoga saja ia tak berakhir jadi sebuah game dengan format episodik seperti halnya Revelations 2.

Pages: 1 2 3
Load Comments

PC Games

February 6, 2024 - 0

Menjajal Honkai Star Rail 2.0: Selamat Datang di Penacony, Semoga Mimpi Indah! 

Honkai Star Rail akhirnya memasuki versi 2.0 dengan memperkenalkan dunia…
December 14, 2023 - 0

Menjajal Prince of Persia – The Lost Crown: Kini Jadi Metroidvania!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh 5 jam pertama Prince of…
December 13, 2023 - 0

JagatPlay: Menikmati Festival Kenangan Teyvat Genshin Impact di Jakarta!

Seperti apa keseruan yang ditawarkan oleh event Festival Kenangan Teyvat…
December 7, 2023 - 0

Preview Zenless Zone Zero (ZZZ) Closed Beta 2: HoYoVerse Naik Level!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh masa closed beta 2 Zenless…

PlayStation

March 27, 2024 - 0

Menjajal DEMO Stellar Blade: Sangat Berbudaya!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh demo Stellar Blade ini? Mengapa…
March 22, 2024 - 0

Review Rise of the Ronin: Jepang Membara di Pedang Pengembara!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Rise of the Ronin ini?…
March 21, 2024 - 0

JagatPlay: Wawancara Eksklusif dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda (Rise of the Ronin)!

Kami sempat berbincang-bincang dengan Yosuke Hayashi dan Fumihiko Yasuda terkait…
March 19, 2024 - 0

Review Unicorn Overlord: Kuda, Tahta, Wanita!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Unicorn Overlord ini? Mengapa kami…

Nintendo

July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…