Review Star Ocean – Integrity and Faithlessness: Terasa Hampa!
Visualisasi Setengah Hati

Sebagai sebuah game yang dirilis untuk Playstation 3 dan Playstation 4, kami sendiri tak punya banyak keluhan terkait sisi kosmetik Star Ocean – Integrity and Faithlessness di versi yang lebih baik. Untuk sebuah game yang dilepas untuk Playstation 4, ia terlihat cukup memanjakan mata. Sebuah game JRPG dengan framerate 60fps saja sudah jadi sebuah nilai jual tersendiri, apalagi mengingat cita rasanya yang memang lebih action. Sekilas pandang, apalagi dengan tekstur yang lebih tajam dan warna yang lebih jernih, lingkungan dan atmosfer yang ditawarkan tri-Ace di game ini memang pantas untuk diacungi jempol. Kualitas tata cahaya hingga animasi gerak serangan yang ada juga mendukung hal tersebut.


Jika Anda sempat membaca preview kami sebelumnya, maka salah satu keluhan dari sisi kosmetik yang tak bisa diabaikan begitu saja adalah model karakter yang diusung. Untuk sebuah dunia yang indah dan terasa realistis, desain karakter untuk Star Ocean 5 ini memang sedikit banyak mengundang tanda tanya. Mengapa? Karena ada perasaan sedikit inkonsistensi di dalamnya. Beberapa karakter seperti Anne, Fiore, atau Fidel sendiri mewakili apa yang Anda pikirkan ketika berbicara soal “karakter manusia” dengan visual wajah dan proporsi tubuh yang semestinya. Namun di sisi lain, karakter seperti Miki, Relia, atau Emmerson misalnya justru terlihat sangat kaku. Mereka terlihat seperti boneka plastik yang dipaksa hidup dan berakting. Untungnya, ia cukup “terselamatkan” dengan opsi dub Jepang dan Inggris yang mampu membuatnya terlihat hidup.
Namun bukan karena model karakter ini yang membuat kami menyebut game ini hadir dengan visualisasi setengah hati. Kesan ini muncul dari keputusan tri-Ace untuk menyertakan seminim mungkin cut-scene sinematik di dalamnya. Hampir semua percakapan dan event yang ada ditampilkan secara real-time layaknya percakapan karakter biasa, tanpa sudut pandang khusus dan sejenisnya. Pendekatan yang baru memang, namun membuat limitasi yang begitu jelas ketika mereka mulai berusaha membangun cerita yang epic di atasnya. Hasilnya? Walaupun terasa “unik”, sulit untuk merasa terpukau ataupun terkesan dengan apapun scene yang mereka tawarkan. Parahnya lagi? Mereka bahkan tak punya niat mereka ulang beragam adegan yang seharusnya bisa berujung fantastis, hanya karena tak ada karakter yang terlibat di dalamnya.


Contoh? Pernahkah Anda membayangkan apa jadinya sebuah seri anime Gundam atau film seri Barat bertema sci-fi seperti Battlestar Galactica, misalnya, jika semua adegan yang seharusnya jadi highlight cerita dan punya potensi untuk tampil dramatis berakhir hanya muncul dalam kalimat saja? Bahwa alih—alih dipertontonkan dan divisualisasikan, jalannya pertempuran justru muncul dalam deskripsi karakter yang muncul seperti komentator sepakbola di layar kaca. Benar sekali, hal inilah yang terjadi di Star Ocean 5 ini dan menjadi salah satu alasan utama kekecewaan kami. Ketika Emmerson terlibat dalam pertempuran sengit melawan pasukan musuh dengan beragam senjata dan strategi perang, entah karena alasan apa, tri-Ace sama sekali tak memberikan visualisasi apapun untuk skenario epik yang satu ini. Alih-alih disuguhi ledakan atau visual bagaimana strategi ini dilaksanakan, sepanjang cerita Anda justru harus berhadapan dengan sosok Emmerson yang terus bicara dan Anda hanya diperlihatkan punggung atau zoom wajahnya saja. Cukup untuk membuat kami berkomentar, “What the f…”.
Berusaha menawarkan sesuatu yang unik dalam proses penceritaan memang sesuatu yang pantas untuk disambut dengan baik, namun di mata kami, apa yang berusaha dilakukan tri-Ace dengan Star Ocean 5 in justru jadi bumerang. Scene yang berjalan real-time juga terkadang butuh Anda untuk berdiri di posisi tertentu untuk dipicu ini justru menghapus apa yang membuat sebuah game JRPG menarik. Proses penceritaan lewat dramatisasi epik, yang seolah dilupakan di game ini.
Gameplay Lebih Modern

Jika ada satu hal yang berhasil dilakukan oleh Star Ocean 5 ini, adalah menghadirkan cita rasa gameplay yang lebih modern. Anda yang sempat mencicipi franchise ini di masa lalu tampaknya tak akan kesulitan untuk menyesuaikan diri. Selain animasi yang lebih halus dan varian serangan yang berbeda, hampir tak ada yang berbeda. Anda masih harus menyerang seperti halnya sebuah game action dengan satu tombol yang didekasikan khusus untuk mengakses Skill. Anda bisa berganti ke karakter lain jika dibutuhkan dan kemudian mengatur strategi dari sana, termasuk beragam buff dan heal yang bisa Anda lakukan. Di sisi gameplay, Star Ocean 5 terasa seperti sebuah seri Star Ocean yang Anda kenal, namun dalam bentuk yang lebih baik.


Lebih modern? Tentu saja kita tak sekedar membicarakan kualitas visual atau framerate yang meningkat di versi Playstation 4 ini. Kita membicarakan soal ekstra performa yang kini mereka manfaatkan untuk menghapus limitasi jumlah karakter ketika bertarung. Benar sekali, alih-alih harus memilih anggota party, kini Anda bisa bertarung dengan semua karakter sekaligus! Ini berarti, Anda bisa menggunakan setidaknya 7 karakter dalam satu pertarungan yang sama, yang masing-masing dari mereka tentu punya peran spesifik masing-masing. Miki berfokus pada heal, Emmerson dengan serangan jarak jauh yang mematikan, Fiore dengan magic destruktif, sementara Fidel, Anne, dan Victor untuk serangan jarak dekat. Relia yang jadi fokus cerita juga akan membantu Anda bertarung, namun tak bisa Anda kendalikan sama sekali.


Menariknya lagi? Skenario pertarungan full party yang sudah memesona ini ternyata mereka bawa lagi ke level lebih tinggi. Di beberapa titik cerita, terutama ketika mereka mensimulasikan sebuah kondisi perang, jumlah ini bisa bertambah. Tiga anggota ekstra lainnya yang di dalam cerita berperan sebagai “anak buah” Victor bisa masuk dalam arena pertempuran dan membantu Anda untuk mengatasi ancaman yang ada. Pertempuran juga berjalan fluid tanpa ada transisi dari mode eksplorasi sama sekali. Begitu Anda bertemu dengan musuh yang bergerak di alam bebas dan berada di jarak serang, Anda akan langsung memicu sebuah pertempuran. Fakta bahwa tak ada limitasi seperti ini dan jumlah musuh yang bisa Anda temukan memang membuat game ini terasa “naik kelas” dibandingkan seri sebelumnya.