Review Star Ocean – Integrity and Faithlessness: Terasa Hampa!
Trauma Final Fantasy XIII

Ini mungkin sebuah perasaan yang lebih personal, namun bisa juga sesuatu yang dirasakan oleh hampir semua penggemar seri Final Fantasy di masa lalu ketika mencicipi Final Fantasy XIII untuk pertama kalinya ketika rilis di masa lalu. Antisipasi begitu besar karena kualitas visual yang luar biasa dipadukan dengan karakter protagonis wanita dengan visualisasi yang cool. Namun sayangnya, kami termasuk salah satu yang kecewa dengan apa yang ditawarkan Square Enix di sana. Mengapa? Karena terlepas dari semua implementasi teknologi yang membuat seri tersebut terasa lebih modern, ia adalah sebuah game JRPG yang terasa begitu “kosong”. Dunia yang luas tak menawarkan apapun di dalamnya, semua terasa hampa, bahkan tak punya cukup NPC untuk Anda ajak bicara dengan misi sampingan yang juga malas. Trauma sama yang kami rasakan di Star Ocean 5 ini.
Terlepas dari sensasinya yang lebih modern, tri-Ace seolah lupa yang membuat gamer mencintai Star Ocean sebagai sebuah franchise, terutama untuk seri-seri sebelumnya. Lupakan sementara cerita klise dan mudah ditebak yang tampaknya sudah melekat untuk proyek JRPG manapun dan sulit untuk dikeluhkan saat ini. Kami lebih berfokus pada absennya beragam konten yang seharusnya menjadi identitas franchise dengan nama “Star Ocean” ini.
Benar sekali, kita membicarakan perjalanan bintang. Anda hanya akan butuh waktu sekitar 20 jam untuk menyelesaikan Star Ocean 5 ini dengan 90% perjalanan Anda akan dihiasi dengan aksi bolak-balik dunia Faykreed yang terhitung kecil. Anda akan bergerak melewati tempat yang sama berulang dan berulang untuk memicu progress cerita, dengan hanya varian musuh yang berubah untuk mendapatkan pengalaman yang lebih menyegarkan. Berita buruknya? Tak ada perjalanan ke dunia lain sama sekali di seri ini. Anda benar-benar “terjebak” di Faykreed saja dan seperti hamster dengan rodanya di dalam kandang, hanya berputar di sini-sini saja. Kota terbatas yang minim NPC signifikan jadi pukulan telak lainnya.


Parahnya lagi, mereka juga punya cara yang buruk untuk memastikan gamer tetap bergerak di sebuah jalur cerita yang diinginkan terlepas dari “terbukanya” dunia yang ia tawarkan. Bagaimana caranya? Benar sekali, menciptakan sebuah dinding tak terlihat jika Anda berusaha mengakses jalan ke tempat yang belum semestinya Anda lalui. Anda akan bertemu dengan sebuah tanda silang raksasa layaknya sebuah garis polisi tak terlihat setiap kali Anda berusaha masuk ke area yang mungkin baru akan memainkan peran penting di masa depan atau tak boleh Anda akses saat ini. Tak ada penjelasan, tak ada usaha untuk membungkusnya dengan lelucon dan sejenisnya. Benar-benar sebuah tanda palang di sebuah game JRPG modern? What the..
Kondisi yang lebih buruk bahkan terjadi di sistem sidequest yang ia tawarkan. Seperti mimpi buruk di Final Fantasy XIII, hampir tak ada misi sampingan dengan elemen cerita sama sekali di game ini. Semua misi sampingan yang harus Anda tempuh, bahkan dengan reward signifikan seperti membuka skill Specialities tertentu, semuanya dipicu lewat sebuah Bulletin Board yang berisikan baris kalimat dan permintaan Anda untuk menerima / menolak quest tersebut. Anda akan berujung diminta untuk membunuh monster khusus, melawan mini boss yang lemah, atau sekedar mencari dan mengantarkan item dalam jumlah tertentu. Selesai? Kembali ke Bulletin Board dan melapor. Tak ada NPC, tak ada cerita sampingan yang membuat aktivitas ini terasa punya signifikansi apapun, tak ada kisah dramatis lain untuk dieksplorasi. Pendekatan side-quest yang tentu saja, menyedihkan.


Hal yang sama juga terjadi di sisi karakter. Final Fantasy XIII, setidaknya, masih punya dua ekstra seri tambahan dengan plot tak masuk akal untuk mengeksplorasi karakter lainnya di luar Lightning. Sementara di Star Ocean 5? Semuanya disampaikan dengan setengah hati yang berakhir membuat Anda tak peduli dan tak punya kedekatan emosional apapun dengan setiap dari mereka. Semuanya terjadi secara tiba-tiba dengan latar belakang yang dijelaskan dalam dialog yang bergerak sembari lalu tanpa signifikansi apapun. Kami bahkan sama sekali tak merasakan apapun ketika Miki berakhir sekarat selain rasa kesal karena harus mencari karakter Healer lain atau ketika Fidel kehilangan orang terpentingnya dan menangis. Sama sekali tak ada perasaan empati atau simpati pun muncul, membuat game ini berakhir dan berjalan begitu datar.

Hasilnya? Alih-alih berhadapan dengan sebuah game JRPG yang mampu menggetarkan hati atau sekedar membuat bulu kuduk Anda merinding lewat musiknya yang fantastis, Star Ocean 5 menawarkan sensasi yang serupa dengan apa yang kami rasakan ketika Final Fantasy XIII dirilis di masa lalu. Sebuah sensasi yang kosong. Bahwa terlepas dari usaha mereka untuk tampil dan terasa lebih modern lewat implementasi teknologi di sana-sini, mereka bukanlah representasi dari apa yang kita inginkan dari sebuah game JRPG, apalagi yang memuat nama besar franchise dengan identitas kuat di belakangnya.
Kesimpulan

Star Ocean: Integrity and Faithlessness adalah sebuah game JRPG yang tak buruk, tetapi juga tak istimewa di saat yang sama. Antisipasi yang besar karena nama Star Ocean yang ia usung, harus diakui tak terbayar manis. Ada beberapa pendekatan yang memang pantas mendapatkan acungan jempol, seperti sistem party tanpa limitasi dan kualitas visualisasi yang ciamik, namun ia punya begitu banyak kelemahan yang sepertinya mendominasi impresi yang ada. Untuk sebuah game JRPG yang seharusnya membawa Anda pada perjalanan menyelamatkan dunia yang epik dan menggetarkan hati, Star Ocean 5 terasa seperti sebuah proyek setengah hati yang lupa soal identitas franchisenya itu sendiri. Satu hal menarik lainnya yang ia tawarkan adalah varian ending berdasarkan pada level kedekatan Anda pada karakter tertentu, yang punya daya tarik tersendiri.
Game ini sendiri memang memuat banyak kelemahan yang bahkan butuh porsi tersendiri untuk dibicarakan. Kelemahan yang cukup untuk membuat trauma kami akan Final Fantasy XIII seolah kembali menghantui karena tri-Ace terlihat seperti Square Enix di kala itu. Mereka begitu berambisi untuk membawa Star Ocean ke kelas yang lebih tinggi lewat implementasi beragam fitur yang ada, tetapi kehilangan genggaman untuk sebuah esensi yang seharusnya jadi jiwa dari seri ini. Karakter yang meh, cerita yang klise, dunia yang kecil, waktu permainan pendek, minim NPC, desain sidequest yang buruk, hingga penanganan beberapa elemen lain yang lemah jadi catatan tersendiri.
Jadi, apakah Star Ocean 5 ini pantas untuk dimiliki? Dengan kualitas seperti ini, kami akan merekomendasikan Anda untuk membelinya di tingkat harga yang lebih murah di masa depan daripada membelinya di harga penuh, terlepas apakah Anda merupakan penggemar JRPG kelas berat atau tidak. Anda akan berhadapan dengan sebuah game JRPG yang pantas untuk dimainkan, namun tak istimewa. Sebuah game yang di mata kami, tak pantas menyandang nama berat “Star Ocean”.
Kelebihan

- Visual lingkungan keren
- Sistem pertarungan cukup kompleks
- Crafting
- Ending bergantung level affinity dengan karakter tertentu
- Post-Game Dungeon yang seru
Kekurangan

- Model karakter seperti boneka
- Cerita klise
- Karakter yang tak kuat
- Sistem Sidequest yang buruk
- Dunia yang kecil
- Tak ada perjalanan ke peradaban lain
- Sistem kamera di beberapa skenario pertarungan
- Minim cut-scene
- Musik yang meh
Cocok untuk gamer: yang benar-benar haus JRPG saat ini
Tidak cocok untuk gamer: yang mencintai seri Star Ocean klasik dan berharap sensasi yang sama