Menjajal BETA Battlefield 1: Tak Sekedar Ganti Kulit!
Tak Sekedar Ganti Kulit
Namun jika harus berbicara soal nilai jual utama mode multiplayer Battlefield 1? Adalah fakta bahwa ia terasa tak sekedar seperti sebuah seri Battlefield sebelumnya yang kini dibungkus dengan skin dan tema perang dunia I. DICE serius ketika membicarakan bahwa mereka akan meracik ulang mode multiplayer untuk memafasilitasi kebutuhan ini dan menawarkan sesuatu yang baru dan menyegarkan, bahkan untuk veteran seri Battlefield sekalipun. Jujur saja, kami termasuk salah satu yang skeptis. Mengapa? Karena dari beberapa demo di awal, kami yang berangkat dari persepsi bahwa perang dunia klasik akan berjalan lambat, justru menemukan sebuah game shooter secepat seri-seri Battlefield modern. Untung saja, keraguan tersebut menghilang ketika mencicipi versi beta ini. Battlefield 1 adalah sebuah seri baru yang menyegarkan.
Hampir segala sesuatunya terasa berbeda, dari senjata hingga perlengkapan yang digunakan karena tema perang klasik yang ia usung. Namun berita baiknya? Di sisi yang lain, DICE sepertinya melakukan research yang cukup mendalam untuk membawa beberapa teknologi perang dunia pertama yang tak terlalu diketahui untuk muncul ke permukaan, menciptakan rasa familiar di saat yang sama. Sebagai contoh? Grenade Launcher. Benar sekali, sebagai seorang yang cukup awam soal perang dunia pertama dan tak terlalu mendalaminya, kami selalu mengira bahwa perang yang bahkan masih diperkuat dengan kuda sebagai moda transportasi ini penuh dengan senjata rifle yang lambat. Namun betapa mengejutkannya ketika kami menemukan senjata grenade launcher, yang setelah kami cari informasinya, ternyata memang teknologi yang sudah ada sejak perang dunia pertama. Ia meninggalkan sensasi familiar tetapi sekaligus membuka mata kami soal sejarah itu sendiri.
Core permainannya sendiri sebenarnya tak banyak berbeda. Dengan Conquest Mode dan Rush Mode yang ditawarkan, Anda masih akan bertempur dengan ragam kelas karakter yang masing-masing punya spesialisasinya masing-masing. Medic, misalnya, bisa menyembuhkan dan menghidupkan kembali pasukan teman yang tewas sementara Scout aka Sniper, tetap diandalkan untuk menghabisi musuh dari jarak yang bahkan tak pernah mereka prediksi sebelumnya. Lantas, apa yang berbeda? Tak seperti seri Battlefield sebelumnya yang membuat skill individu sebagai tumpuan untuk memenangkan pertempuran, Anda kini didorong untuk bekerja sama sebagai sebuah tim. Sebagai contoh? Kendaraan, misalnya. Sebagian besar tank dan pesawat kini diposisikan sebagai kendaraan yang harus digunakan lebih dari 1 orang untuk bisa berfungsi secara maksimal. Teknologi klasik juga misalnya, membuat sensasi dogfight pesawat di cerahnya langit Sinai terasa lebih intens.
Point yang Anda perebutkan di Conquest Mode kini juga bukan lagi sekedar titik yang digunakan untuk mendapatkan point ekstra saja. Tak sekedar memiliki nama, beberapa point penting ini bisa menawarkan ekstra konten untuk memberikan keuntungan strategis yang bahkan lebih baik untuk tim Anda. Anda misalnya bisa menangkap satu point spesifik tertentu dan mendapatkan ekstra pesawat atau kuda untuk digunakan oleh tim Anda, yang tentu saja jika berada di tangan yang tepat, akan membuat posisi pertempuran kini lebih menguntungkan. Walaupun pada akhirnya di tengah kacaunya pertempuran, tim Anda akan berakhir lebih berfokus untuk menangkap titik tersebut dan meraih ekstra point, dan kemudian menikmati “efek samping”nya begitu saja. Jarang sekali Anda akan menemukan kondisi yang terbalik, dimana tim bergerak untuk menangkap titik tertentu demi ekstra kuda atau pesawat.
Walaupun masa beta ini belum membuka semua hal yang ditawarkan oleh multiplayer Battlefield 1, termasuk fitur kustomisasi senjata yang masih terkunci, namun ia memberikan impresi yang sangat positif. Bahwa tema perang dunia pertama yang ia bawa bukan sekedar kulit permukaan saja, tetapi merepresentasikan banyak perubahan di sisi gameplay. Dari sensasi senjata, kehadiran beberapa teknologi klasik yang terasa familiar, gameplay berbasis Squad yang lebih ditonjolkan, kendaraan yang butuh dioperasikan bersama, kuda, hingga kehadiran kuda dan Behemoth yang akan jadi fokus pembicaraan kami selanjutnya.
Hero dan Behemoth
DICE tampaknya belajar dari apa yang mereka tawarkan di Star Wars Battlefront dan kemudian “mencuri” satu atau dua buah ide untuk diimplementasikan di Battlefield 1 ini untuk sensasi gameplay yang menyegarkan. Salah satu yang tak pernah kami prediksikan muncul adalah sistem hero.
Benar sekali, di luar semua kelas karakter yang bisa Anda gunakan di Battlefield 1, muncul spesialisasi kelas karakter lainnya yang dengan kemampuan yang mereka miliki, bisa mengubah jalannya pertempuran jika dimanfaatkan secara efektif. Contoh paling jelas adalah kuda. Begitu mengendarainya, Anda otomatis akan punya kemampuan mobilitas lebih tinggi daripada sekedar pasukan infanteri, namun di sisi lain, berakhir jadi target yang lebih jelas. Seperti halnya sistem hero di Star Wars Battlefront, Anda juga akan menemukan sejenis kotak senjata dengan ikon kecil di atasnya di beberapa titik di dalam peta. Begitu membuka dan mengenakannya, Anda akan langsung berubah menjadi pasukan khusus. Mereka lebih tanky dan mematikan di saat yang sama. Anda akan menemukan pasukan dengan armor tebal dengan gatling gun di tangan atau pasukan yang sama tebalnya namun dengan Flamethrower yang siap untuk membuat musuh terbakar wangi dan garing di saat yang sama.
Salah satu inovasi gameplay baru yang ditawarkan Battlefield 1 juga merujuk pada kendaraan raksasa yang disebut sebagai Behemoth. Di trailer E3 2016 kemarin, Anda bisa melihat sebuah Zeppelin raksasa yang melayang di angkasa dan dengan mudahnya bisa meratakan apapun yang berada di permukaan tanah dengan lusinan senjata berat yang ia miliki. Sementara di Sinai? Behemoth di padang pasir ini adalah sebuah kereta api berarmor tebal yang juga diperkuat dengan kombinasi senjata yang siap untuk menyapu bersih semua musuh di darat ataupun udara. Lantas, bagaimana kerjanya? Behemoth bisa disederhanakan sebagai sebuah penyeimbang. Ia akan muncul secara otomatis dan tersedia untuk tim yang sedang berada dalam posisi kalah dengan perbedaaan score yang signifikan. Kehadirannya diharapkan bisa membuat pertempuran yang berat sebelah tersebut kembali menemukan equilibrium-nya, dan membuatnya segala sesuatunya kembali menegangkan. Tim yang menang kini bisa kalah karena hadirnya Behemoth, sementara tim yang kalah kini punya kesempatan lebih besar untuk membalikkan keadaan.
Kerennya lagi? Ketakutan bahwa hadirnya kendaraan bersenjata berat seperti ini akan membuat permainan berat sebelah langsung lenyap begitu saja ketika kami, di beberapa pertempuran, berhadapan dengan Behemoth sebagai tim yang tengah menang. Fakta bahwa ia butuh dioperasikan oleh beberapa user sekaligus untuk berfungsi secara penuh (Armored Train butuh 6 orang untuk semua senjata yang ada), ia akan memaksa tim yang tengah kalah untuk mengorbankan jumlah personil yang aktif di medan pertempuran. Ketika Behemoth tiba misalnya dan terisi penuh, di pertempuran 32 vs 32, maka tim yang kalah kini hanya punya sekitar 26 personil yang secara aktif bergerak di dalam peta. Berita baiknya lagi? Senjata-senjata Behemoth bukan senjata modern yang akan langsung menjamin kemenangan. Mereka tetap butuh orang yang mengoperasikannya secara manual. Jika satu orang yang memegang cannon anti-udara misalnya ternyata tak kompeten, maka ia langsung membuat Behemoth mudah diserang dan dihancurkan dari udara – sekaligus membuat tim yang kalah harus berhadapan dengan ekstra kurangnya 1 personil di medan pertempuran.
Kehadiran dua elemen gameplay baru Battlefield 1 ini tentu saja menjadi sesuatu yang menyegarkan, sekaligus jadi perubahan yang kami pribadi sambut dengan positif. Ia dikembangkan dengan penuh pertimbangan dengan sensasi balancing yang tepat sasaran. Ia membuat pertempuran berjalan lebih intens dan memperkecil skenario dimana satu tim terlalu mendominasi hingga permainan terasa lebih seperti sebuah siksaan daripada sesuatu yang menyenangkan untuk mereka yang kalah. Pantas untuk diacungi jempol.