Menjajal Demo Outlast 2: Mimpi Terburuk!
Lebih Mistik?

Salah satu perbedaan yang paling signifikan antara Outlast dengan Oulast 2 ini, setidaknya dari sesi demo yang kami cicipi, adalah tema besar yang diusung. Memang ia hadir dengan kualitas visual yang terlihat lebih baik atau aksi yang juga kini memanfaatkan dunia luar sebagai “arena permainan”, namun perbedaan tema lah yang sepertinya akan menentukan identitas Oulast 2 itu sendiri.


Seperti yang kita tahu, terlepas dari betapa menyeramkannya si seri pertama, Anda berhadapan dengan sebuah skenario yang masih “mungkin” terjadi, setidaknya di awal-awal cerita. Anda terkurang di dalam sebuah rumah sakit jiwa penuh manusia-manusia dengan gangguan psikologis yang bahkan tak bisa lagi membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak. Walaupun ada di bagian akhir cerita terdapat sedikit elemen “mistik” yang tak pernah Anda prediksikan sebelumnya, apalagi dengan konspirasi di sana-sini, ia membangun pondasi cerita dari sesuatu yang rasional. Namun Outlast 2 sepertinya tak demikian.


Anda memang terkesan terjebak di dalam sebuah area tempat tinggal para penghuni sekte misterius yang tak hanya segan membakar sebuah salib secara terbalik, tetapi juga melakukan ritual-ritual absurd yang menyeramkan. Namun perlahan namun pasti, untuk sebuah demo singkat sekalipun, Red Barrels tak ragu memperlihatkan konten yang sepertinya membuat atmosfer mistik akan lebih kentara di seri kedua ini. Anda bertemu dengan monster berlidah panjang yang menarik Anda ke dalam sumur dan melemparkan Anda ke sebuah dunia berbeda, atau sebuah monster yang bisa tiba-tiba muncul di hadapan Anda, hingga seorang wanita dengan kapak raksasa yang tak segan untuk membelah selangkangan Anda menjadi dua bagian. Level horror di seri kedua ini tak lagi terlihat sebagai sesuatu yang bisa terjadi di dunia nyata.


Apakah ini akan mempengaruhi kenikmati Anda, pencinta gamer horror? Sebagai seorang gamer yang penakut, demo 20 menit ini berhasil memberikan satu bukti yang jelas – bahwa ini tetaplah sebuah seri Outlast super menyeramkan yang siap untuk membuat Anda menjerit, terlepas dari perbedaan tema yang mungkin ia usung. Kekhawatiran terbesar mungkin akan mengarah pada seperti apa konten cerita yang akan ditawarkan, terutama kemampuan Red Barrels untuk mengkombinasikan tema cult dan makhluk super menyeramkan di ruang yang sama. Apakah yang akan kita hadapi? Sebuah kisah “klasik” soal melahirkan anak setan yang siap untuk menghancurkan dunia? Sebuah cult yang sekedar menyembah dewa-dewi aneh? Atau jangan-jangan, ini perjalanan psikologis dari karakter utama yang mendekati kegilaannya? Apapun itu, potensinya cukup untuk membuat rasa penasaran memuncak.
Jadi, Pantaskah Outlast 2 Diantisipasi?

Dari demo 20 menit ini, meluncur dari mulut seorang gamer yang bahkan tak berani menyelesaikan Outlast pertama, seri kedua ini akan menjadi kandidat salah satu game horror terbaik untuk tahun 2017 mendatang, melawan judul raksasa yang lebih besar seperti Resident Evil 7, misalnya. Red Barrels terlihat sangat mengerti apa yang gamer yang sukai dari seri pertama, tak mengubah hal-hal tersebut secara signifikan, dan kemudian menempelkan dan menyempurnakan ragam elemen lain seperti cerita, visual, suara yang lebih sempurna di atas. Anda masih menemukan tubuh yang dipotong layaknya acar mentimun, sumber ketakutan yang tiba-tiba muncul di wajah Anda, hingga desain dunia dan suara yang seolah membuat Anda terperangkap dalam mimpi buruk orang lain.
Outlast 2 sendiri rencananya akan dirilis pada kuartal pertama tahun 2017 mendatang, namun masih tanpa tanggal rilis pasti, untuk Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC. Siapkan popok!