Review Mafia 3: Tak Maksimal!
The Boss
Kekuatan cerita dan karakter yang selama ini jadi kekuatan Mafia 3 tentu saja mau tidak mau, harus ditranslasikan menjadi sebuah gameplay yang tak hanya mampu menerjemahkan hal tersebut, tetapi juga memastikan Anda tetap bertemu dengan sesuatu yang menarik untuk terus dicicipi. Namun berbeda dengan game open-world seperti GTA V misalnya yang mengusung begitu banyak aktivitas untuk dinikmati sekedar bersenang-senang, skema open-world dari Mafia 3 hanyalah “ruang cerita” untuk mendorong progress plot yang ada. Misi utama yang harus dicapai? Menundukkan New Bordeaux yang terbagi ke dalam begitu banyak wilayah kekuasaan di bawah cengkeraman Sal Marcano ini.
Maka Anda bertemu dengan sebuah game action open-world standar dengan mekanisme gameplay yang nyaman. Anda akan dibekali dengan satu buah senjata utama dan satu buah senjata sekunder, sekaligus ragam bahan peledak untuk Lincoln. Untuk setiap misi yang ada, utama ataupun sampingan, Anda bisa menempuh dua cara yang berbeda – berperang secara terbuka atau menyusup dan menjadikan stealth sebagai pondasi utama. Jika Anda memilih menggunakan senjata, handling dan feel senjatanya tak punya kekurangan yang pantas untuk dibicarakan. Hal yang sama juga terjadi di sisi driving, yang juga dieksekusi dengan tanpa masalah. Setidaknya Anda tak harus berhadapan dengan mimpi buruk skema driving dari Watch Dogs yang dikembangkan Ubisoft beberapa tahun yang lalu.
Jika ada satu hal yang berhasil dilakukan oleh Mafia 3 dengan gameplay-nya adalah memosisikan Anda sebagai “The Boss”. Misi balas dendam Anda dilakukan secara bertahap dengan merontokkan boss-boss kecil di bawah Sal Marcano yang menguasai New Bordeaux terlebih dahulu. Bagaimana cara melakukannya? Dengan menghancurkan semua fasilitas dan bisnis yang mereka miliki, membunuh tangan kanan mereka, mengorek informasi dari mereka yang tahu banyak, hingga pada batas wilayah tersebut tak lagi bisa menghasilkan uang bagi Sal Marcano. Jika Anda berhasil melakukannya, “boss” untuk setiap wilayah ini akan keluar di akhir dan Anda tinggal membunuhnya untuk menggerakkan progress cerita sekaligus merebut wilayah tersebut. Sisanya? Mulai memainkan peran Anda sebagai seorang boss sesungguhnya – menyerahkannya kepada bawahan Anda yang pantas.
Tiga orang karakter pendukung yang juga ingin melihat mayat Sal di masa depan – Thomas Burke, Cassandra, dan juga – Vito Scaletta bukanlah sekedar karakter yang muncul di cerita. Mereka punya porsi tersendiri dalam gameplay. Untuk setiap wilayah yang berhasil Anda rebut, dari tempat judi, wilayah prostitusi, hingga sekedar jalur penggelapan barang, pada akhirnya harus Anda serahkan ke salah satu dari tiga karakter tersebut. Menariknya lagi? Berperan layaknya sebuah buff dan sistem upgrade, tiap karakter ini akan punya jalur buff mereka sendiri-sendiri. Sebagai contoh? Jika nilai investasi Anda untuk Vito mencapai USD 300.000 misalnya, Anda kini bisa memanggil Hit Squad beranggotakan 4 orang untuk membantu aksi Anda. Atau misalnya jika Anda berfokus ke Burke, maka Anda punya akan keleluasaan yang lebih baik untuk berhadapan dengan para polisi yang memang cukup menyebalkan di sini. Anda sendiri yang harus memutuskan kepada siapa Anda ingin menyerahkan wilayah-wilayah ini.
Ada sedikit level kedalaman di sana, setidaknya dari interaksi antara ketiga “anak buah” Anda yang masing-masing punya agenda yang sangat jelas ini. Jika Anda terlalu percaya pada satu pihak saja, maka dua pihak yang lain akan secara terbuka mengungkapkan kekecewaan mereka dan mulai mempertanyakan loyalitas Anda pada mereka dan begitu juga sebaliknya.
Lantas,mengapa tidak membagi rata wilayah tersebut begitu saja? Karena sistem level buff untuk tiap karakter itu sendiri membutuhkan angka yang tak sedikit, dan mendorong Anda untuk setidaknya harus menetapkan favorit untuk bisa meraih semua keuntungannya. Jadi jika Anda ingin meraup semua buff dari Vito misalnya, maka Anda harus menyerahkan sebagian besar wilayah ke dirinya. Mekanisme yang unik dan membuat Mafia 3 terlihat berbeda. Kerennya lagi? Kami sempat mendapatkan interaksi yang mengejutkan. Ketika kami sudah menyerahkan setidaknya 3 wilayah ke Vito untuk buff menggodanya dan 1 wilayah untuk Burke, meeting dilakukan untuk menetapkan siapa yang berhak mendapatkan wilayah kelima yang baru berhasil kami rebut. Cassandra tentu sudah terlihat tak senang, namun mengejutkannya, Burke justru secara terbuka memperlihatkan dukungannya bahwa wilayah tersebut harus jatuh ke tangan Cassandra, alih-alih “tergiur” untuk mengambilnya sendiri. Kami tak mengantisipasi reaksi tersebut, dan jatuh hati dengannya. Di sisi lain punya tanda tanya cukup besar soal respon seperti apa yang akan muncul misalnya jika kami berbagi wilayah-wilayah ini dengan sekuens yang berbeda.
Fakta bahwa Anda harus mengerjakan semua hal sendirian sebagai Lincoln Clay walaupun Anda sudah punya anggota organisasi yang cukup besar memangmenjadi desain yang cukup dipertanyakan. Namun sedikit terobati dengan fakta bahwa Lincoln sendiri tak pernah memperlihatkan ketertarikan untuk menguasai segala sesuatunya sendiri dan fakta bahwa ia adalah seorang pasukan khusus yang seharusnya lebih efektif berperan sebagai “mesin pembunuh”. Setidaknya status Boss Anda didukung dengan fitur bahwa Anda bisa memanggil tiga jenis jasa – Toko, Antar Mobil, dan Bank dengan hanya satu tombol sederhana dengan mobil yang akan langsung menghampiri Anda jika Anda memerintahkan mereka atau ketika Anda memanggil Hit Squad super efektif untuk bertempur dan mengorbankan nyawa untuk Anda. Satu yang paling keren? Adalah ketika Anda dikejar oleh polisi yang ramai atau pembunuh bayaran dari gang yang lain. Jika Anda melihat bahwa kesempatan Anda selamat kecil, Anda selalu bisa memacu kendaraan Anda secepat mungkin ke berbagai markas kecil ataupun besar organisasi Anda yang terdekat. Begitu melihat Anda dikejar, kelompok gang Anda akan otomatis mengejar dan memborbardir siapapun yang mengejar Anda dengan hujan peluru. Terkadang, ia menghasilkan sensasi perang antar gang yang sayangnya, tak ada Anda temukan di sini.
AI
Membicarakan Mafia 3 tanpa membicarakan AI yang ia usung sama sekali, tak ubahnya tak membicarakan seekor gajah raksasa yang tengah duduk santai di ruang tamu tanpa ada penjelasan yang jelas. Kekurangan untuk sebuah game open-world di sisi teknis, dari glitch, bug, efek visual yang tak bekerja dengan semestinya, dan sebagainya adalah sesuatu yang sangat bisa dimengerti. Ini adalah sesuatu yang harus dihadapi oleh banyak developer game dengan cita rasa serupa, apalagi jika dunia yang ia tawarkan terhitung masif. Perlahan namun pasti, update akan diluncurkan untuk membenahi hal tersebut. Namun toleransi yang sama sayangnya, tak bisa diberikan untuk AI musuh yang ditawarkan Mafia 3. Menyebutnya sebagai salah satu aspek yang paling mengecewakan dari game ini, memang bukan sesuatu yang tak berlebihan.
Mafia 3 sebenarnya sudah membangun pondasi yang solid. Terlepas dari seberapa badass-nya Lincoln, posisinya sebagai manusia biasa yang rentan terhadap peluru membuat senjata mesin jadi momok yang menakutkan. Salah langkah dan diberondong cukup banyak peluru, selamat menikmati “sesi istirahat” 10 detik Anda dan mulai lagi dari checkpoint terdekat. Oleh karena itu, kemampuan untuk bermain secara stealth sebenarnya bisa diposisikan sebagai sesuatu yang esensial. Minim resiko, lebih aman, mengatasi semua masalah dengan efektif. Namun sayangnya, AI di Mafia 3 membuat sistem stealth dimana Anda bisa membunuh semua musuh secara instan tanpa ketahuan ini tak ubahnya “senjata nuklir”. Begitu efektifnya, hingga Anda tak perlu banyak mengangkat senjata api jika memang tak tertarik.
Masalah utamanya ada pada sensitivitas dan adaptasi respon yang sama sekali tak pintar. Anda bisa membunuh seorang musuh dari jarak 51m dari musuh lain yang dengan jelas melihat ke arah Anda, dan ia hanya akan memperlihatkan respon “Waspada” saja. Begitu melihat mayat tergeletak di depan, alih-alih langsung memanggil bantuan dan sejenisnya, AI ini lebih memilih untuk menempuh jalur gerak sama demi mencari Anda, membuatnya jadi target baru yang super mudah. Parahnya lagi? Anda punya satu kekuatan “super” baru yang tak kalah imbalance – Siul.
Benar sekali, bunyi kecil dari mulut Anda ini membuat sistem AI bahkan lebih parah. Mengapa? Karena siul Anda ternyata cukup efektif untuk menarik musuh dari jarak yang cukup jauh dan bisa memisahkan mereka satu per satu dari gerombolan yang ada. Ada dua musuh di depan mata yang ingin Anda bunuh diam-diam? Tinggal siul, dan hanya akan satu orang yang bergerak mendekati mereka. Selesai? Ingin bunuh yang satu lagi? Siul lagi, dan lakukan sekuens yang sama. Rutinitas yang membuat AI di Mafia 3 ini terlihat sangat tak reliable. Jika ada satu pepatah yang bisa muncul dari dunia Mafia 3 ini, maka ia adalah “Siul Lebih tajam Daripada Pedang”.