Review Batman – Arkham VR: Kembali Jadi Anak-Anak!
Membuka Mata

Ada satu hal lagi yang berhasil dilakukan oleh Batman: Arkham VR untuk kami, seperti yang kami bicarakan sebelumnya. Yakni membuka mata super lebar terhadap potensi VR untuk game-game yang mengambil genre interactive story di masa depan. Bahwa tak lagi sekedar duduk pasif, memilih respon, dan kemudian berhadapan dengan konsekuensi yang ada seperti membaca buku cerita bergambar, Anda benar-benar masuk ke dalam dan menjalankannya.
Maka mengikuti hal tersebut, VR seperti membawa Anda masuk ke dalam buku cerita yang sama, menikmati semua konten tersebut dari kacamata orang pertama, dimana Anda berhadapan bertatap mata dengan tiap karakter dan melihat reaksi wajah mereka dengan lebih realistis. Batman: Arkham VR mungkin adalah awal dari konsep seperti ini dan kami sendiri sangat tertarik untuk melihat game-game interactive story seperti apa lagi yang bisa memanfaatkan teknologi VR ini untuk pengalaman yang lebih sempurna. Membayangkan game-game Telltale dimana Anda bisa memilih reaksi dan menemukan ekspresi wajah yang berbeda, atau mencicipi game-game Quantic Dreams dengan ragam konsekuensi yang bisa berakhir jadi kejutan dengan kualitas visualisasi mumpuni muncul di depan mata Anda adalah sesuatu yang pantas untuk diantisipasi.
Beberapa gamer mungkin mengasosiasikan VR sebagai ruang untuk menikmati game FPS atau Racing dengan lebih imersif. Namun bagi kami, konsep game interactive story seperti Batman: Arkham VR inilah yang akan jadi tulang punggung utama.
Kesimpulan

Batman: Arkham VR adalah sebuah pengalaman yang harus dicoba oleh semua gamer. Ini bukan sebuah pernyataan yang hiperbolik karena serius, ini adalah game yang siap untuk melempar Anda kembali pada diri anak-anak Anda. Sebuah game yang membawa Anda masuk ke dalam Gotham dan meminta Anda untuk berperan sebagai seorang Batman lengkap dengan kemampuan investigasi dan rangkaian gadget yang keren. Batman: Arkham VR akan menjadi sebuah jawaban definitif untuk gamer-gamer yang skeptis soal pengalaman seperti apa yang bisa ditawarkan oleh VR untuk membuatnya berbeda dan unik dibandingkan dengan game-game konvesional yang lain.
Tentu saja, bukan berarti game ini hadir sempurna. Dua keluhan utama yang kami bicarakan sebelumnya adalah keterbatasan konten dan beberapa visualisasi yang tak disertakan. Ada keinginan bahwa cerita yang diusung jauh lebih kompleks dengan runtut scene yang sedikit panjang, alih-alih bergerak lurus dan lugas seperti yang terjadi saat ini. Sementara keluhan lain muncul dari absennya ragam visualisasi yang seharusnya bisa berakhir membuatnya kian sempurna, seperti saat mengendarai Batmobile atau Batwing misalnya.
Namun di luar keluhan tersebut, Batman: Arkham VR adalah sebuah game yang tak wajib dimiliki semua gamer, tapi setidaknya HARUS mereka coba setidaknya sekali di sepanjang seumur hidup mereka. Setidaknya hingga datang game-game VR dengan konsep lebih sempurna di masa depan. Ini adalah game yang akan membuat semua lakon superhero Anda dengan selimut atau handuk di leher saat anak-anak, muncul kembali. Namun kali ini dalam format lebih modern, dengan pengalaman yang lebih imersif. Luar biasa!
Kelebihan

- Visual yang cukup keren
- Pengalaman super imersif
- Puzzle yang didesain cerdas
- Konsep interactive story yang menarik
Kekurangan

- Tak ada alasan kuat untuk memainkan ulang
- Konten yang pendek
- Beberapa hal keren justru tak divisualisasi
Cocok untuk gamer: yang selalu ingin berperan sebagai Batman, mencintai konsep VR
Tidak cocok untuk gamer: yang ingin sensasi aksi yang lebih banyak , melihat kepantasan harga game dari jumlah konten