10 Game Paling Mengecewakan di 2016!

Reading time:
December 21, 2016
  1. Umbrella Corps

umbrella-corps4-600x338

Perlu diingat, ketika Capcom pertama kali memperkenalkan Umbrella Corps kepada dunia, eksistensi soal Resident Evil 7 yang siap kembali ke akar survival horror memang masih belum diketahui. Bayangkan betapa sedih dan kesalnya banyak gamer pencinta seri Resident Evil ketika melihat Capcom menolak untuk mendengar, dan justru membawa franchise andalannya tersebut ke arah yang lebih action. Fakta bahwa kami tak tertarik untuk membeli atau bahkan memainkan Umbrella Corps yang sempat dijual seharga game AAA ini menjadi semacam testimoni seberapa mengecewakannya pendekatan yang dilakukan Capcom di kala itu. Review buruk, komunitas cepat mati, dan popularitas yang sudah tenggelam bahkan  sebelum tahun 2016 berakhir sepertinya sudah menjelaskan begitu banyak hal mengapa game ini pantas untuk masuk.

  1. Battleborn

Battleborn open beta (44)

Kesalahan waktu rilis? Hype yang kalah dibandingkan Overwatch? Ada segudang alasan yang bisa mengarahkan kita pada alasan mengapa Battleborn dari Gearbox Software berujung sebuah kegagalan besar. Ketertarikan massa pada Overwatch sepertinya menjadi sebuah cermin yang bisa digunakan oleh Gearbox untuk  melihat apa yang gagal ditawarkan oleh Battleborn itu sendiri. Keputusan untuk memasukkan UI begitu padat dengan begitu banyak informasi yang membuat layar terasa “kotor” hanyalah awal, di luar desain karakter yang tak memorable dan skill penuh warna-warni yang justru mudah membuat bingung adalah salah satunya.  Namun bagi kami, hal paling fatal adalah fakta bahwa mereka lebih “mementingkan” resolusi dan visual di konsol dengan gameplay 30fps, yang tentu tak nyaman untuk game dengan atmosfer kompetitif yang kuat seperti ini. Kegagalan untuk memerhatikan detail-detail seperti inilah yang membuat kami cukup kecewa dengan Battleborn, dan berakhir menjadi salah satu gamer yang jauh lebih tertarik untuk menginvestasikan uang pada sang kompetitor – Overwatch.

  1. Mirror’s Edge Catalyst

Mirror's Edge Catalyst jagatplay PART 1 (5)

Kebangkitan kembali Mirror’s Edge adalah sesuatu yang sudah disuarakan gamer untuk waktu yang cukup lama. Sebuah game dengan pendekatan visual dan gameplay unik yang berhasil mencuri hati banyak gamer, namun berakhir tak terlalu diperhatikan karena penjualan yang tak memenuhi harapan EA. Di tahun 2016 ini, DICE kembali menguji pasar via sebuah seri  “reboot” – Catalyst. Tak lagi seperti seri pertama yang linear, seri terbaru ini disebut-sebut akan dikombinasikan dengan konsep open-world. Sayangnya, berakhir tak sebaik yang dibayangkan. Dunia yang indah namun terasa hambar, tak ada kebebasan untuk mengeksplorasinya untuk sekedar bersenang-senang, misi sampingan yang tak menarik, menjadi bayangan yang cukup kuat untuk “menutupi” sensasi parkour-nya yang sebenarnya solid.

  1. Mafia III

mafia-3-jagatplay-part-1-89-1-600x338

Mengapa Mafia III masuk ke dalam posisi yang cukup tinggi di top list kami kali ini? Karena semakin tinggi ekspektasi yang muncul, semakin keras pula tamparan kekecewaan yang ia hasilkan. Sejujurnya, kami bahkan cukup optimis bahwa Mafia III bisa bersaing dengan Uncharted 4: A Thief’s End sebagai kandidat game third person shooter terbaik untuk tahun 2016 ini. Dengan mindset seperti ini, didukung dengan ragam screenshot dan trailer yang menawan, kami menjajal Mafia III. Lupakan sementara soal kemampuan 2K Czech dan Hangar 13 menciptakan atmosfer kota di  masa klasik yang fantastis, atau bagiamana mereka membangun plot dasar dengan gaya cerita ala dokumenter yang unik dan cukup menjual. Karena pada akhirnya, Mafia III adalah sebuah game open-world dengan segudang masalah. AI yang tak responsif terhadap beragam aksi yang Anda lakukan, misi sampingan yang terhitung malas, dan sense of progress yang tak membuat Anda merasa seperti seorang boss Mafia adalah keluhan terbesar. Seandainya saja mereka bisa mengkombinasikan apa yang kita sukai dari Mafia dan membubuhkan sedikit bumbu gameplay dari game adaptasi Godfather di masa lalu, maka ia akan berakhir jadi game yang pantas untuk kami sandingkan dengan Uncharted 4. Namun di posisi saat ini, ia adalah salah satu sumber kekecewaan yang bahkan eksistensinya tak pantas untuk dibicarakan lebih jauh.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…