Review Dishonored 2: Sekuel yang Pantas!
Membangun sebuah franchise baru dan membuatnya diakui oleh industri game, baik dari media ataupun gamer sebagai konsumen, tentu bukan pekerjaan yang mudah. Dari begitu banyak proyek yang berusaha melakukan penetrasi pasar selama beberapa tahun terakhir ini, game open-world racikan Arkane Studios dan Bethesda – Dishonored memang pantas menyandang predikat sebagai salah satu yang terbaik. Terlepas dari kacamata orang pertama yang membuatnya mungkin terasa mirip dengan game action lain yang mengambil sudut pandang serupa, Arkane berhasil membuatnya terasa istimewa. Sebuah game yang tak hanya memberikan Anda ruang cukup besar untuk bermain, tetapi juga memilih sendiri metode penyelesaian untuk setiap objektif yang ada.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya sepertinya sudah mendapatkan sedikit gambaran soal apa yang ditawarkan oleh Dishonored 2. Arkane sepertinya hadir dengan satu mindset – untuk tidak berusaha memperbaiki sesuatu yang tidak salah, sesuatu yang kami sambut dengan baik. Hasilnya? Dari inti pemainan dasar yang ia tawarkan, Anda yang sudah mencicipi Dishonored pertama akan mendapatkan sensasi familiar. Namun tak sekedar mengulang formula kesuksesan yang sama, mereka juga menyuntikkan beberapa inovasi gameplay baru seperti sistem dua karakter dengan skill yang berbeda satu sama lain dan juga desain level yang kini membuka banyak ruang untuk eksplorasi dan implementasi gaya bermain yang bervariatif. Kita berbicara soal desain yang bahkan memungkinkan Anda untuk menyelesaikan game ini tanpa mengandalkan kekuatan sama sekali.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dishonored 2 ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah seri sekuel yang pantas? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Dishonored 2 sendiri merupakan sekuel langsung dari seri Dishonored pertama. 15 tahun setelah event pertama, Emily Kaldwin akhirnya tumbuh menjadi seorang wanita dewasa yang duduk di atas singgasana Dunwall. Dan di sampingnya, berdiri setia sang ayah – Corvo Attano yang juga berperan sebagai pelindung dan sekaligus sebagai seorang penasihat. Namun “mimpi indah” ini ternyata tak bertahan selamanya. Karena “sesuatu” yang mencekam tengah terjadi.
Salah satu yang cukup membingungkan adalah tuduhan bahwa Emily sudah menggunakan kekuatan opresif untuk membungkam semua lawan politiknya. Seorang pembunuh yang mendapatkan julukan sebagai “C rown Killer” merajalela, membuat tuduhan tersebut terdengar seperti sesuatu yang punya dasar yang cukup kuat. Puncaknya adalah ketika Duke of Serkonos – Luca Abele datang menghadiri perayaan kematian ibu Emily – Jessamine Kaldwin. Ia membawa seorang penyihir bernama Delilah.
Delilah sendiri ternyata bukan orang “biasa”. Kehadirannya di ruang singgasana tersebut semata-mata untuk memperkenalkan dirinya sebagai saudara kandung dari Jessamine itu sendiri, yang membuatnya lebih berhak atas tahta kerajaan dibandingkan Emily. Tak lagi menahan diri, Delilah langsung menyerang dan membekukan Emily / Corvo (tergantung pada karakter yang Anda pilih) dan melakukan kudeta. Dunwall jatuh dan semua orang yang setia pada Emily, berakhir tragis. Emily / Corvo kini harus berpetualang sendiri untuk tak hanya menundukkan Delilah saja, tetapi juga menyelamatkan Emily / Corvo dari kondisi membatunya.
Lantas, tantangan seperti apa yang harus mereka hadapi? Siapa pula sebenarnya Delilah? Mampukah Emily / Corvo menyelamatkan Dunwall? Anda harus memainkan game ini untuk mendapatkan jawabannya sendiri.