Review Berserk & The Band of the Hawk: Banjir Darah!
Tak Sekedar Banjir Darah!

Mendefinisikan Berserk & The Band of the Hawk sebagai sebuah game Musou dengan ekstra darah, bisa dibilang, menyederhanakan daya tarik yang hendak ditawarkan oleh game yang satu ini. Memang, Anda akan bertemu dengan gameplay yang sebenarnya tak banyak berbeda dibandingkan game-game Musou lainnya, tapi kini dengan ekstra konten gore yang lebih kentara. Darah dan potongan tubuh mendarat dimana-mana, tak seperti seri Musou yang lain. Namun kami menyebutnya sebagai komitmen untuk mencapai tujuan yang jelas. Apa itu? Benar sekali, setia dengan sumber materi yang mereka gunakan itu sendiri, dalam hal ini – manga / anime Berserk. Bahwa bukan sekedar darah, mereka hendak menawarkan atmosfer yang sesuai.


Maka Anda yang cukup familiar dengan seri anime / manga-nya akan merasa puas dengan apa yang ditawarkan Omega Force di sini. Mereka memastikan bahwa semua tema dewasa kontroversial yang dikenal dari seri ini tetap ditawarkan di versi video gamenya, walaupun tidak secara eksplisit. Maka Anda akan berhadapan dengan ketelanjangan, hingga konten yang lebih disturbing seperti pemerkosaan oleh binatang / monster hingga animasi pembunuhan anak kecil yang cukup untuk membuat hati Anda terenyuh. Bagian-bagian ketelanjangan memang ditutupi dengan kabut tipis sebagai teknik sensor standar yang mungkin sering Anda lihat, namun secara keseluruhan, temanya sendiri ditangkap dengan sangat baik. Apalagi dengan pendekatan visualisasi ala kartun dengan teknik cell-shading.
Satu yang menarik, mereka juga memugar banyak scene ikonik dari Berserk dengan animasi kualitas definisi tinggi, terutama untuk arc Golden Age. Beberapa scene di masa lalu yang divisualisasikan dengan gambar definisi rendah kini tampil dengan kualitas jauh lebih baik, yang tentu saja akan “menggoda” untuk para basis fans franchise yang satu ini. Sementara untuk bagian cerita dari manga yang belum di-cover oleh anime itu sendiri, mereka memuat cut-scene yang didesain khusus untuknya. Memang harus diakui, walaupun menarik, hal ini cukup membuat ada kesan ketimpangan yang jelas antara arc cerita di awal (yang sempat memilik versi anime-nya) dengan arc-arc selanjutnya, terutama untuk konten cut-scene. Cukup untuk mengundang tanda tanya.

Namun memang harus diakui, dengan pendekatan seperti ini, Omega Force tidak main-main ketika mereka berniat untuk mengadaptasi franchise yang satu ini. Bahwa darah dan potongan tubuh yang akan membanjiri layar Anda ketika mencicipinya hanyalah daya tarik permukaan untuk memperlihatkan dedikasi tersebut. Walaupun harus diakui, tak banyak berbeda dari sisi gameplay.
Pesona Dragon Slayer

Dari sisi gameplay, seperti yang bisa Anda prediksi, tak ada perubahan signifikan yang bisa disebut revolusioner di Berserk & The Band of the Hawk ini. Ini tetaplah sebuah game Musou yang akan membawa Anda berperan sebagai satu karakter dengan kekuatan luar biasa yang tak akan kesulitan untuk menghabisi ribuan pasukan yang ada jika memang dibutuhkan. Yang berbeda di Berserk mungkin terletak pada desain musuh itu sendiri. Bahwa mengikuti cerita arc yang bergerak mengikuti sosok Guts, musuh Anda di awal hanya akan terdiri dari pusakan manusia biasa hingga akhirnya, bertemu dengan varian makhluk supranatural yang sepertinya tak sulit untuk melahap Anda jika dibutuhkan.
Namun anehnya, mencicipi Story Mode dan membelah mereka dengan menggunakan Guts menghasilkan kepuasan tersendiri. Omega Force mungkin tak menawarkan sesuatu yang signifikan dari mekanik gameplay dasar yang masih bergantung pada pertarungan masif dengan AI “super bodoh” ini, namun setidaknya, mereka berhasil membuat mekanik dengan Guts begitu tepat sasaran. Anda bisa merasakan beratnya pedang yang dibawa Guts lewat animasi dan kecepatan gerakan yang ia hasilkan untuk setiap tebasan yang ada. Namun di sisi lain, ada kombinasi-kombinasi serangan berbasis kombo yang bisa Anda picu untuk memastikan efek serangan yang lebih luas. Ketika Anda mendapatkan Dragon Slayer sesuai cerita, pedang besar tersebut membuat kepuasan tersebut bahkan lebih baik lagi.


Kombinasi serangan yang difokuskan pada eksekusi kombo berbasis serangan Normal dan Heavy ini memang bisa dimaksimalkan untuk ragam skenario. Ada beberapa serangan yang didesain untuk “membersihkan” area, sementara lainnya lebih efektif untuk pertarungan melawan boss-boss yang akan muncul untuk membuat perjalanan Anda sedikit lebih tertantang. Yang menarik? Guts juga akan didukung dengan ragam Sub-weapon yang bisa dikategorikan sama dengan efek skill di game RPG, misalnya, berbasis cooldown. Anda bisa menggunakan Cannon di tangan buntung Guts, melemparkan peledak, hingga menggunakan panah jika dibutuhkan. Sisanya? Tinggal menyelesaikan apapun misi yang muncul di layar, dari membasmi musuh hingga bersih hingga sekedar bertahan hidup hingga pagi datang.
Ada satu pendekatan unik yang ditawarkan oleh Berserk & The Band of the Hawk ini, namun sayangnya, menurut kami berakhir tak sebaik yang dibayangkan.Untuk mensimulasikan apa yang terjadi dengan sesi di anime / manga-nya sendiri, akan ada beberapa titik yang meminta Anda untuk bertarung satu lawan satu dengan Guts sebagai karakter utama. Untuk mendukung hal tersebut, mereka menawarkan sistem kunci lock-on dan kemampuan Guts untuk menghindar. Namun sayangnya, Omega Force sepertinya masih tak handal untuk menanganinya. Kami sendiri sebenarnya mengantisipasi level permainan yang setidaknya didesain untuk mengikuti gaya Dark Souls atau sejenisnya untuk mendukung sensasi pertarungan Mano a Mano yang pas. Namun yang kami temukan? Seri Musou yang dipaksa untuk pertaurngan satu lawan satu, dimana serangan pedang Anda tak terasa memberikan impact lain selain damage. Sementara di sisi lain, musuh dengan ukuran besar ini tak sulit untuk menghasilkan efek serangan dari membuat Anda melayang ke atas hingga mendorong Anda ke sudut arena pertempuran. Ditambah dengan efek kamera yang terkadang mengunci Anda dengan bodohnya di sudut, ini adalah resep untuk sensasi yang penuh rasa frustrasi.


Tentu saja, untuk urusan pertarungan 1 vs 1 seperti di atas, Berserk akan bisa tampil fantastis jika ia bisa dilahirkan kembali sebagai sebuah game Souls-like, alih-alih Musou. Namun di luar masih hampanya mimpi tersebut, Berserk & The Band of the Hawk menawarkan satu ekstra fitur lainnya untuk bisa Anda nikmati – yakni kustomisasi. Lewat material dan equipment yang bisa Anda dapatkan dari pertempuran atau toko, Anda bisa memperkuat Guts dengan ragam perlengkapan yang akan mempengaruhi statusnya, dari serangan hingga kemampuan bertahan itu sendiri. Ini jadi ekstra kesibukan yang cukup menarik, setidaknya untuk mengalihkan sedikit perhatian Anda dari sensasi gameplay yang repetitif.

Pada akhirnya, Berserk & The Band of the Hawk adalah sebuah game seperti layaknya game Musou yang lain dengan inovasi yang bisa dibilang minim. Selain darah dan konten lebih dewasa, sensasi pedang raksasa milik Guts mungkin jadi hal lain yang bisa kami nikmati. Namun sayangnya, ia masih memuat masalah Musou klasik seperti AI super bodoh dan konten yang terasa repetitif. Bahkan mode lain seperti Free Mode yang memungkinkan Anda untuk menjajalnya kembali misi dengan karakter lain atau Endless Eclipse yang memuat pertarungan standar dari lantai ke lantai, tak banyak membantu.