Review Patapon Remastered: Perang dan Dansa!
Remaster yang “Aneh”

Aneh adalah reaksi pertama yang muncul dari benak kami ketika mendengar dan akhirnya, berhadapan dengan Patapon Remastered ini. Alasannya? Sederhana. Karena sebagian besar game Remaster yang dirilis di pasaran saat ini memang punya potensi untuk terlihat memesona dengan ekstra kerja keras untuk menyempurnakan kualitas visual yang ada. Kita berbicara soal game seperti Modern Warfare Remastered atau Crash Bandicoot N.Sane Trilogy, hingga dua seri Metro awal yang bahkan berganti engine untuk membuatnya terlihat relevan di industri game saat ini. Game-game Remaster yang “sekedar” meningkatkan resolusi tekstur karakter dan lingkungan seperti Resident Evil HD atau Final Fantasy XII: The Zodiac Age juga menjadi bukti akan pendekatan seperti ini. Bahwa terlepas dari betapa tuanya usia game-game ini, sedikit permak akan membuatnya terlihat memesona untuk dinikmati kembali di platform generasi saat ini. Namun Patapon? Bukan sebuah game yang memang membutuhkan perlakuan seperti ini. Bahwa kenikmatan mencicipinya akan lebih baik jika disuguhi dengan kualitas visualisasi lebih baik.
Dengan game yang minim efek dan hanya meminta Anda untuk menikmati perang suku yang dilambangkan oleh desain yang sederhana dengan warna sebagai clue visual yang dominan, menemukan Patapon sebagai target Remaster dari Sony tentu saja jadi unik. Kehadirannya dalam resolusi lebih tinggi adalah sebuah perlakuan yang pantas disambut baik, namun di mata kami, bukanlah sesuatu yang terhitung esensial. Sepertinya pertimbangan utama dari dirilis ulangnya game ini sederhana – memberikan kesempatan bagi gamer Playstation 4 yang belum pernah memiliki PSP, mencicipi game yang sempat mendapatkan pujian dan popularitas tinggi yang satu ini.


Pendekatan seperti ini otomatis menjadikan gameplay sebagai alasan utama untuk melirik Patapon Remastered ini, dan bukan visual. Sony sendiri bisa dibilang melakukan pekerjaan setengah hati juga dengan proses yang satu ini. Walaupun ia mengusung gameplay lebih baik, dengan resolusi gambar dan warna dunia / karakter yang kini terlihat lebih tajam, Patapon Remastered ini masih mempertahankan resolusi cut-scene berbasis cerita dari versi PSP-nya. Hasilnya? Ketika menikmatinya di televisi layar besar dengan resolusi 1080p misalnya, Anda bisa melihat gambar cut-scene pecah yang tentu saja, mengecewakan.

Sony juga tidak menawarkan tambahan konten atau perubahan dari sisi suara / gameplay di dalam versi Remastered ini. Ditawarkan di harga terjangkau, jelas seperitnya, bahwa proyek ini memang lebih diarahkan bagi gamer yang penasaran dengan gameplay Patapon dengan visual resolusi tinggi sebagai “bonus”. Tidak seperti kebanyakan game Remaster lainnya yang perhatian utamanya biasanya diarahkan pada seberapa signifikan perbaikan kualitas visual terlebih dahulu.
Perang dan Dansa!

Untuk Anda yang masih belum familiar apa itu Patapon, cara paling sederhana adalah menyebutnya sebagai sebuah game action RPG dengan elemen Ritme di dalamnya. Berperan sebagai Dewa yang dianugerahi sebuah drum spesial untuk mengendalikan dan memberikan instruksi apa yang harus dilakukan oleh suku Anda, Anda harus menggunakan ritme spesifik untuk menghasilkan gerakan tertentu yang dibutuhkan. Setiap tombol pada kontroler Anda merepresentasikan bunyi tertentu yang harus berakhir dikombinasikan dalam format empat perintah untuk melakukan hal tersebut.
Sebagai contoh, tombol kotak adalah “PATA” dan tombol lingkaran adalah “PON”. Untuk meminta kelompok suku yang Anda pimpin untuk bergerak maju, Anda harus melemparkan perintah ritme untuk meminta mereka maju, yang di sini adalah PATA PATA PATA PON, yang berarti kotak, kotak, kotak, lingkaran. Dengan musik yang juga terus mengalun di belakang, Anda harus memastikan Anda mengeksekusinya di ketukan yang tepat. Terlalu cepat, terlalu lambat, atau jika Anda tidak sengaja menekannya ketika para Patapon ini berteriak, maka perintah ini akan terhitung gagal. Ada perintah lain seperti PON PON PATA PON alias Lingkaran, Lingkaran, Kotak, Lingkaran yang akan meminta suku Anda untuk menyerang.


Maka inti permainan akan berkutat pada usaha untuk memastikan suku Anda berhasil bertahan hidup dari rintangan apapun yang mengintai mereka selama mencari IT. Seiring progress berjalan, lebih banyak instruksi perintah akan bisa Anda eksekusi, termasuk untuk bertahan ataupun mengeluarkan serangan magis spesial yang mampu mempengaruhi lingkungan yang ada. Jika Anda berhasil mengeksekusi ragam perintah ini tanpa masalah selama setidaknya 10 kali berturut-turut, maka suku yang Anda bawa akan jatuh dalam kondisi FEVER, yang jika bisa Anda pertahankan, akan membuat Anda mampu mengeksekusi serangan lebih cepat dengan damage lebih besar. Anda akan secara konsisten dituntut untuk terus mawas pada apa yang tengah terjadi di medan pertempuran dan memberikan perintah spesifik dan efektif untuknya.
Terdengar sederhana? Tunggu dulu, karena percaya atau tidak, Patapon bukanlah game ritme yang mudah. Bukan hanya karena situasi pertempuran yang selalu berubah dan berbeda yang menuntut Anda untuk lebih responsif dalam memberikan perintah saja, tetapi fakta juga karena timing untuk mengeksekusi setiap ritme ini terhitung kecil dan pendek. Presisi adalah sesuatu yang esensial di Patapon.Belum cukup sulit? Ada begitu banyak gangguan, dari sisi visual ataupun audio, yang semuanya didesain untuk mengalihkan perhatian Anda dari apa yang seharusnya penting untuk menyelesaikan cerita yang ada. Pada akhirnya, desain level yang ia usung juga bukan sesuatu yang bisa Anda anggap remeh.


Di awal, ia seperti sebuah perjalanan menyenangkan yang tak mengancam sama sekali. Namun seiring dengan progress permainan dan lebih banyak level yang Anda buka, maka Anda akan mulai memahami bahwa PATAPON bukanlah game main-main yang bisa Anda selesaikan sembari lalu. Pertempuran boss selalu intens, setiap level selalu menawarkan tantangan unik yang butuh strategi tertentu, dan juga membutuhkan proses farming tersendiri. Untuk urusan yang terakhir ini, dengan ragam kelompok pasukan yang bisa Anda bentuk – range atau melee, memastikan setiap darinya dihuni oleh kelompok yang unggul dari segi kualitas ataupun kuantitas akan jadi salah satu kunci untuk memenangkan setiap level yang ada. Ya, game ini butuh grinding.
Sepertinya halnya game-game RPG pada umumnya, ada strategi untuk setiap kondisi yang Anda hadapi, terutama ketika berhadapan dengan pertempuran boss yang ada. Kapan Anda harus menyerang? Kapan Anda harus bertahan? Apakah ini adalah kesempatan terbaik untuk maju? Apakah Anda siap mengorbankan pasukan Anda? Apakah ini adalah timing yang tepat untuk memicu FEVER dan menggunakan kemampuan magis yang ada? Ada begitu banyak pertimbangan yang membuat perhatian otak Anda terbagi secara konsisten di luar memastikan ritme gendang tetap berjalan sebagai instruksi perintah utama.

Setiap pasukan Patapon ini juga bisa diperkuat layaknya game RPG. Jatuh sebagai loot dari musuh ataupun apapun misi yang tengah berusaha Anda selesaikan, Anda bisa memperkuat mereka dengan senjata dan armor yang lebih kuat. Anda juga berkesempatan untuk mendapatkan material langka yang memungkinkan Anda menciptakan varian pasukan yang lebih kuat, yang tentu saja, akan berakhir menuntut Anda untuk mengeluarkan mata uang dalam jumlah yang lebih besar. Pada akhirnya, percaya atau tidak, Patapon menuntut level grinding tertentu.